Mohon tunggu...
Jihan Nabila Roendra
Jihan Nabila Roendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hello~

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merajut Mimpi untuk Menemukan Jati Diri

7 Desember 2024   16:50 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Lusi Fitriana

Pada saat itu, Lusi mulai mengembangkan minat yang lebih besar terhadap ilmu sosial, khususnya dalam bidang psikologi dan sosiologi. Awalnya, ia tertarik pada psikologi karena rasa ingin tahunya tentang cara berpikir dan perilaku individu. Ia merasa bahwa psikologi bisa menjawab banyak pertanyaan tentang bagaimana orang berpikir, dan apa yang membentuk perilaku manusia.

Namun seiring berjalannya waktu, Lusi merasa bahwa psikologi, meskipun menarik, tapi terlalu fokus pada individu dan tidak cukup mengungkapkan gambaran yang lebih besar tentang masyarakat. Ia mulai merasa bahwa untuk memahami lebih jauh mengenai kehidupan sosial dan fenomena yang ada di masyarakat. Hal ini membawa Lusi pada ketertarikan terhadap sosiologi. Bagi Lusi, sosiologi menawarkan perspektif yang lebih menyeluruh tentang bagaimana masyarakat bekerja, bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu fenomena sosial yang menarik perhatian Lusi adalah FOMO (Fear Of Missing Out). Fenomena ini membuatnya tertarik untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.

Persiapan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri dimulai sekitar setahun sebelum kelulusan. Awalnya, Lusi berencana untuk mendaftar beasiswa ke Turki, namun sayangnya ia tidak lolos dalam tahap wawancara. Walaupun sempat kecewa, Lusi tidak menyerah begitu saja. Ia segera mencari alternatif lain dan memutuskan untuk menggunakan agen pendidikan yang bisa membantunya mengurus segala proses yang diperlukan. Dengan bantuan agen tersebut, Lusi merasa prosesnya menjadi lebih mudah dan terorganisir, sehingga ia bisa fokus pada hal-hal lain yang juga penting, seperti persiapan dokumen dan administrasi.

Sumber: Dokumentasi Lusi Fitriana
Sumber: Dokumentasi Lusi Fitriana

Lusi akhirnya memilih Bartin University sebagai tempat untuk melanjutkan studinya. Salah satu alasan utama ia memilih universitas ini adalah karena akreditasi sosial yang sangat baik, yang menjamin kualitas pendidikan yang akan ia terima. Selain itu, Lusi merasa bahwa kota Bartin, yang lebih kecil dan terasa seperti desa, akan memberikan pengalaman yang berbeda. Dengan suasana yang lebih tenang dan tidak terlalu ramai, Lusi merasa lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Saat Lusi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Turki, keluarga, khususnya sang ibu, sempat merasakan kekhawatiran yang mendalam. Keputusan tersebut bukanlah hal yang mudah bagi mereka, apalagi mengingat jarak yang jauh dan tantangan besar yang harus dihadapi. Meski demikian, sang ibu tetap berusaha memahami tekad dan impian Lusi, meski tidak sepenuhnya mendukung 100%. Dalam hati, ia menyadari bahwa sebagai orang tua, tugasnya bukan hanya memberi dukungan, tetapi juga memberikan arahan agar Lusi tidak hanya mengandalkan satu jalan, tetapi memiliki pilihan lain yang bisa dipertimbangkan jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.

Sang ibu selalu memastikan bahwa Lusi telah memikirkan setiap kemungkinan dan memiliki persiapan matang, baik jika ia berangkat ke Turki atau memilih jalan lain. Meskipun awalnya berat, sang ibu akhirnya memutuskan untuk memberi dukungan penuh pada Lusi. Ia tahu, keputusan ini akan menjadi bagian dari perjalanan hidup Lusi yang tak ternilai, sebuah langkah besar yang akan membentuk masa depannya.

"Setidaknya dia sudah pernah mencoba pilihan dia untuk bisa kuliah di Turki," begitu pikir sang ibu. Dengan keyakinan tersebut, mereka memberikan dukungan penuh, meski dengan segala keraguan yang terpendam.

Lika-Liku Kehidupan di Turki

Sumber: Dokumentasi Lusi Fitriana
Sumber: Dokumentasi Lusi Fitriana

Saat pertama kali tiba di Turki, Lusi merasakan campuran perasaan yang jauh dari yang dia bayangkan. Harapannya untuk memulai petualangan baru di negara asing ternyata disambut dengan serangkaian pengalaman yang kurang menyenangkan. Meskipun ia sudah mempersiapkan segalanya dengan matang, kenyataan yang dihadapi jauh berbeda dari ekspektasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun