Mohon tunggu...
Nadaa Tsuroyya
Nadaa Tsuroyya Mohon Tunggu... Lainnya - Tidak bekerja

Hobi saya memasak dan saya ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ayah

13 November 2023   17:57 Diperbarui: 13 November 2023   18:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah merupakan peran utama disebuah keluarga. Peran ayah sangat penting bagi keluarga, terutama anak perempuannya. Peran ayah sangat dibutuhkan untuk menjaga keluarga. 

Bagi anak laki-laki, ayah merupakan panutan bagi dirinya karena ayah mengajarkan betapa pentingnya tanggung jawab, menjadi pekerja keras, dan ayah mengajarkan bagaimana seharusnya teladan seorang pria. 

Tetapi menurut anak perempuannya, ayah merupakan cinta pertamanya. Cinta anak perempuan terhadap ayah tidak akan pernah habis, walaupun ia juga mencintai ibu. Peran ayah sangat amat penting bagi anak perempuannya, ayah mengajarkan pentingnya memilih laki laki yang bertanggung jawab dan pekerja keras seperti ayah. 

Aku kehilangan ayahku di usia 6 tahun 3 bulan 3 hari. Ayahku meninggal 28 Septemper 2012, saat aku duduk di bangku 1 sd. Ia sudah mengidap banyak penyakit, seperti diabetes, gagal ginjal, dan masih ada lagi. 

Dulu disaat ayahku masih suka berobat dan terapi, aku selalu ikut ayahku kemana pun itu. Aku tidak mau ketinggalan ayaku, karena aku anak terakhir yang sangat ia inginkan. 

Ayah sering kali cuci darah di hari senin dan kamis. Aku selalu ikut ayah kontrol dan terapi di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ayah sudah bulak balik ke beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Rumah Sakit Pasar Rebo, Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. 

Aku dulu belum mengerti apa itu meninggal, apa itu ditinggalkan ayah. Setelah ayahku meninggal, ekonomi keluarga ku sangat amat turun. Abangku harus berhenti kuliah dan memilih bekerja di tempat ayah untuk menggantikan posisi ayahku. 

Mamahku sudah menikah 3 kali, pertama oleh ayahku, kedua oleh bajingan, yang ketiga oleh temannya waktu SMP. Kenapa aku memanggilnya "bajingan"? Dulu mamaku masih sama dia mama ku selalu mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dia juga suka mengambil uangku dan sering kali meminjam uang kepada nenekku. 

Aku tidak ingin memanggil pengganti ayah dengan sebutan "Ayah" tetapi aku memanggilnya dengan sebutan "Om" atau "Suami mamah". 

Kenapa begitu?

Aku tidak ingin sekali membuat ayahku cemburu dan menurut ku panggilan ayah hanya untuk ayah kandungku saja.  

Aku tidak bisa berkata-kata lagi, maaf sekali. Terimakasih sudah membaca.

Selamat hari ayah, selalu cintai ayahmu yaaa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun