Sunhaji mengaku tidak memahami bahwa dirinya ramai jadi sorotan selesainya dicemooh Miftah Maulana Habiburrahman pada sebuah pengajian. Mereka yg bersimpati kepadanya mendermakan uang dan menawarinya umrah & tempat tinggal  .
Tenda terpasang didepan tempat tinggal Sunhaji pada Dusun Gesari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
Buku tamu juga siap menyambut siapa saja yg datang. Sejumlah orang jua secara sukarela sebagai penerima tamu. Rumahnya yg masuk daerah Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, itu kebanjiran tamu justru selesainya beliau mengalami musibah.
Penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau yg biasa dikenal menjadi Gus Miftah mencemoohnya pada sebuah pengajian hanya lantaran beliau mengganggu pengajian ketika menjajakan dagangannya.
Acara tadi sebenarnya telah berlangsung lama, 20 November lalu, pada Lapangan daerah Soepardi, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang.
Tapi, videonya baru ramai tersebar di sosial media.
"Es tehmu iseh okeh apa ora?
(Es tehmu masih banyak?) Nek masih, ya kono didol goblok (Kalau masih, ya sana dijual goblok)," ucap Miftah saat itu.
Mulutmu harimaumu.
Begitu video itu tersebar luas, menggunakan segera ucapan tidak sepantasnya tadi menerkam Miftah sendiri. Utusan spesifik Presiden Prabowo Subianto itu dikecam pada mana-mana.
Tapi, Sunhaji, laki-laki  penjual es yg beliau permalukan, justru menangguk samudera  empati. Ada yg menyerahkan bantuan ratusan juta misalnya TikToker Willie Salim.
Ada juga yg mengajak laki-laki  37 tahun itu umrah. Willie memuji Sunhaji menjadi ayah yg hebat.
"Dia tersebut cerita, enggak berani pergi tempat tinggal  jika enggak bawa uang.
Lantaran kasihan dengan anak & istri di rumah ," jelasnya
Willie mengaku sempat menitipkan uang Rp 100 juta buat membentuk bisnis & kebutuhan. Juga buat membantu ke 2 anak butir pernikahannya menggunakan Yuli Fatimah. Aktris Shireen Sungkar jua menaruh dukungan melalui video call. Istri Teuku Wisnu itu jua menaruh donasi, tetapi nir terlihat kentara donasi yg diberikan berupa apa.
Nama Gus Miftah balik  sebagai perbincangan selesainya video yg menampilkan dirinya diduga mengolok-olok seseorang penjual es teh viral pada media umum. Dalam video tersebut, oleh pendakwah tampak berbincang menggunakan penjual es teh, tetapi ucapannya dipercaya merendahkan prestise orang lain. Kejadian ini memicu reaksi majemuk pada kalangan rakyat. Banyak yg mempertanyakan, apakah tindakan misalnya ini pantas dilakukan sang seseorang pendakwah. Dalam suasana media umum yg serba cepat, video ini pun memunculkan diskusi luas mengenai adab pada berinteraksi. Belakangan, Gus Miftah meminta maaf & mengklarifikasi tindakannya. Dia pula mendatangi si penjual es teh tersebut.
Merujuk pada ajaran Islam, perbuatan merendahkan orang lain merupakan sesuatu yang sangat dilarang. Dalam Al-Qur'an, Surat Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT berfirman:
" ."
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan-perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
Ayat ini menekankan pentingnya menjaga kehormatan sesama manusia, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka. Dalam tafsir Al-Maraghi, ayat ini turun berkenaan dengan kelompok Bani Tamim yang mengejek para sahabat Nabi yang miskin, seperti Bilal, Shuhaib, Salman al-Farisi, dan lainnya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
" "
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pelajaran dari kasus ini adalah pentingnya menjaga lisan sebagai cerminan akhlak mulia. Sebuah ucapan, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar bagi orang lain, baik positif maupun negatif.
Di tengah hiruk pikuk media sosial, umat Islam diajak untuk lebih bijak dalam bertindak dan berbicara. Pesan Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa kehormatan manusia adalah sesuatu yang harus dijaga. Kejadian ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar, bahwa kritik terhadap tokoh atau seseorang harus dilakukan dengan adab, tanpa menjatuhkan kehormatan pihak lain.
Pada akhirnya, kejadian ini menjadi pengingat bersama untuk terus meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan.
 Gus Miftah sendiri dikenal menjadi pendakwah yg kerap mengungkapkan pesan-pesan toleransi & keberagaman. Namun, menggunakan adanya peristiwa ini, warganet berharap supaya peristiwa serupa nir terulang lagi pada masa depan  Pelajaran berdasarkan perkara ini merupakan pentingnya menjaga verbal menjadi cerminan akhlak mulia.
Sebuah ucapan, sekecil apa pun, bisa menaruh impak akbar  bagi orang lain, baik positif juga negatif. Di tengah hiruk pikuk media umum, umat Islam diajak buat lebih bijak pada bertindak & berbicara. Pesan Al-Qur'an & hadis Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa kehormatan insan merupakan sesuatu yg wajib  dijaga. Kejadian ini pula menaruh kesempatan bagi rakyat buat belajar, bahwa kritik terhadap tokoh atau seorang wajib  dilakukan menggunakan adab, tanpa menjatuhkan kehormatan pihak lain. Pada akhirnya, peristiwa ini sebagai pengingat beserta buat terus meneladani akhlak Rasulullah SAW pada setiap aspek kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI