Mohon tunggu...
nada Tputri
nada Tputri Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta'15 Let's be friend! Ig : @nadatputri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kukepakan Sayapku, Kuperlihatkan Keterbatasanku

5 Desember 2017   23:49 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:52 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tomi Safi’i sedang mengambil botol untuk produk Kangen Water di Wirobrajan, Yogyakarta (Dokumentasi Pribadi)

"sangat banyak, saya belajar naik motor sendirian tanpa ada yang ngajarin. Saya masuk sawah, ditabrak dari belakang, keserempet mobil, ini gigi saya yang jadi korbannya" tuturnya sambil tertawa menunjuk gigi ompongnya.

"Akhirnya! rasa penasaran dari tadi sudah terjawab" pikir saya sambil bicara dalam hati.

Niat dan usaha yang dilakukan Tomi terjawab, ia bisa jadi seorang driver ojek. Sebagian orang, mungkin menganggap ini hanyalah pekerjaan biasa dan tidak ada apa-apanya. Namun, bagi Tomi pekerjaan ini menaikan harga dirinya, membuat ia merasa lebih berguna dan dari pekerjaan ini ia lebih merasa dihargai oleh masyarakat.

"saya benar-benar dihargai, sekarang kalau tidak pulang kerumah, orangtua mencari terus. Lalu yang paling buat saya merasa puas adalah kalau makan di angkringan saya sudah dikasi gelas dan piring. Penjualnya malah bilang "itu lo mas'e di golek'i dalan" ya saya senyum-senyum saja" sambungnya sambil memberi Pak Puji jalan. Kalimat golek'i dalan artinya dibantu untuk mencai jalan, jalan untuk mencari makanan yang ingin dipilih.

Pekerjaan ini juga sangat mengajari Tomi cara untuk ikhlas, sabar, dan mengasihi satu sama lain. Ia mengatakan juga pernah mengalami kejadian penumpangnya cancel pesanan ketika ia sudah menunggu 3-4 jam, tidak dipercayai oleh penumpang karena ia seorang difabel, dan pernah dibayar hanya dengan doa saja.

"semua pernah terjadi, dibayar hanya 5-10ribu juga sering. Padahal nemeninnya dari siang-malam, tapi yang bos (Pak Triyono) ajarkan adalah sikap sosial dan hati nurani" lanjutnya.

Tidak bisa dipungkiri, nilai-nilai ini sangat ditanamkan. Tomi juga menjelaskan bahwa nilai tersebut harus selalu ditanamkan oleh setiap orang yang bekerja di difa, belajar untuk ikhlas dan peduli bukanlah sesuatu yang mudah. Meskipun sulit, nilai ini juga bertujuan baik, yaitu agar para pekerjanya lebih belajar untuk saling mengasihi satu sama lain. Jika pengendara sudah menghargai penumpang, maka penumpang akan melakukan sebaliknya.

"penumpang kami juga lebih banyak difabel (tuna netra), mbok-mbok paruh baya yang jualan di pasar, dan kami juga tidak menagetkan tarif sama penumpang. Kalau kata bos, sesama orang yang memiliki kekurangan kita harus saling menutupi. Salah satunya ikhlas dan peduli" tambahnya sambil tersenyum lebar, mata bulatnya hampir tertutup. Ini wajah bahagianya!

Ia berdiri kemudian berjalan ke arah Televisi seperti ingin menunjukan sesuatu pada saya, saya mengikutinya dibelakang dan ia terjatuh sambil jongkok! Ia terjatuh karena tidak dapat memegang tembok dan saya lupa untuk membantunya. "God, help me!" berbicara dalam hati sambil membantunya yang juga dibantu bapak paruh baya tadi.

"koe meh ngopo?" tanya bapak itu sambil merangkulnya,

"iki, meh ndeloke mbak e produk  Kangen Waternya" jawabnya sambil menunjuk ke arah pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun