Mohon tunggu...
Nada Kayla
Nada Kayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya.

Mahasiswi (18) Psikologi Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Hubungan Sleep Deprivation dan Kesehatan Mental pada Mahasiswa

11 Desember 2023   20:58 Diperbarui: 11 Desember 2023   21:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: iStockPhoto

Pernahkah kamu merasakan kondisi sulit tidur? Atau pernahkah kamu merasa tidak memiliki waktu tidur yang cukup? Ketahuilah bahwa kedua hal di atas bukan terjadi tanpa alasan, bisa saja kondisi tersebut justru berpengaruh pada gangguan tidur yang dimiliki, seperti yang akan dibahas dalam artikel ini, yaitu gangguan sleep deprivation.

Sleep deprivation adalah gangguan seseorang di mana ia mengalami kondisi kurang tidur atau tidak memiliki waktu tidur yang cukup pada malam hari sesuai dengan jumlah tidur yang dibutuhkan.

Berdasarkan ilmu neurosicence, kurang tidur dapat mengubah aktivitas otak dan hubungan antar neuron sehingga nantinya mempengaruhi kinerja kognitif dan memori. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi daya ingat dan konsentrasi saat beraktivitas. Kebiasaan kurang tidur di kalangan mahasiswa menjadi salah satu hal yang lumrah karena kebanyakan dari mahasiswa cenderung melakukan kebiasaan tersebut secara berulang-ulang bahkan diikuti dengan kebiasaan mahasiswa dalam mengerjakan tugas secara deadliner atau mepet. 

Kebiasaan kurang tidur terutama bagi mahasiswa tidak hanya disebabkan karena satu alasan yang kronis, tetapi dapat juga disebabkan karena hal-hal lain, contohnya bagi mahasiswa perantauan yang melakukan part time saat malam hari sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur yang cukup justru digunakan untuk bekerja. Selain itu, memiliki tingkat stres yang tinggi juga menjadi salah satu faktor adanya sleep deprivation.

Bagi mahasiswa, kondisi stres yang mereka hadapi bermacam-macam dan sudah menjadi makanan sehari-hari, mulai dari tugas yang banyak dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda, faktor eksternal yang datang tidak terduga, hingga tekanan akademik yang dipikul bagi setiap mahasiswa. Semua hal tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya sleep deprivation, maka dari itu mahasiswa diharapkan untuk aware terhadap waktu tidur yang mereka miliki untuk meminimalsasi adanya gangguan tidur yang dapat terjadi kapan saja. Sama halnya seperti gangguan yang lain, gangguan tidur memiliki beberapa dampak yang harus diidentifikasi dan diketahui oleh setiap orang. Banyak dari kita tidak menyadari bahwa dampak kecil yang kita hadapi dapat menjadi hal yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup kita, bahkan dampak fisiologis dapat kita rasakan jika gangguan tidur tidak ditangani mulai dari kenaikan berat badan yang signifikan, risiko seseorang terkena diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung yang berisiko, hingga kematian.

Menurut data National Institutes of Health, kebiasaan kurang tidur tersebut berdampak pada kesehatan mental terutama prestasi akademik, bahkan masalah kurang tidur ditetapkan sebagai penyebab nomor 2 kesulitan dalam meraih prestasi akademik.

1. Gangguan belajar

Gangguan belajar dapat terjadi disebabkan kondisi otak bagian amygdala yang mengalami peningkatan aktivitas hingga 60 persen karena kurangnya tidur sehingga mempengaruhi bagaimana sistem otak bekerja. Gangguan ini dapat terjadi berupa tingkt kefokusan yang tidak stabil bagi setiap mahasiswa pada saat belajar, akibatnya mahasiswa akan kesulitan dalam memproses setiap ilmu yang akan mereka pelajari.

2. Performa akademik yang menurun

Performa akademik menjadi salah satu acuan bagi mahasiswa agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik. Performa akademik yang menurun terjadi karena kondisi mahasiswa yang kelelahan dan kurang tidur, walaupun kebanyakan mahasiswa mengisi waktu malam harinya dengan mengerjakan tugas-tugas, tetapi hal itu justru berpengaruh terhadap performa kemampuan belajar yang lama kelamaan akan terasa.

3. Gangguan mood

Mood yang baik menjadi faktor penting bagi setiap orang untuk melakukan aktivitasnya. Kondisi otak yang mengalami peningkatan aktivitas akan berpengaruh pada kemampuan orang dalam mengendalikan emosi yang dimiliki, maka dengan mood yang baik mahasiswa juga dapat melaksanakan kegiatan perkuliahannya dengan menyenangkan. Sehingga apabila kebiasaan kurang tidur dilakukan terus-menerus, maka dampaknya akan sangat berpengaruh pada kondisi mood setiap mahasiswa. Lebih parahnya, mahasiswa akan mengalami gangguan mood yang nantinya diperburuk dengan gangguan kesehatan mental yang berbahaya.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, sleep deprivation memiliki dampak nyata terhadap risiko mahasiswa terkena gangguan kesehatan mental. Adanya gejala munculnya sleep deprivation dapat memperburuk berbagai kesehatan mental yang lain, seperti stres, kecemasan, atau bahkan depresi. Akibat dari adanya gangguan kesehatan mental tersebut, tidak sedikit kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa pada setiap tahunnya.

Kebanyakan mahasiswa tidak menyadari dan bersikap acuh tak acuh terhadap adanya dampak kurang tidur bagi kesehatan mental mereka. Padahal, kondisi yang sering mahasiswa hadapi, seperti mengantuk saat di kelas atau mood swings yang berkelanjutan sepanjang hari saat mereka beraktivitas dapat disebabkan karena pada malam hari mahasiswa tidak memiliki tidur yang cukup.

Dampak-dampak di atas dapat memperburuk adanya gangguan tidur jika tidak dilakukan penanganan yang tepat. Pencegahan gangguan tidur dapat dimulai dengan mengubah kebiasaan dan menyesuaikan rutinitas tidur yang normal sehingga tubuh akan memberikan sinyal otomatis ketika sudah waktunya tidur. Selain dengan mengubah kebiasaan, penanganan yang dapat dilakukan adalah bantuan obat dengan resep dokter, tidak sedikit obat yang bekerja untuk mengatasi gangguan tidur. Namun, ketergantungn obat tidak disarankan karena nantinya akan berbahaya dan berisiko bagi kesehatan jangka panjang.

Mahasiswa pada dasarnya memiliki rutinitas yang pada setiap harinya sehingga untuk mencegah adanya gangguan tidur yang mengarah pada gangguan kesehatan mental, mahasiswa dapat membuat jadwal tidur dan jadwal belajar yang balance. Apabila gangguan tidur sudah tidak dapat ditangani dengan melakukan penanganan-penanganan tersebut, maka disarankan berkunjung ke profesional untuk mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kondisi setiap mahasiswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun