Mohon tunggu...
Nabil Riskitullah Rahim
Nabil Riskitullah Rahim Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Belajar adalah kegiatan manifestasi untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Digitalisasi Pendidikan di Indonesia Harapan dan Realitas di Daerah Terpencil

21 Desember 2024   08:11 Diperbarui: 21 Desember 2024   07:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Kesenjangan Literasi Teknologi

 Literasi teknologi menjadi faktor penting dalam digitalisasi pendidikan. Namun, survei dari Kemendikbudristek (2023) menunjukkan bahwa 40% guru di Indonesia merasa tidak percaya diri menggunakan perangkat digital untuk mengajar. Di daerah terpencil, angka ini bahkan lebih tinggi karena minimnya pelatihan dan pendampingan. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, "Digitalisasi bukan hanya soal perangkat, tetapi juga soal sumber daya manusia. Guru harus diberdayakan agar mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran, bukan sekadar menggantikan papan tulis."

Pembahasan

1. Tantangan Digitalisasi di Daerah Terpencil

 Digitalisasi pendidikan di daerah terpencil menghadapi tantangan besar. Selain keterbatasan infrastruktur, kesenjangan sosial-ekonomi juga menjadi faktor penghambat. Banyak keluarga di pedesaan yang tidak mampu membeli perangkat teknologi seperti laptop atau smartphone. Bahkan, biaya untuk membeli kuota internet sering kali menjadi beban tambahan yang berat. Selain itu, keterbatasan literasi teknologi di kalangan guru dan siswa memperburuk situasi. Tanpa pelatihan yang memadai, teknologi cenderung menjadi penghalang daripada alat yang mendukung pembelajaran.

2. Upaya Pemerintah dan Kebijakan Terkait

Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan komitmennya untuk mendorong digitalisasi pendidikan melalui berbagai program, seperti penyediaan perangkat teknologi untuk sekolah-sekolah dan pelatihan guru. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program "Internet Desa" untuk memperluas akses internet ke wilayah terpencil. Namun, implementasi kebijakan ini sering kali menghadapi kendala birokrasi dan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), hanya 60% dari program digitalisasi yang berhasil dilaksanakan sesuai target pada tahun 2023.

3. Solusi untuk Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan terintegrasi. Solusi yang dapat diterapkan meliputi:

Pembangunan Infrastruktur Teknologi: Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur, terutama di daerah terpencil, dengan memanfaatkan teknologi satelit untuk menyediakan akses internet.

Pelatihan Guru: Guru harus mendapatkan pelatihan intensif yang relevan dengan kebutuhan mereka. Pelatihan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan didukung oleh pemerintah serta pihak swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun