Mohon tunggu...
nabiyah putriwibowo
nabiyah putriwibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jember

Nama saya Nabiyah Putri Wibowo, seorang individu yang selalu haus akan pengetahuan baru. Dengan latar belakang sebagai mahasiswa Universitas Jember prodi Televasi dan film saya memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik dan menikmati kolaborasi dalam tim untuk mencapai tujuan bersama. Saya percaya bahwa komunikasi yang jelas, saling menghargai, dan keterbukaan terhadap ide-ide baru adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kupatan, Peluang Penggerak Roda Ekonomi Kreatif

8 November 2024   10:42 Diperbarui: 8 November 2024   11:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut  Geertz  (2013) Kupatan adalah  tradisi slametan kecil  yang  dilaksanakan pada  hari  ketujuh  bulan Syawal. Asal mula kupatan sendiri belum pasti ditemukan oleh ahli, namun yang pasti istilah kupatan ini berasal dari Jawa. Kata "kupat" sendiri memiliki arti tersendiri. Menurut Subagya (2019) ketupat  atau kupat merupakan  nama  yang yang  memiliki  kepanjangan "ngaku  lepat" dan "laku  papat". Dalam Bahasa jawa ngaku lepat berarti mengakui kesalahan sedangkan laku papat adalah empat Tindakan. Ini menunjukkan semangat introspeksi diri setelah menjalani ibadah puasa.

Tradisi kupatan merupakan warisan budaya yang sudah sejak lama dan turun temurun. Sampai sekarang masih di jaga dan di pertahankan di berbagai daerah. Tradisi ini juga bermakna sebagai ungkap rasa syukur kepada Tuhan semesta alam atas nikmat yang diberikan dan telah menjalankan hari raya idul fitri. Biasanya kupatan ini sebagai hari penutup untuk merayakan hari raya idul fitri, kemudian keesokan harinya masyarakat Kembali ke aktivitas masing-masing, seperti bekerja dan sekolah.

Setiap daerah punya caranya tersendiri dalam merayakan tradisi kupatan ini. Menurut artikel di situs resmi Desa Sendang, Masyarakat berbondong-bondong ke masjid dan mushola-mushola terdekat membawa ketupat dan lepet lengkap dengan sayur dan lauknya. Setelah membaca tahlil dan berdoa bersama, mereka memakan ketupat dan lepet yang telah didoakan bersama-sama.

Di Lamongan, festival ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti pawai gunungan ketupat, di mana ketupat disusun menjadi gunungan besar yang kemudian diarak dari Terminal Paciran melewati Maharani Zoo and Goa dan berakhir di Parkir Timur Wisata Bahari Lamongan. Detikjatim. (2023, April 28)

Berbeda dengan daerah satu ini, Riyoyo Kupat digelar sangat meriah, dan berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri. Warga memasak ribuan ketupat, bahkan setiap pintu rumah dibuka selebarnya untuk menyambut para tamu.Sedangkan para laki-laki akan sibuk menyiapkan pesta semarak dengan aneka lampu hias, panggung, serta photo booth. Sampai-sampai banyak orang menyebut Riyoyoe Wong Pekauman adalah Riyoyo Kupat. Gresiksatu. (2023, April 29). Jika dikelola dengan baik, tradisi kupatan ini tidak hanya akan memperkuat identitas budaya, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

Selama ini, Kupatan lebih dikenal sebagai tradisi turun-temurun yang sarat akan nilai-nilai luhur. Namun dibalik tradisi tersebut masih ada potensi yang belum muncul yang dapat dikembangkan agar menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan. Dengan sedikit sentuhan kreativitas dan inovasi, tradisi Kupatan dapat menjadi sebuah produk unggulan seperti inovasi kuliner ketupat, kerajinan janur, festival, dan konten digital tentag ketupat.

Inovasi kuliner ketupat, ketupat dapat diolah menjadi hidangan modern, seperti ketupat isi atau ketupat fusion yang memadukan rasa lokal dan internasional. Belum terbayang bagaimana citarasa ketupat tradisional yang biasanya disajikan dengan sayur santan ataupun opor ayam dipadukan dengan citarasa internasional tetapi masih bisa dinikmati oleh lidah lokal. Kesempatan ini bisa berkolaborasi dengan chef atau influencer agar menciptakan tren kuliner unik yang menarik minat generasi muda.

Kerajinan dari Janur, bungkus ketupat dari janur dapat diubah menjadi berbagai produk kerajinan seperti tas, topi, gantungan kunci atau hiasan dinding bernuansa tradisional. Mungkin dipandang janur tidak tahan lama tetapi sekarang semua serba bisa pengawetan, dengan menggunakan desain kontemporer, produk ini bisa menjadi suvenir khas yang bernilai seni dan ekonomis. Desain ketupat bisa diterapkan dalam fasyion, seperti kain dan pakaian. Bisa menjadi identitas yang kuat dan memunculkan produk khas yang mewakili tradisi dan budaya setempat. Produk-produk ini akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi jika dibuat secara handmade dengan kualitas tinggi.

Festival Kupatan, menyelenggarakan Festival Kupatan yang meriah dengan lomba memasak, pameran kerajinan janur, dan pertunjukan seni dalam satu lingkup. Acara ini dapat menarik wisatawan lokal dan internasional jika diselenggarakan dengan tema dan pengerjaan seperti festival-festival besar lainnya, Nah hal ini juga mengundang para influenser, youtuber, konten creator dan lain-lain yang bisa memperkenalkan budaya tradisi Kupatan. serta bisa menghidupkan pariwisata budaya di daerah tersebut.

Tradisi Kupatan juga dapat diangkat sebagai konten digital menarik, seperti tutorial membuat ketupat, cara memasak ketupat, animasi tradisi Kupatan, atau game ringan berbasis budaya seputar ketupat. Ini dapat meningkatkan apresiasi budaya di kalangan anak muda dan memperkenalkan tradisi Kupatan ke masyarakat luas.

Tradisi Kupatan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan untuk menjadi sebuah kekuatan ekonomi kreatif yang mampu bersaing dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, tradisi Kupatan dapat menjadi warisan budaya yang tidak hanya lestari, tetapi juga mampu memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun