Benda seperti layangan berukuran besar itu bergantungan di sepanjang pinggir jalan , di setiap kedai terbuat dari tepas. Jangan salah, itu bukan layangan, tapi asinan gurita kering yang langka. Desa wisata Lhok Sedu memang terkenal sebagai desa gurita!.
Skarang pilihan wisata di Aceh semakin beragam. Wisata tsunami ke tempat bekas tsunami atau museum tsunami, taman blang padang, kapal di atas rumah. Tapi kalau hanya mau sekedar menikmati kuliner mie aceh, martabak aceh dan kopi arabika-robusta yang sudah top markotop, bahkan bisa dinikmati di setiap lokasi wisata. Banyak pilihan pokoknya!.
Tapi kali ini aku akan menceritakan kunjungan perjalanku ke daerah persisir Aceh Besar, daerah sebelahan dengan Ibukota propinsi Banda Aceh. Daerah yang menurutku paling banyak menyimpan romantisme jalan-jalannya. Kali ini aku akan berjalan ke wilayah barat. Wilayah yang ketika tsunami adalah daerah yang paling parah dihantam ombak besar.
Tapi jangan kuatir jalanan di pesisir Aceh Besar memiliki dua jalur yang luas. Jadi termasuk kategori jalan untuk daerah wisata ramah berkendara. Di sepanjang jalan itu juga tersedia pertamini, mini market dan bengkel tradisional tapi sudah bisa melayani tambal ban tubless. Jadi so tak perlu kuatir ban kempes dan kebingungan carai bengkel penambalnya.
Untuk pilihan jenis kendaraan ke Desa wisata Lhok Sedu dari pusat kota Banda Aceh, bisa memilih taxi, angkutan tradisional Aceh labi-labi, atau menggunakan mobil rental.
Jadi jika Adira Finance melalui komunitas Adira kedepan juga mengekplorasi daerah desa wisata baru, aku berharap desa wisata Lhok Sedu bisa menjadi salah satu prioritasnya. Sangat menarik lho tempat wisatanya. Jadi lokasi desa wisata itu bisa menjadi bagian dari Festival Kreatif Lokal untuk merayakan kepemilikan gen kreatif di masyarakat Indonesia. Aku merasa beruntung bisa mengenalkan satu sisi desa wisata melalui ajang Festival Kreatif Lokal -adira.id/e/fkl2022-blogger ini
Dan kondisi wisata di Lhok Sedu sangat membantu saat pemulihan ekonomi indonesia utamanya di Aceh. Karena geliatnya yang cepat tumbuh apalagi berada di derah pesisir yang jauh dari keramaian kota. Menurut aku kategori Desa wisata Kreatif bisa dimasukkan kategorinya atas desa Lhoksedu itu, begitu juga Festival Pasar Rakyat apalagi mata dagangan sangat spesial, gurita kering dan mie gurita.
Namun secara infrastruktur sebagai Jelajah Desa wisata Ramah Berkendara, sudah lebih dari cukup memenuhi syarat itu. Dan pasar luar negeri juga mengenalnya dengan mudah karena sisa masa lalu tsunami yang pernah menghadirkan lebih dari 150 NGO asing terlibat dalam pemulihan tsunami.
Memiliki jalan minimal 2 jalur,kualitas jalan akses masuk ke desa sudah hotmix,terdapat lampu lalu lintas dan penerangan yang baik,kualitas marka jalan yang baik,Terdapat SPBU atau minimal stasiun pengisian bahan bakar mini (pertamini),terdapat bengkel (resmi/tidak resmi) dalam radius maksimal 5-10 km dari pusat desa
Tapi pelaku ekraf memang masih terbatas pada pelaku tradisional, butuh sentuhan marketing, packaging dan branding agar bisa lebih luas bisa dikenal. Seluruh area wisata dikelola sendiri oleh penduduk kampung Lhok Sedu. Ketiadaan tour guide, karena untuk jenis wisata model Lhok Sedu mungkin masih kurang dibutuhkan tour guide. Dari ekosistem wisatanya, daya tarik wisata, aktivitas wisata, accessibility,akomodasi,amenities atau fasilitas juga cukup memadai.
Desa Pesisir Indah Penghasil Gurita Kering
Jika sedang berkendara dan menjumpai kedai-kedai kecil dengan banyak benda besar berwarna coklat kemerahan bertali seperti layangan yang bergantungan di kedai-kedai pinggir jalan, jangan salah sangka itu adalah gurita kering yang di tata sedemikian rupa layaknya layangan. Gurita kering dikeringkan dengan menggunakan bilah bambu, dengan panas asli matahari pantai barat.
Ada puluhan kedai penjaja ikan asin di sana, tak hanya gurita, tapi teri Medan, teri Krueng Raya, ikan jambal roti, dan hampir ada seratus lebih jenis ikan asin lainnya yang berjejer rapi menunggu kehadiran para pembeli.
Dan jika berkesempatan menikmati kulinernya, akan ada sajian mie aceh dengan campuran gurita, rasanya gila banget enaknya!. Masakan ini adalah ciri khas di daerah desa wisata Lhok Sedu. Disajikan di kedai tradisional dengan view laut lepas.
Jika masih penasaran, bisa langsung melihat prosesnya, ketika mereka baru saja kembali dari menjaring di laut lepas, dan segera memprosesnya agar diperoleh hasil ikan yang segar. Termasuk pesanan pembuatan ie Aceh rasa gurita. Atau kita bisa membawanya unutk oleh -oleh untuk simpanan di rumah.
Eiffel, Petronas I am Coming!
Perjalanan menuju desa wisata lambahda itu jika dari kampus tempat tinggalku sebenarnya lumayan jauh jaraknya. Tapi dari pusat kota Banda Aceh jaraknya sekitar 30 kilometer.
Tak perlu kuatir soal macet, karena di Banda Aceh anti macet, jarak sejauh itu bisa ditempun dalam 30 menit atau sejam perjalanan santai. Sambil sesekali berhenti membeli jagung bakar atau buah asam kranji, sejenis buah asam yang sangat khas di daerah Lhoknga Aceh Besar dan hanya berbuah setiap 3 tahun sekali. Jadi jika kebetulan waktunya musim buah itu anda termasuk beruntung.
Daerah pesisir itu juga dikenal sebagai desa penghasil kerajinan rotan yang bahan bakunya diambil di hutan di belakang kampung mereka.
Begitu memasuki gerbang perbatasan Aceh Besar menuju desa wisata Lhok Sedu, kita akan menelusuri jalan beraspal hotmik terbaik. Dengan deretan penjual rujak Aceh dan manisan, berbumbu pliek u pedas dengan beberapa SPBU dan mini maket.
Tanda-tanda memasuki desa itu jika kita menemukan banyak penjaja asinan gurita di sebelah kanan arah perjalanan karena langsung berbatas dengan pesisir laut di belakangnya.
Di kejauhan deretan perahu nelayan warna-warni menjadi salah satu pemandangan tersendiri di desa wisata Lhok Sedu. Kita bisa memilih untuk mengunjungi desa nelayan itu dan ikut menikmati suasana kehidupan para nelayan membongkar jaring.
Ada untungnya lho, karena bisa membeli ikan dengan harga diskon!. Anak-anak bisa belajar mengenal banyak jenis ikan.
Kebanyakan adalah jenis ikan kerapu, ikan bidadari dan ikan buntal atau ikan laut jenis karang yang berdaging empuk dan rasa gurih luar biasa.
Ataukamu bisa memilih jalan-jalan di indahnya laut pesisir, atau berenang. Daerah itu menjadi tempat pemandian yang asyik dan nyaman dengan deretan perahu nelayan. Apalagi jika kamu suka hunting foto. Desa wisata Lhok Sedu instagrammable, tak usah kuatir banyak view yang bisa diburu ini akan menjadi zona pilihan wisata dan foto terbaikmu.
Tapi yang spesial dari desa wisata Lhok Sedu adalah keberadaan cottage kecil yang berjajar menuju ke laut lepas berwarna warni. cottage itu dibangun terapung di atas laut dangkal sehingga kita bisa menyaksikan ikan-ikan nemo kecil bermain di dalam air, apalagi ketika kita melempar makanan ke arah kumpulan ikan yang berebutan, menjadi ajang favorit anak-anak dan keluarga.
Dan diujung masing-masing cottage itu sekitar 50 meter menjorok kelaut para pengelola wisata telah membangun beberapa miniatur ikonik terkenal dunia, seperti menara Eiffel Paris. Objek itu menjadi objek buruan para tamu yang berkunjung kesana.
Berkesempatan bisa berandai-andai sedang berada di Paris dan menikmati indahnya menara dengan laut lepas disekelilingnya. Suasana itu akan lebih indah jika memasuki saat sunset, warna jingga langit berpadu dengan menara Eiffel menambah romantisme yang luar biasa.
Momen ini tak pernah dilepaskan para pengunjung sehingga mereka sering berlama-lama menunggu saat itu.
Dan di cottage lain juga tersedia miniatur petronas. Dua menara kembar di negara jiran, yang miniaturnya juga dibangun diujung cottage yang menjorok ke laut jauh dari hiruk pikuk.
Cottage itu biasanya tak perlu disewa tapi kita cukup memesan beberapa makanan khas seperti mie gurita, kelapa muda. Jika membawa keluarga sebuah cottage muat bisa berisi enam orang bersantai ria. Anak-anak bisa menikmati laut lepas menunggu anggota keluarga lain berjalan-jalan atau berfoto ria.
Untuk makanan juga standar harganya, kelapa muda sekitar Rp10.000 bisa dipilih original atau dicampur es dan sirup merah “cap patung”. Begitu juga dengan mie gurita seharga Rp15.000-Rp20.000 rupiah per porsi cukup terjangkau untuk sekali liburan di tempat spesial desa wisata Lhoksedu.
Daerah desa wisata itu semakin malam semakin ramai pengunjungnya karena jalur desa wisata itu juga menjadi tempat singgah bagi para pengendara yang bepergian menuju wilayah Aceh Barat dan Aceh Selatan atau Simeulu (Pulau pusat gempa 9,8 saat tsunami 18 tahun silam).
Malam hari para pengunjung lebih menikmati makanan mie gurita di kedai-kedai di pinggiran jalan dengan ruang parkir yang luas. Di kiri jalan juga terdapat tebing yang berbatas langsung dengan perkampungan lain di belakangnya.
Kami berkemas setelah sunset berlalu, setelah sebelumnya shalat di mushala yang banyak tersedia di area desa wisata. Setelah puas menikmati pesisir indah dan nikmatnya mie gurita, esok saatnya kembali bersibuk ria dengan urusan magang kuliah lagi. Huff! Berenang, hunting foto, menikmati kuliner gurita, Seru rasanya!.
sumber bacaan; https://www.instagram.com/adirafinanceid/, https://www.adira.co.id/, https://www.adira.co.id/festivalkreatiflokal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H