Mohon tunggu...
NABIL RIZKI
NABIL RIZKI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ledakan Penduduk Mengancam Kota Bekasi

11 Desember 2017   14:32 Diperbarui: 11 Desember 2017   19:39 3354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kota Bekasi saat Car Free Day

Dalam essainya yang berjudul "the Essay on the Principle of Population" Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa, "Laju pertumbuhan penduduk itu seperti deret ukur, dan laju pertumbuhan pangan seperti deret hitung". Artinya, laju pertumbuhan penduduk meningkat lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan pangan. Jika pertumbuhan penduduk terus meningkat dengan cepat setiap tahunnya, jumlah penduduk akan mengalami pemeningkatan tajam atau disebut dengan ledakan penduduk. Manusia akan mengalami krisis sumber daya alam dan berebut untuk mendapatkan pangan jika laju pertumbuhan penduduk tidak ditekan.

Pada umumnya ledakan penduduk terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Salah satu kota yang diprediksi akan mengalami ledakan penduduk adalah kota Bekasi. Menurut data dari BPS Kota Bekasi laju pertumbuhan penduduk di Bekasi menyentuh angka 2,56%. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan secara naisonal yang berkisar 1,47%.

Dengan jumlah penduduk di tahun 2016 yang sudah berjumlah 2.803.283 jiwa, Kota Bekasi sudah termasuk kota dengan kepadatan tinggi dengan angka 13.318 jiwa/km2. Jika angka pertumbuhan penduduk ini tidak ditekan, diprediksi pada tahun 2020 Kota Bekasi akan mengalami ledakan penduduk dengan jumlah penduduk menyentuh 3 juta jiwa.

Banyak faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ini, antara lain karena tingginya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian. Pada tahun 2016 saja, jumlah kelahiran di Kota Bekasi mancapai 16.208 jiwa. Sedangkan angka kematian hanya 1.572. Namun, faktor yang paling menyumbang peningkatan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi adalah jumlah penduduk yang datang dan tinggal di Bekasi. Tercatat dari data BPS tahun 2016 terdapat 132.211 jiwa yang datang ke Bekasi.

Banyaknya orang yang datang dan tinggal dikarenakan lokasi Kota Bekasi yang strategis. Dimana Bekasi berbatasan dengan ibu kota DKI Jakarta dan kawasan industri Cikarang yang berada di Kabupaten Bekasi. Tentu hal ini sangat menarik bagi masyrakat untuk pindah ke Bekasi karena kemudahan aksesnya ke pusat kegiatan Ibu Kota. Dengam mulai beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang memudahkan akses trasnportasi, jarak tempuh menuju Jakarta dapat dijangkau dalam waktu 30 menit. Apalagi ditambah dengan infrastruktur  yang dan fasilitas-fasilitas yang tersedia menjadi daya tarik Kota Patriot.

Jika hal ini terus dibiarkan tentu ledakan penduduk ini dapat memicu banyak masalah. Pertama, masyarakat akan megalami persaingan yang sulit untuk mendapatkan pemukiman atau tempat tinggal. Dengan jumlah penduduk yang banyak dan terus meningkat serta luas lahan yang tidak akan pernah bertambah, dapat menyebabkan masyrakat dapat kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal. Hal ini juga dapat memicu tumbuhnya pemukiman kumuh, karena jika masyarakat tidak produktif atau tidak memiliki pekerjaan tidak mendapatkan tempat tinggal, mereka akan asal menempati tempat yang mereka pikir dapat ditinggali dan menjadikan kawasan tersebut kumuh.

Lalu masalah kedua adalah semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena semua orang membutuhkan pekerjaan, jumlah penduduk yang terlalu banyak tentu akan mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan di Kota Bekasi yang sudah padat. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah baru, yaitu meningkatnya angka pengangguran dan tingkat kriminalitas. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bekasi, Jawa Barat, menyatakan bahwa tercatat 55.724 warga Kota Bekasi masih berstatus sebagai pengangguran hingga Maret 2017. Bahkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Susy Susilawati menyatakan, Kota Bekasi menjadi wilayah yang paling tinggi tingkat kriminalitasnya se-provinsi Jawa Barat.

Adanya pemusatan penduduk akibat ledakan penduduk ini juga dapat menyebabkan ketertiban dan kebersihan kota menjadi tidak terkontrol. Ketersediaan air bersih juga dapat berkurang dengan banyaknya orang yang bersaing untuk mendapatkan air bersih. Hal ini tentu dapat memicu terganggunya kesehatan masyarakat Kota Bekasi. Belum lagi ditambah dengan kemacetan yang akan bertambah dan peningkatan polusi udara yang dipicu dari banyaknya masyrakat yang memiliki kendaraan.

Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
 
Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
Contoh foto kemacetan di Kota Bekasi
Tentu saja, hal ini tidak dapat dibiarkan. Pemerintah harus bergerak cepat dan tepat untuk menanganinya. Perlu ada penanganan yang bijak dari pemerintah untuk mengkritisi masalah ledakan penduduk ini sebelum akibat yang ditimbulkannya semakin parah. Terdapat banyak solusi untuk menangani masalah ini, antara lain :
  • Program KB (keluarga berencana) untuk mengurangi angka kelahiran, dengan pembatasan jumlah anak untuk setiap keluarga.
  • Memperkuat program tansmigrasi untuk mengatasi pemusatan penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini dapat berjalan efektif dengan peningkatan infrastruktur dan fasilitas di Kota/Kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk rendah sehingga menarik masyarakat untuk pindah ke wilayah baru.
  • Pembatasan usia perkawinan yang bertujuan untuk mengurangi angka kelahiran.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan untuk mengurangi angka pengangguran dan keluarga miskin. Dengan pendidikan yang baik kualitas dari masyarakat akan meningkat dan akan menciptakan banyak tenaga kerja ahli.
  • Memperluas lapangan kerja, dapat dengan pembangunan industri-industri baru, pusat-pusat perdagangan, pariwisata dan peningkatan di UKM (Usaha Kecil Menengah).

Dengan penanganan yang baik dan kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk menangani kasus ledakan penduduk di Kota Bekasi, diharapkan jumlah penduduk di Kota Bekasi akan ideal sehingga Kota Bekasi akan menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali.

Referensi artikel : buku demografi, data BPS, sensus penduduk dan internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun