Mohon tunggu...
Nada Hanifah
Nada Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan

Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Gawai untuk Pendidikan

5 Mei 2021   16:49 Diperbarui: 5 Mei 2021   16:53 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, di era yang semakin canggih, tentu tidak terlepas dari teknologi, adapun bidang pendidikan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat ikut berperan dalam melalui proses pendidikan. Informasi dapat diperoleh dengan mudah oleh peserta didik, baik itu mengenai pembelajaran maupun isu-isu terkini yang sedang hangat diperbincangkan. Komunikasi yang dilakukan pun semakin cepat, seperti sekarang yang sedang banyak digunakan masyarakat yaitu aplikasi WhatsApp dan Telegram, dimana kedua aplikasi tersebut merupakan aplikasi chatting yang dapat membahas apapun baik hanya berdua ataupun lebih. Dapat juga aplikasi komunikasi yang tengah marak digunakan khususnya untuk melaksanakan kelas pembelajaran, seminar, diskusi dan lain sebagainya yaitu aplikasi zoom meeting dan google meeting, dimana masyarakat bebas untuk berdiskusi dengan tatap muka online.

Lalu, muncul pertanyaan seperti ini, apakah media sosial selalu berdampak buruk bagi pendidikan ? tentu tidak, telah saya bahas sedikit pada paragraf sebelumnya, dampak baik platform media sosial bagi pendidikan yaitu dapat digunakan untuk berdiskusi secara jarak jauh, di media sosial terdapat info -- info menarik seputar pendidikan, salah satunya youtube yang banyak juga terdapat materi-materi pembelajaran di dalamnya. Berbagai cara penyelesaian soal --soal yang dianggap rumit seperti matematika. Atau bisa juga di dapatkan di media sosial lainnya yang membahas masalah -- masalah terkait pembelajaran dan pendidikan mulai dari yang ringan hingga yang berat dimana orang lain dapat berkomentar dan hal tersebut menimbulkan diskusi secara tidak langsung dan disana kita mendapat informasi baru dari pendapat-pendapat tersebut.

Nah, untuk dapat mengakses, maka diperlukan gawai. Gawai jika dibahasa inggriskan bermakna gadget, dimana pada kalangan masyarakat biasanya disebutkan antara lain : HP, tablet, laptop dan perangkat lain yang sejenis. Jika orang dewasa yang menggunakannya maka tentu itu merupakan hal yang lumrah, namun jika peserta didik yang menggunakan, terlebih lagi siswa Sekolah Dasar perlu perhatian, bimbingan, dan juga pengawasan baik itu guru dan juga orang tua. Gawai itu sebenarnya baik untuk digunakan oleh peserta didik jika benar-benar digunakan untuk mencari materi yang terkait dengan pelajaran, namun akan sangat tidak baik jika digunakan hanya untuk bermain game, berselancar di media sosial yang isinya tidak berkaitan dengan pendidikan, menonton youtube yang tidak ada kaitannya dengan proses pendidikan.

Untuk itu perlu diperhatikan kebiasaan pemakaian gawai. Saya secara pribadi menggunakan gawai itu hanya untuk keperluan perkuliahan, pengerjaan tugas-tugas kuliah, dan kebutuhan pribadi seperti komunikasi yang berguna untuk menjalin silaturahim. Namun terkadang yang menjadi intensitas pemakaian gawai ini sangat lama ialah dikarenakan keasyikan bermain gawai, serta terlalu lama berselancar di internet dan media sosial

Keseringan menggunakan gawai akan berdampak buruk, terutama kesehatan baik fisik maupun mental pada peserta didik. Oleh sebab itu baik pihak sekolah maupun orang tua perlu mendisiplinkan penggunaaan gawai kepada peserta didik. Jika di sekolah pihak sekolah dapat mengatur penggunaan gawai siswa, misalnya pada saat masuk sekolah gawai di kumpulkan per kelas, lalu kemudian pada saat diskusi pelajaran, maka siswa diperbolehkan mencari literatur di internet, atau saat khusus pembelajaran TIK, baru siswa dapat mengambil gawainya, jika tidak di perlukan lagi maka dapat dikumpulkan kembali dan diambil lagi pada saat jam pulang sekolah. Orang tua juga dapat mengatur waktu pemakaian gawai sang anak, misalnya dalam sehari hanya boleh menggunakan gawai 1- 2 jam saja.

Menurut saya pribadi, HP yang saya gunakan saat ini sangat membantu dalam menjalankan pendidikan saya. Hal tersebut dikarenakan saya saat ini adalah seorang mahasiswa, jadi saya perlu banyak mecari dan membaca artikel, buku, jurnal dan sebagainya yang mana itu dapat di akses dengan menggunaka HP, tanpa harus mencari jauh-jauh dengan menggunakan HP saya sudah dapat mencari bahkan membaca informasi-informasi tersebut. Apalagi di saat ini covid-19 masih merajelala, sehingga perkuliahan dilaksanakan secara daring sehingga penggunaan HP ini sangat membantu saya untuk dapat mengikuti perkuliahan.

Jadi dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa gawai itu baik digunakan untuk hal-hal yang positif terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran, pendidikan. Dan dalam penggunaan gawai pun harus di batasi karena kelamaan dalam bermain gawai akan dapat menimbulkan hal-hal buruk, seperti kesehatan, mulai dari kesehatan mental, mata, dikarenakan radiasi sinar pada layar gawai, ataupun leher, dikarenakan kelamaan menunduk dalam menatap layar dan lain sebagainya. Dan juga kita sebagai manusia juga perlu berkomunikasi bukan hanya via media sosial tetapi juga secara langsung terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun