Akan tetapi individualisme dan gerakan mencari untung sendiri telah menghapus semangat, konsep dan perilaku kegotong royongan itu dalam masyarakat kita. Pemerintahan di semua level menjadikan setiap kegiatan pembangunan dan perawatan sarana umum sebagai proyek, dari pada sebagai sarana interaksi ajang silaturohim antar warga. Maka jarak antar kita semakin tersekat, disekat oleh komersialisasi proyek pembangunan.
Tak ada interaksi maka tak saling kenal. Seperti kata pepatah, 'tak kenal maka tak sayang'. Ini telah menjadi kenyataan. Sehingga pergesekan kecil bisa memicu konflik besar karena tidak ada orang atau tokoh yang saling kenal untuk menjembatani percekcokan kecil.
Sekali lagi, hilangnya kegotongroyongan ini adalah masalah besar bagi bangsa kita ke depan. Oleh karenanya, sebelum terlambat marilah kita mulai lagi. Agar Indonesia kembali terjalin dari susunan berbagai perbedaan seperti tertulis di pita yang tercengkram burung garuda itu: BHINNEKA TUNGAL IKA.
Salam Damai Indonesia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H