Sekarang sudah menjadi hal yang lumrah melihat transaksi jual beli online dalam aplikasi maupun melalui media sosial. Banyak para penjual yang beralih menjual dagangannya secara online, dengan maksud agar jangkauan konsumennya meluas dan mendapat lebih banyak pembeli yang 'order'.
Di era digital ini, berbelanja secara daring menjadi pilihan terbaik jika dilihat dari perilaku kita yang sangat menginginkan kepraktisan dalam menjalani berbagai aktivitas, khususnya berbelanja. Berbagai macam barang atau kebutuhan sehari-hari dapat ditemukan melalui online. Dan tentu, dengan semakin banyak kiriman paket dari pembelian online ini, maka berbagai sampah hasil pengiriman tersebut akan semakin meningkat pula.
Melalui riset LIPI pada bulan Mei 2020, 96% toko online masih menggunakan plastik untuk membungkus paket mereka. Hal ini membuat sampah rumah tangga semakin meningkat karena kebanyakan dari benda tersebut tidak di daur ulang.
Dibandingkan dengan berbelanja di sebuah toko atau minimarket, belanja secara daring ini memakan 3x bahkan lebih banyak pembungkus untuk melindungi barang yang dikirim kepada pembeli, dan pembungkus itupun cepat berakhir di tempat pembuangan sampah.
Maka dari itu, disini aku ingin membahas tentang tips nyaman berbelanja online tanpa harus memikirkan sampah pembungkus yang banyak atau yang sulit di daur ulang.
Kenali toko
Ketahui apakah toko yang ingin kamu pilih untuk belanja online tersebut membungkus paket dengan ramah lingkungan atau tidak. Beberapa toko terkadang membungkus paket mereka dengan berlebih, dengan bubble wrap yang sangat tebal atau dengan plastik yang berlapis. Jika iya, kamu bisa mencari toko lainnya yang lebih ramah lingkungan.
Bisa juga dengan hubungi penjual untuk memberi saran agar membungkusnya dengan minim plastik atau barang ramah lingkungan, seperti kertas dan kardus.
Tidak menggunakan bubble wrap
Ketika mengirimkan sebuah paket, tak tertinggal dengan benda yang satu ini. Ya, bubble wrap memang menjadi pilihan utama untuk menyimpan paket agar tidak mudah rusak atau pecah, namun benda ini sangat tidak ramah lingkungan. Ditambah lilitan solasi yang panjang membuatnya semakin parah.
Kamu bisa menghubungi penjual untuk mengganti bubble wrap dengan potongan kertas bekas. Dan dapat di tempatkan pada kardus alih-alih memakai plastik dan solasi.
Mendaur ulang sampah pembungkus
Kita mengetahui bahwa beberapa penjual akan melakukan hal praktis dan murah juga untuk sekedar membungkus paket dengan aman agar mendapat rating banyak karena paket tiba di tempat pembeli dengan selamat. Tak dapat dielak lagi akan hal tersebut, maka sebisa mungkin kita kita mendaur ulang bekas pembungkus yang mereka gunakan.
Sebelum membuka paket, pastikan untuk memotong pembungkus dengan benar agar tidak merusak bagian yang mungkin dapat didaur ulang. Untuk bekas bubble wrap ini dapat gunakan sebagai alas untuk melindungi buah atau sayur di dalam kulkas, membungkus tanaman untuk melindungi dari suhu ekstrem, atau dengan menyatukan bubble wrap ketika hendak dibuang agar pemulung atau petugas kebersihan dapat memisahnya untuk mereka daur ulang.
Â
Tidak sering berbelanja online.
Ini adalah tips terbaiknya, yaitu dengan tidak sesering mungkin berbelanja online. Memang belanja online sangat praktis dan kita menjadi tidak susah payah pergi ke toko untuk memilih barang. Namun pembungkus maupun sisa sampah bekas pengiriman ini menjadi 3x lebih banyak daripada ketika kamu belanja di toko.
Coba cek terlebih dahulu toko terdekat yang menjual barang yang sama yang ada di online shop. Jika ada walau harganya lebih tinggi sedikit, beli saja yang ada di toko. Toh kamu juga perlu menambah biaya untuk ongkos kirimnya.
Itulah sedikit dari tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah akibar dari belanja secara daring atau online. Semoga tips ini bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H