Media baru? Yaaa... media baru telah berkembang pesat di seluruh dunia, orang-orang diseluruh dunia kini hampir menggunakan serta mengoperasikannya. Tua dan muda kini sama saja dalam penggunaan media ini.
Apa sih media baru ?
Sebelum memaknai media baru mari pisahkan kata media dan baru terlebih dahulu. Media merupakan sarana atau perantara untuk melakukna proses komunikasi, baru adalah hasil pengembangan yang akan digunakan untuk kedepannya. Jadi dapat diartikan media baru adalah sarana atau perantara komunikasi yang baru ditemukan dan akan digunakan oleh khalayak.Â
Kata 'media' akan didominan oleh para "users" dan "audience". Users merupakan pengguna aktif dalam menggunakan media, sedangkan audience merupakan pengguna pasif dalam menggunakan media. Pengguna aktif dimaksudkan mereka yang tidak bisa hidup tanpa media, sedangkan pasif adalah mereka yang masih mengerti dan paham batas-batas dalam penggunaan media. ketika menjalankan fungsinya dalam operasionalisasi, media selalu menanamkan ideologinya pada setiap produk hingga obyek sasaran terprovokasi dengan propaganda yang tersembunyi di balik tayangannya (Setiawan, 2013, hal.10). Contohnya; masyarakat yang sangat mudah terprovokasi dengan pemberitaan-pemberitaan melalui media online. Mudahnya terprovokasi ini mengakibatkan seringnya terjadinya dampak-dampak buruk, seperti; perkelahian, perdebatan antar masyarakat sendiri.
                                      Â
Media baru yang telah banyak digunakan ialah Media Sosial, jenis media sosial ini pun beraneka macam. Seperti; Instagram, Facebook, Line, Snapchat,dan lainnya.
Perubahan yang terjadi akibat media tidak hanya itu, perubahan ini juga terjadi secara sosial, ekonomi, dan budaya. Perubahan tersebut ialah;
- Pergeseran dari modernitas menjadi postmodernitas
- Pergeseran yang dimaksud adalah karakteristik dan struktural budaya yang berubah secara mendalam. Perubahan ini telah terjadi dari tahun ke tahun.
- Kekuatan proses globalisasi
- proses globalisasi akibat pembubaran negara dan batas nasional dalam hal perdagangan, organisasi perusahaan, adat istiadat dan budaya, identitas dan kepercayaan membuat di media baru dapat dilihat sebagai elemen kontribusi.
- Pergantian daerah Barat di era industri dengan munculnya mesin
- Pergeseran dalam pekerjaan, keterampilan, investasi dan keuntungan, di produksi barang material untuk industri jasa dan informasi yang banyak digunakan dan sepintas diakibatkan oleh media baru.
Sejak tahun 1980-an, dengan adanya beberapa perubahan, maka munculah konsep-konsep yang mencoba menjelaskan dan menentukan karakteristik utama di bidang media baru secara keseluruhan. Karakteristik tersebut meliputi interaktif, digital, hypertextual,virtual, jaringan, dan simulasi. Karakteristik yang pertama yaitu interaktif. Karakter ini menjadi yang paling utama, karena setiap orang dapat dengan mudah berinteraksi ataupun saling bertukar informasi kapanpun dan dimanapun walaupun dengan jarak yang cukup jauh.Â
Lalu, karakter yang kedua adalah hypertextual,dimana informasi yang ada di media lama, disesuaikan ke dalam media baru tanpa menghilangkan informasi yang sudah ada sebelumnya. Karakter selanjutnya adalah digital, yaitu proses yang terjadi sudah tersistem dengan baik, dan sistem sudah deprogram secara khusus oleh mesin. Selain itu, ada karakter visual. Karakteristik ini bersifat maya. Karena sifat yang maya tersebut, maka akses media menjadi tidak terbatas.Â
Tetapi, karena ketidakterbatasan akses tersebut membuat konten yang ada di media menjadi tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Karakter selanjutnya adalah jaringan (networking). Jaringan ini membantu memudahkan setiap orang untuk memenuhi kebutuhan tentang berbagai informasi, yaitu dengan adanya internet. Karakter yang terakhir adalah simulasi atau peniruan dari media lama ke media baru. Seperti halnya ketika dahulu, orang membaca berita melalui media cetak saja, tetapi saat ini, kita dapat membaca berita melalui portal berita online yang dapat kita akses dimana saja. Selain itu, berita yang selama ini dikonsumsi oleh khalayak juga dapat diterapkan atau ditiru di dalam kehidupan nyata.
Dafpus :
Lister, M., Dovey, J., & Gidding, S. 2009. New Media: a cirtical introduction,
2ed. USA: Routledge.
Setiawan, R. 2013. Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer Di
Indonesia, Vol 1, No 2. Diakses, 28 Agustus 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H