Saat tsunami dahulu, ternyata menu mie gurita menjadi salah satu menu favorit para volunteer yang tengah bekerja menjadi relawan di Aceh.
Di malam hari setelah penat bekerja, mereka akan mengunjungi kedai-kedaia penjaja mie dan khusus memesan mie gurita di makan malam hari panas-panas menjadikan sensasinya luar biasa. Dengan rasa sedikit pedas, bahkan para pecinta kuliner ekstra pedas bisa memesannya secara khusus hingga level 10.
Tentu saja para koki akan menambahkan "cabe setan" (sebutan untuk cabe semacam cabe meksiko yang rasanya lebih pedas dari jenis cabe biasa), jumlahnya sedikit lebih banyak untuk menciptakan level-level super pedas memanjakan para pecinta menu pedas membara.
Memang untuk level pedas bisa diorder langsung kepada sang koki, sambil menikmatinya memasak langsung.
Menikmati mie kuah pedas di kafetaria pinggiran pantai yang berangin semilir, terasa luar biasa, karena rasa pedas diimbangi nuansa sejuk angin laut. Meski berkeringat, justru menambah selera--tapi jangan sampai keblablasan apalagi yang didiagnosa punya kolesterol tinggi. Terpaksa makan secukupnya!.
Semoga kedepan Pemerintah terus mendorong menu mie gurita sebagai ikonik yang semakin menguat di LhokSeudu. Rasanya ke Lhok Seudu tak menikmati mie gurita belum sah !. Jika sudah begitu, mestinya mie gurita sudah jadi makanan wajib,. Yuk kita dorong wisata daerah lebih maju dengan andalan menu kuliner khas, sekalian menjaga warisan kuliner tradisi itu agar tak hilang dimakan waktu.
Selamat menikmati indahnya Pantai Barat Aceh, dengan kuliner luar biasa!Â
Salam, #nabilioner-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H