Mohon tunggu...
NADA GLADYS AULIYA AZ ZAHRA
NADA GLADYS AULIYA AZ ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Hobi saya yaitu memasak dan liburan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Baru

3 Desember 2024   19:14 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibuat oleh: Nada Gladys Auliya Az Zahra.

Nim: 005241100

KESEHATAN MENTAL MAHASISWA BARU UNIVERSITAS AIRLANGGA DALAM MENYEIMBANGKAN AKTIVITAS PERKULIAHAN, MAGANG, DAN KEGIATAN ORGANISASI

      Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan mahasiswa, terutama bagi mereka yang baru saja memasuki dunia perkuliahan. Universitas Airlangga yang dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki reputasi terbaik dan terkemuka di Indonesia, tepatnya yang terletak di Surabaya ini tidak hanya menawarkan pendidikan yang berkualitas, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung perkembangan semua mahasiswanya. Namun, dengan jumlah mahasiswa baru yang terus meningkat setiap tahunnya, tantangan kesehatan mental menjadi isu yang semakin relevan untuk dibahas.
      Memasuki universitas adalah salah satu transisi paling signifikan dalam kehidupan beberapa individu. Bagi beberapa mahasiswa baru, ini adalah pengalaman pertama mereka hidup jauh dari rumah, dan menghadapi tanggung jawab baru mereka, serta beradaptasi dengan lingkungan akademis yang mungkin sangat berbeda dari pendidikan sebelumnya. Dalam konteks ini, kesehatan mental tidak hanya menjadi perhatian individu, tetapi juga tanggung jawab bersama antara mahasiswa, fakultas, dan pihak universitas.
      Tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa baru di Universitas Airlangga pada tahun 2024 ini sangat beragam. Tekanan akademis yang tinggi sering kali menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan mental beberapa mahasiswa. Mahasiswa baru sering kali merasa harus memenuhi ekspektasi diri sendiri maupun orang lain, yang dapat menyebabkan timbulnya rasa stres dan kecemasan. Selain itu, perubahan dalam lingkungan sosial juga dapat menciptakan rasa kesepian bagi mereka yang belum terbiasa dengan kehidupan kampus.
      Saya percaya bahwa perhatian yang besar terhadap kesehatan mental mahasiswa baru bukan hanya sekedar pilihan melainkan suatu keharusan yang harus dilakukan. Sudah saatnya universitas mengambil langkah proaktif untuk memastikan bahwa mahasiswanya tidak hanya berhasil secara akademis tetapi juga sehat secara emosional dan mental. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai fakta tentang kesehatan mental, jenis-jenis kesehatan mental, beberapa alasan mahasiswa baru perlu menyeimbangkan aktivitas perkuliahan, dampak jika mahasiswa baru tidak dapat menyeimbangkan aktivitas, solusi bagi mahasiswa baru agar kesehatan mentalnya tetal terjaga, serta langkah proaktif yang bisa diambil oleh pihak universitas.

Fakta tentang kesehatan mental:
1.Kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan watak berada dalam keadaan sejahtera sehingga kita bisa menjalankan aktivitas dan menikmati hidup.

2.Dengan kondisi mental yang baik, kita nantinya bisa mengatasi stres dari tekanan hidup, memanfaatkan waktu secara produktif, dan mudah menyadari potensi yang kita miliki.

3.Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan menerapkan gaya hidup sehat, melakukan hobi atau hal yang menyenangkan, dan belajar mencintai diri sendiri.

Jenis-jenis kesehatan mental:
    Terdapat beberapa jenis masalah atau gangguan kesehatan mental, berikut merupakan 4 jenis kesehatan mental yang umum terjadi:

1.Stres:
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, memicu depresi. Stres bukan saja dapat mempengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

2.Gangguan kecemasan:
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.

3.Depresi:
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu minggu atau berbulan bulan.

4.Psikosis:
Psikosis adalah seseorang yang mengalami gangguan delusi dan halusinasi. Kondisi ini menyebabkan seseorang kesulitan untuk membedakan kenyataan dan imajinasi. Psikosis juga dapat membuat penderita berbicara tidak masuk akal serta berperilaku tidak sesuai dengan suatu kondisi yang sedang terjadi.

Beberapa alasan mahasiswa baru perlu menyeimbangkan aktivitas perkuliahan, magang, dan kegiatan organisasi:

1.Agar tidak stres:
Mahasiswa baru tentunya masih harus beradaptasi di dunia perkuliahan, untuk itu mahasiswa baru harus dapat menyeimbangkan aktivitas-aktivitasnya.

2.Agar tugas cepat selesai dan tidak terbengkalai:
Banyaknya tugas dari perkuliahan, magang, dan kegiatan organisasi dapat berpotensi untuk tidak selesai. Tugas-tugas tersebut berpotensi terbengkalai jika mahasiswa tidak dapat menyeimbangkan aktivitasnya.

3.Agar memiliki waktu luang:
Mahasiswa pasti ingin memiliki waktu untuk dirinya sendiri (me time) atau memiliki waktu berkumpul bersama keluarga (quality time) di sela-sela kesibukannya.

4.Agar tidak mudah sakit:
Tubuh dapat kelelahan bahkan jatuh sakit jika terlalu banyak aktivitas dan kurang waktu istirahat, tidak terkecuali mahasiswa.

Dampak jika mahasiswa baru tidak dapat menyeimbangkan aktivitas perkuliahan, magang, dan kegiatan organisasi:

1.Stres dan depresi
Mahasiswa baru dapat merasa stres dan depresi akibat terbebani tugas dan aktivitas bila tidak dapat menyeimbangkan aktivitas nya.

2.Tugas tidak cepat selesai dan terbengkalai
Mahasiswa baru akan kesulitan menyelesaikan tugas dan aktivitas yang bertabrakan jika tidak berusaha menyeimbangkan nya.

3.Terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu luang
Mahasiswa baru tidak akan memiliki waktu luang (me time dan quality time) jika tidak bisa menyeimbangkan aktivitas-aktivitasnya. Mereka akan cenderung menyendiri (individualis) karena banyaknya tugas dan aktivitas yang perlu di selesaikan nya.

4.Mudah sakit
Mahasiswa baru yang tidak bisa menyeimbangkan aktivitasnya akan merasa lelah bahkan mudah jatuh sakit karena terlalu memaksakan tubuh dan pikiran mereka untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitasnya tersebut.

Solusi bagi mahasiswa baru agar kesehatan mental nya tetap terjaga di tengah-tengah aktivitas perkuliahan, magang, dan kegiatan organisasi.

1.Membuat jadwal aktivitas (to do list):
Membuat jadwal atau to do list setiap harinya akan sangat membantu untuk menyeimbangkan aktivitas-aktivitas, baik itu perkuliahan, magang, kegiatan organisasi, dan lain sebagainya. Dengan membuat to do list, kegiatan akan lebih teratur dan teorganisir, mahasiswa baru juga dapat memiliki waktu istirahat serta waktu luang yang dapat di gunakan untuk me time, quality time, maupun berkumpul bersama teman teman maupun keluarga. Tugas-tugas dari aktivitas-aktivitas tersebut juga dapat cepat selesai dan tidak terbengkalai.

2.Luangkan waktu untuk meditasi:
Dengan meditasi dapat membuat pikiran merasa rileks dan dapat menghindari stres serta depresi akibat tugas dan aktivitas yang banyak. Mahasiswa baru dapat mencoba meditasi untuk menenangkan pikiran mereka sejenak agar psikis mereka tidak lelah.

3.Ikut organisasi yang diminati:
Dengan mengikuti organisasi yang diminati, mahasiswa baru dapat mengembangkan bakat dan minat mereka. Mahasiswa baru haruslah dapat menyesuaikan jadwal agar organisasi yang di ikuti waktunya tidak bertabrakan, karena terlalu banyak organisasi yang diikuti bisa berpotensi untuk berkegiatan di waktu yang sama. Jadi, lebih baik mahasiswa baru menyesuaikan jadwal dari organisasi-organisasi yang telah diikuti dan telah tercatat di to do list.

4.Makan makanan yang sehat dan minum vitamin jika perlu:
Dengan makan makanan yang sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dapat meningkatkan daya tahan tubuh mahasiswa baru di tengah-tengah banyaknya aktivitas dan tugas sehingga tidak mudah sakit. Mahasiswa baru juga dapat mengonsumsi vitamin bila perlu.

5.Mengusahakan untuk tidur yang cukup:
Mahasiswa baru termasuk dalam kategori dewasa muda, dimana kategori ini perlu tidur sebanyak 7 hingga 8 jam setiap harinya. Tidur yang cukup dapat membantu otak untuk lebih berkonsentrasi dan tidak mudah stres.

Universitas Airlangga juga memiliki tanggung jawab penting dalam mendukung kesehatan mental mahasiswanya. Beberapa langkah proaktif yang bisa diambil oleh pihak universitas meliputi:

1. Penyuluhan tentang Kesehatan Mental:
Universitas perlu mengadakan program penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan mental bagi mahasiswa baru. Edukasi ini harus mencakup cara mengenali gejala gangguan mental serta langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
 
2. Akses ke Layanan Konseling:
Peningkatan aksesibilitas layanan konseling sangat penting agar mahasiswa merasa nyaman untuk mencari bantuan ketika dibutuhkan. Ketersediaan layanan ini menunjukkan bahwa universitas peduli terhadap kesejahteraan mahasiswanya, hal ini seharusnya menjadi prioritas utama bagi setiap perguruan tinggi. Ini termasuk menyediakan informasi tentang layanan tersebut secara jelas dan mudah diakses oleh seluruh mahasiswa.

3. Program Dukungan Teman Sebaya:
Mengembangkan program dukungan teman sebaya di mana mahasiswa senior dilatih untuk membantu adik tingkat mereka bisa menjadi langkah efektif dalam menciptakan lingkungan suportif di kampus. Dukungan teman sebaya sering kali lebih mudah diterima oleh mahasiswa karena berasal dari rekan-rekan mereka sendiri, inisiatif seperti ini seharusnya didorong oleh pihak universitas sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan mental di kampus.
 
4. Lingkungan Kampus yang Inklusif:
Universitas juga perlu menciptakan lingkungan kampus yang inklusif bagi semua mahasiswa tanpa memandang latar belakang mereka. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana positif, hal ini akan membantu semua mahasiswa merasa diterima dan dihargai di lingkungan kampus mereka sendiri. Hal ini termasuk mengadakan acara-acara sosial yang melibatkan semua kalangan serta mendorong kolaborasi antar jurusan.

Pada kesimpulannya, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan mahasiswa baru di Universitas Airlangga pada tahun 2024. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun