Mohon tunggu...
Nabil Muhammad Alawi
Nabil Muhammad Alawi Mohon Tunggu... Lainnya - "Sekecil tulisan untuk peradaban yang lebih beradab"

Instagram : nabilm_alawi | Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Konsep Ukhuwah dalam Bermasyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

16 Mei 2020   09:55 Diperbarui: 31 Mei 2020   21:36 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan demikian butuh adanya suatu perubahan pola pikir ataupun tindakan yang dilakukan baik pemerintah ataupun masyarakat untuk bersama-sama lawan COVID-19. Imbauan Work From Home (WFH) menjadi suatu kultur yang baru di tatanan masyarakat dan untuk bepergian keluar rumah nampaknya bukan menjadi solusi untuk mencegah terjadinya penyakit demam kabin.

Sebaiknya, masyarakat memulai mengisi berbagai kegiatan yang positif selama di rumah seperti olahraga, berjemur, menyiram tanaman dan lain-lain. Hal ini bermaksud agar selama melakukan kegiatan di rumah dapat mengerjakan berbagai aktivitas yang membuat pikiran tidak jenuh, stress dan gelisah sehingga menjadi sebuah pencegahan terserang penyakit demam kabin. Begitu pula apabila masyarakat hendak melakukan kegiatan diluar rumah, maka wajib memperhatikan hal-hal pencegahan penularan virus korona dengan menggunakan masker dan mencuci tangan menggunakan sabun atau handsinitizer.

Selanjutnya, mengubah diksi imbauan pemerintah yang semula social distancing (menjaga jarak sosial) menjadi phsycal distancing (menjaga jarak fisik) agar masyarakat yang hendak berkegiatan di luar rumah masih dapat melakukan sosialisasi dengan memperhatikan hal-hal untuk menjaga jarak dari penularan virus korona. Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tentunya saling membutuhkan satu sama lain. Walaupun telah diberlakukannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetapi tak dapat dihindari masyarakat masih tetap akan bersosial satu sama lain. Oleh karena itu, penetapan diksi imbauan pemerintah yang semula social distancing nampaknya kurang tepat untuk diterapkan pada masyarakat.

Kemudian, jika sampai ada tetangga yang menjadi pasien positif terinfeksi virus korona, masyarakat diharapkan tidak membuat suatu spekulatif atau framing yang buruk kepada pasien atau sampai kepada keluarga serta orang di sekitarnya. Mengingat bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan masing-masing dari kita adalah saudara (ukhuwah). Seorang ulama dari Jawa Timur yang juga mantan Rais Aam PB Nadhlatul Ulama, KH Ahmad Shiddiq, menyitir konsep Ukhuwah (persaudaraan). Menurutnya, ada tiga macam Ukhuwah yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia).

Dalam Ukhuwah Basyariyah, seseorang merasa menjadi bagian dari umat manusia yang satu. Jika seorang manusia “dilukai”, maka lukalah seluruh umat manusia. Hal ini sesuai dengan pesan dalam QS. Al-Ma’idah [5] Ayat 32:

“Barang siapa membunuh seorang manusia tanpa alasan yang kuat, maka dia bagaikan telah membunuh seluruh umat manusia. Sebaliknya, barang siapa menolong seseorang, maka ia tela menolong seluruh umat manusia.”

Ciptakanlah rasa harmonis, kekeluargaan, dan persaudaraan (ukhuwah) antar sesama dalam sosial bermasyarakat. Tak elok rasanya jika sesama saudara saling menyudutkan, mencibir dan bahkan mengucilkan orang yang telah terinfeksi virus korona. Saatnya saling menjaga dan saling menguatkan untuk melawan COVID-19 ini. Saling menguatkan pada dasarnya sudah ada dalam nilai-nilai kearifan lokal di setiap daerah Indonesia yaitu dengan budaya gotong royong. Mari jaga budaya untuk tetap menjaga dan menguatkan antar sesama.

Semoga dengan artikel yang saya buat dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk bersama lawan COVID-19 agar Indonesia lekas pulih kembali.
Stay safe and stay healthy!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun