Mohon tunggu...
Nadaa Annisa Saliimah
Nadaa Annisa Saliimah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pendek

1 Desember 2020   19:33 Diperbarui: 1 Desember 2020   20:50 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini loh ada soal lagi, trus aku bingung jawabnya. Yang minjemin uang istilahnya berpiutang kan?" Untuk soal kali ini ternyata lumayan membingungkan. Nisa mendiskusikannya dengan Sici selama beberapa saat. Akhirnya mereka sepakat memilih satu jawaban yang terlihat paling tepat.

Setelah selesai mendiskusikan soal tersebut, Nisa berbasa-basi mengenai kegiatan di sekolah Sici. Mereka memang berada di SMA yang berbeda, tetapi dulu mereka satu SMP. Ternyata tak jauh berbeda dengan Nisa, Sici juga sedang menjalani pekan Penilaian Akhir Semester (PAS) di sekolahnya. Bedanya, esok hari adalah hari terakhir Sici menjalani PAS di sekolahnya, sedangkan Nisa masih harus menjalani PAS empat hari ke depan.

Setelah itu, percakapan di antara mereka ditutup karena Nisa izin undur diri untuk pergi tidur. Usai menonaktifkan ponselnya, Nisa benar-benar tidur nyenyak malam itu.

Dan ternyata tidur malam itu adalah keputusan yang tepat. Keesokan paginya ketika Nisa bangun untuk salat subuh, tubuhnya terasa segar. Rasanya ia sangat bersemangat untuk mengikuti PAS hari itu. Nisa bergegas bangkit berwudu lalu mendirikan salat subuh. Selepas salat subuh, Nisa mengaktifkan ponselnya kembali. Dilihatnya ada sebuah notifikasi pesan masuk. Tenyata Sici yang mengirimkannya pada dini hari. Nisa membuka pesan itu dan membacanya.

"Nis, aku tahu kamu harus buat cerpen apa! Kamu buat aja cerita tentang kejadian tadi malam. Jadi begini, kamu yang jadi tokoh utamanya. Alurnya tuh, kamu bingung mau nulis cerpen apa, padahal kurang dari sehari lagi deadlinenya. Tiba-tiba, aku, alias temen tokoh utama, ngirim pesan nanyain soal ekonomi. Terus kamu jawab pesan aku. Walaupun akhirnya kamu tetep tidur, tapi kamu dapet solusi masalah kamu. Yaa ... sekarang ini maksudnya, aku ngasih ide kamu harus nulis apa. Hehehe ...."

Setelah membaca pesan Sici yang lumayan panjang itu, Nisa tersenyum simpul. Ia merasa sangat lega karena akhirnya ia mendapat sebuah alur untuk dituangkan dalam cerita pendek. Tak lupa ia membalas pesan Sici, berterimakasih. "Aaaa makasih ya, Ci ...." Dalam hati ia merasa bahagia memiliki teman yang baik dan menawarkan solusi yang sederhana untuk masalahnya. Untung saja aku membalas pesannya malam itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun