Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik

Renungan Untuk Reformasi

11 Mei 2012   19:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:25 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa lagi yang kalian banggakan tentang reformasi? Wahai kalian yang dulu teriakkan kata "revolusi" dan dengan gagah memekik "gantung suharto".

Dulu kalian yang sesumbar berteriak: "hidup rakyat!!!... hidup mahasiswa!!!" Lihatlah sekarang apa yang telah kalian perbuat pada mereka. Rakyat yang kalian puja telah menjadi barang dagangan para calon gubernur dan bupati. Mereka jadi barisan pengemis yang mengantri sembako dan dana tunai dari belas kasihan sang penguasa negeri.

Begitu pula buruh, yang dulu kalian andalkan sebagai massa terorganisir untuk mendobrak keangkuhan penguasa. Kini mereka jadi budak belian dalam paket dagangan berbungkus outsourcing. Dan sadarkan kalian bahwa outsourcing adalah prodek paket reformasi?? Bahkan rezim Orde Baru yang bengis itu tak pernah memproduksi menghasilkan 'paket hemat' perbudakan berlabel outsourcing.

Apa lagi yang kalian banggakan dengan reformasi? Tidakkah kalian melihat satu persatu orang-orang yang kalian nobatkan sebagai tokoh pejuang reformasi itu merapuh dalam wabah korupsi? Satu per satu mereka menjadi pesakitan dalam penjara. Sebagian mereka yang masih jaya dengan kedudukan terhormat, asyik masyuk dalam mabuk panjang reformasi. Sebagian mereka terus sibuk menghitung komisi proyek pemerintah sambil mengebulkan asap rokok di ruang-ruang karaoke. Sebagian menghabiskan waktu studi banding, katanya untuk meng-upgrade demokrasi kita yang masih terus berkembang dan mencari bentuk.

Mana rakyat yang dulu kalian perjuangkan? Sementara sahabat kalian yang dulu sama berjuang kalian biarkan terpuruk terseok mengais rezeki di sudut-sudut kota. Ada yang menjadi tukang pijat, ada yang jadi juru ramal semata untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka yang tak kuat hidup di kota, kembali ke kampung berbekal ijasah. Ingatkan kalian kisah ijasah itu? Ijasah itu kalian dapatkan karena sang rektor bosan terima telepon dari Bakorstanasda setiap kali kalian berdemonstrasi. Akhirnya, untuk menghindari kerepotan sang rektor minta kalian segera menyelesaikan kuliah, kadang dengan munafik mereka menambahkan: "kasihan orang tua kalian yang bekerja keras untuk biaya kuliah kalian". Padahal mereka sebenarnya sedang mengasihani diri mereka yang takut kehilangan jabatan berbegengsi di kampus kalian.

Lihatlah hasil perbuatan kalian. Kalian telah memukul mundur tentara dari panggung lakon bertajuk Dwi Fungsi, digantikan oleh polisi yang multi fungsi. Waktu sama tentara dulu rakyat nurut pasti selamat. Kalau sama polisi, yang nurut diperalat yang tak nurut dibikin gawat. Segala hal bisa jadi perkara bikin dompet makin sekarat.

Apa lagi yang kalian hasilkan dari reformasi? Kebebasan.  Benar, sejak reformasi kebebasan orang untuk berkumpul dan berserikan semakin terjadimn. Orang-orang jadi rajin bikin partai. Kalau partainya kalah bikin partai baru. Kalau kalah lalgi, bikin partai baru lagi. Dan begitu seterusnya. Setiap kelompok merasa paling pantas untuk memimpin. Dan setiap orang bisa berdagang apa saja dan beli apa saja asalkan punya uang. Setiap orang bebas mengkritik penguasa, sedangkan penguasa bebas pula bertindak seenaknya. Sungguh kebebasan yang sempurna.

Lalu apa lagi yang kalian inginkan dari reformasi????

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun