Dua hari yang lalu Ahok menyentak lagi dalam kegilaannya saat memberi sambutan di acar Book Fair. Silakan baca Kompas.com. Kata-kata beliau pedas memprotes penyelenggara Jakarta Book Fair karena harga peralatan sekolah justru lebih mahal di acara book fair itu. Digambarkan dalam berita tersebut bahwa ketua pengurus Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) wilayah DKI yang menjadi penyelenggara event itu, bermuka masam tak bisa senyum.Â
Sungguh, membaca berita itu saya yang warga Bandung merasa seperti dibela pula oleh si Gubernur DKI ini. Betapa tidak? Saya beberapa kali merasa ketipu dalam event semacam pameran atau bazaar atau fair-fairan itu. Saya pernah dua kali tertipu dalam acara pameran komputer. Yang pertama saat membeli laptop, yang kedua ketika membeli aksesoris game buat anak saya. Ternyata laptop yang saya beli di acara bazar komputer itu lebih mahal dibanding beli di toko laptop. Dan yang lebih parah lagi waktu beli consol game dan cd game baut anak saya, ketika ternyata bahwa alat tersebut tidak bisa digunaan di komputer kami, kami tak bisa menukar karena alamat yang tercantum di bon pembelian ternyata hanya gudang dan tidak diketahui alamatnya dimana.Â
Saya banyak dengar akal-akalan pedagang yang memberi janji harga murah di acara pameran atau bazar sebuah produk. Kalaupun ada label diskon ternyata harga telah lebih dulu dinaikkan baru didiskon sehingga sesungguhnya harganya tak beda dengan harga di toko. Para pedagang itu berdalih bahwa murahnya harga di event bazar atau pameran disebabkan ada discount PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Ternyata diskon tersebutnya hanyalah janji promosi belaka.Â
Tentu banyak masyarakat konsumen yang kecele dengan janji-janji gombal diskon ini Termasuk saya, yang buta harga. Makanya saya senang saat baca berita bahwa Ahok marah-marah di arena Jakarta Book Fair saat memberi sambutan. Bukan hanya marah, Ahok pun memboikot dengan tidak membuka acara tersebut, dan ia hanya sampai memberikan sambutan yang bermuatan protes dan kemarahan. Makanya, sadarlah para pedagang dan pengausaha, janganlah kalian pecundangi warga DKI kalau kalian tidak mau dipecundangi oleh penguasa DKI, karena disana ada Ahok, Gubernur mereka yang selalu membela kepentingan rakyat DKI. Paham?
Melihat keadaan yang serba permisif terhadap kecurangan dan ketidakjujuran, Ahok adalah sebuah kegilaan. Di era seperti sekarang ini, hanya pemimpin gila yang selalu siap sedia membela kepentingan orang banyak. Makanya saya sangat berharap pada Ahok: KEGILAAN INI JANGANLAH CEPAT BERLALU.
Baiklah, saya akhiri tulisan ini, dan tak lupa saya sampaikan tabik teriring salam gila untuk Pak Ahok, doa dan harapan orang-orang teraniaya senantiasa menyertai, Amiiin.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H