Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub Jabar Bikin Becek Istana Jokowi

18 Januari 2018   09:53 Diperbarui: 18 Januari 2018   10:12 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opsi ketiga bagi Jokowi adalah pasangan yang diusung PDIP, yakni Mayjen purn Hasanudin-Irjen Pol purn Anton Charliyan. Dua kandidat ini sesungguhnya adalah representasi benteng Jokowi. Hasanudin yang pensiunan TNI AD dan Anton Charliyan yang pensiunan Polri akan meredakan ketegangan psikis antara dua institusi ini sekaligus dapat menjadi benteng terhadap isu kominis dan anti islam yang sering dilontarkan kepada pemerintahan Jokowi.

Akan tetapi kemunculaan kandidat pasangan dari PDIP ini kelihatannya bukan buah kompromi antara Jokowi dan Megawati selaku Ketua Umum PDIP. Pidato Megawati dalam pengantar pengumuman nama kandidat mencerminkan hal itu. Diamana saat itu Megawati mengingatkan kembali bahwa Jokowi adalah petugas partai PDIP. Pidato Megawati ini secara halus mengisyaratkan bahwa Jokowi selaku yang ditugaskan oleh PDIP punya keinginan berbeda dengan apa yang diinginkan oleh Megawati dalam pilkada Jabar.

Dalam Pilgub Jabar 2018 ini Megawati berbeda selera dengn Jokowi sebagaimana dalam Pilkada DKI. Jika dalam pilkada DKI Megawati mau mengalah dengan meloloskan dukungan pada Ahok (walaupun dengan setengah hati), pada Pilkada Jabar Megawati menolak berkompromi dengan keinginan Nasdem dan Jokowi dengan menguaung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanululum.

Jika Pilkada Jabar merupakan proyeksi peta politik nasional maka kerenggangan hubungan antara Megawati-Istana dalam pilkada Jabar ini bisa jadi akan membuat posisi Jokowi belum aman dalam kontestasi Pilpres 2019. Jika pasangan dukungan Prabowo menang maka langkah Jokowi terseok menapak ke periode kedua. Jika pasangan yang didukung PDIP menang maka Mega belum tentu mudah memberikan tiket buat Jokowi sedangkan bila kalah maka ketegangan bisa berlanjut sehingga dukungan dari PDI pun tetap tak mudah diraih Jokowi. Singkat cerita, hasil Pilkada Jabat menentukan apakah memuluskan atau justru membuat becek langkah Jokowi untuk menuju istana pada periode kedua yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun