Mohon tunggu...
Nada Karima
Nada Karima Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Nada Karima lahir pada tanggal 29 April 2002, Bantul, Yogyakarta. Penulis mempunyai hobi menulis sejak kecil, dimulai dari menulis cerpen, artikel, hingga novel. Novel perdananya telah dirilis pada 2018 silam. Nada merupakan alumni Darussalam, Jawa Timur. Setelah lulus ia sempat mengajar selama satu tahun sebelum melanjutkan kuliahnya. Ia pernah memenangkan lomba menulis generasi sastra Gen-Z dengan kategori cerpen terbaik tingkat nasional. Beberapa karya cerpennya telah dimuat dalam buku antologi maupun platform-platform tertentu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan KAI Commuter Jogja-Solo Tidak Semembosankan Itu!

1 September 2023   15:43 Diperbarui: 1 September 2023   15:48 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pamflet silaturahmi antar angkatan tersebar di grup What's App kala itu. Informasi super penting akan diselenggarakannya sebuah acara pasca kelulusan kami. Selang beberapa menit setelah pamflet itu disebar, beberapa dari teman-temanku saling menjapri, menanyakan apakah aku memiliki waktu luang untuk hadir.

Aku bimbang ketika itu, maju-mundur antara ingin turut serta atau tidak. Acara tersebut akan diselenggarakan di Solo sedangkan aku tinggal di Jogja. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di sana. Mendengar teman-temanku akan berangkat dari Jogja menggunakan bus, aku lemas, mengingat aku sering sekali mabuk perjalanan jika bepergian menggunakan bus. Duh, membayangkannya saja membuatku mual sendiri.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dengan berat hati kuputuskan untuk tidak ikut. Kuinfokan kepada teman-teman lewat grup angkatan. Beberapa dari mereka menyayangkan ketidak ikut sertaanku hingga suatu celetukan balon obrolan muncul, "Kenapa nggak pake KAI Commuter aja?"

Aku mengernyitkan kening membaca kata asing itu. KAI Commuter? Apa itu?

Pertanyaan yang bersarang di otakku terjawab ketika hari H tiba. Pagi-pagi sekali aku berangkat ke Stasiun Tugu. Orang-orang tampak berlalu-lalang mengerjakan pekerjaan masing-masing. Bagiku stasiun bagaikan gerbang antara pulang dan pergi. Dulu setiap aku hendak pergi ke perantauan, tempat inilah yang menjadi gerbang itu. Aroma roti O yang menggiurkan, kursi tunggu yang berderet rapi, suara kereta yang berderu, ah aku tak tahu cara mendeskripsikan bagaimana aku telah jatuh cinta dengan suasana stasiun.

Hari itu adalah kali pertamaku menggunakan KAI Commuter. Karena masih awam, aku diarahkan petugas untuk membeli kartu Multi Trip di loket stasiun dengan harga dua puluh ribu rupiah. Setelah itu aku diarahkan untuk melakukan top-up di vending machine yang tersedia dengan nominal kelipatan sepuluh ribu rupiah. Caranya pun terbilang mudah, cukup masukan kartu lalu masukan lembaran uang kertas. Ketika mesin telah menerima uang, maka otomatis saldo kartu Multi Trip telah terisi. Nah, kartu inilah yang nantinya akan menjadi alat pembayaran ketika hendak memasuki peron. Tarif KRL rute Jogja-Solo cukup murah, yaitu Rp8000,00-flat. Jadi ingin turun di stasiun mana saja harganya tetap sama, yakni Rp8000,00. 

Aku melangkah menuju gate dan melakukan tap-in. Terlihat KAI Commuter rute Jogja-Solo yang sudah siap di jalurnya. Ornamen batik parang khas Jogja berwarna merah-putih menghias sepanjang badan kereta. Sejenak aku menyusuri peron. Instrumen lagu Sepasang Mata Bola menggaung memenuhi langit-langit stasiun. Sesekali aku melipir ke beberapa kedai yang tersedia untuk membeli jajan.

Aku memasuki gerbong kereta beberapa menit sebelum kereta berangkat. Mataku menyapu sekitar, sedikit takjub dengan interior kereta komuter ini. Tempat duduk panjang berbalut beludru cokelat terpasang di sisi kanan dan kiri gerbong. Di ujung kereta tampak kursi prioritas untuk penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan ibu membawa anak. Beberapa hand strap berwarna kuning menggantung di langit-langit kereta. Tak lama klakson lokomotif menderu panjang. Kereta pun berangkat.

KAI Commuter adalah sistem transportasi angkutan cepat komuter yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero). KRL telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1925. Pada bulan Maret 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Commuter Line relasi Yogyakarta-Solo Balapan serta menjadi pelayanan operasional kereta komuter berbasis rel listrik pertama kali di luar wilayah Jabodetabek.

Pepatah mengatakan, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, di manapun kakimu menapak maka kamu harus menghormati peraturan yang berlaku. Selaras dengan hal itu, KAI Commuter juga memiliki peraturan untuk para penumpangnya, loh, di antaranya: dilarang duduk di lantai kereta, membawa senjata tajam, membuang sampah sembarangan, membawa binatang peliharaan, merokok, dan lain-lain. Segala sesuatu yang tidak tertulis menyangkut kedisiplinan di dalam kereta, cukuplah diukur dengan hati nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun