Taulia Damayanti, M.Pd, Nabil Riskitullah Rahim
Pendahuluan
Digitalisasi pendidikan menjadi salah satu agenda utama pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan secara merata. Namun, implementasinya di daerah terpencil menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, kesenjangan digital, hingga literasi teknologi yang rendah. Artikel ini mengkaji permasalahan tersebut dengan pendekatan analitis berdasarkan data terkini dan pendapat ahli. Selain itu, artikel ini juga mengupas upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini, termasuk peran kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong digitalisasi pendidikan sejak dini. Berdasarkan temuan yang dibahas, diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan merata melalui pendekatan digital.
 Dalam beberapa dekade terakhir, digitalisasi telah menjadi salah satu pendorong utama transformasi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Di Indonesia, upaya digitalisasi pendidikan semakin diperkuat oleh agenda pemerintah untuk meningkatkan akses, efisiensi, dan kualitas pembelajaran di seluruh wilayah. Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya digitalisasi sejak jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) sebagai fondasi untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global di era digital. Namun, pelaksanaan kebijakan ini tidak berjalan mulus, terutama di daerah terpencil.
 Kesenjangan infrastruktur, rendahnya literasi digital, dan ketimpangan sosial ekonomi menjadi hambatan utama. Data menunjukkan bahwa tidak semua sekolah memiliki akses yang setara terhadap teknologi. Sebagai contoh, menurut laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sekitar 15.000 sekolah di Indonesia masih belum memiliki akses internet stabil. Tantangan ini menunjukkan bahwa digitalisasi pendidikan masih menghadapi jurang besar antara cita-cita dan kenyataan.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis isu digitalisasi pendidikan di daerah terpencil dengan melihat tantangan yang ada, upaya pemerintah, dan solusi yang dapat diimplementasikan untuk mencapai pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.
Kajian Teori
1. Digitalisasi Pendidikan: Definisi dan Tujuan
 Digitalisasi pendidikan merujuk pada penerapan teknologi digital dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas pendidikan. Menurut Jurnal Pendidikan Indonesia (2023), digitalisasi pendidikan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan interaktif, memungkinkan siswa mengakses materi kapan saja dan di mana saja. Di Indonesia, digitalisasi pendidikan telah menjadi prioritas strategis, terutama dalam konteks pandemi COVID-19 yang memaksa sekolah untuk beralih ke pembelajaran daring. Namun, transisi ini menunjukkan bahwa kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan implementasi digitalisasi.
2. Infrastruktur dan Kesenjangan Digital
 Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023, penetrasi internet di Indonesia mencapai 82,54%, tetapi distribusinya tidak merata. Daerah perkotaan memiliki akses internet yang jauh lebih baik dibandingkan daerah terpencil. Akibatnya, siswa di daerah terpencil sering kali tertinggal karena kurangnya akses ke pembelajaran digital. Keterbatasan infrastruktur juga mencakup minimnya akses listrik. Menurut data PLN (2023), masih ada sekitar 500 desa di Indonesia yang belum sepenuhnya teraliri listrik. Hal ini menjadi hambatan besar dalam mendukung penerapan teknologi pendidikan.