Apa yang menarik dari Teori Evolusi dan Seleksi Alam Charles Darwin?. Meski menyadari tidak sepenuhnya setuju, mengenai teori Evolusi dalam buku Tentang Asal Usul Spesies Melalui Cara Seleksi Alam (On the Origin of Species by Means of Natural Selectio-1859), yang fenomenal, tapi kisah tentang burung Finch sangat menarik.
Ketika Darwin mempelajari kehidupan burung  finch di Kepulauan Galapagos, ia menemukan bahwa terdapat burung kecil  ber-genus pipit berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian.Â
Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.
Fakta itu sangat menarik, dan bisa menjadi analogi tepat ketika kita bicara tentang gerakan wirausaha muda dalam mengikuti perubahan dan bertahan dengan  tantangan yang ada dalam merintis bisnis.
baca juga :Â Inilah jaminan Ivestasi Anti Bodong!
Pedagang atau Entrepeneur?
Terlepas dari faktor kekuatan modal, kemampuan mengembangkan usaha, ada dua perbedaan penting ketika kita berpikir sebagai pedagang atau sebagai seorang pengusaha.
Sebuah notifikasi motivasi bisnis bijak dari Instagram masuk. Visualisasinya cukup berkesan. Kontennya menyebut, "Jika kita bisa menjual pisang seharga Rp.2000, menjadi Rp.2.500 berarti kita memiliki pola pikir pedagang, tetapi jika kita bisa menjual pisang seharga Rp.2000, menjadi Rp.17.500, kita adalah seorang pebisnis-entrepeneur!".
Mengelola sebuah bisnis kecil hingga menjadi kerajaan bisnis, membutuhkan banyak jalan, karena memang banyak jalan menuju Roma, yang artinya jika kita gagal di satu jalan kita bisa mengikuti jalan lain menuju sukses.
Kekuatiran bisnis sering karena sebab ketersediaan modal, yang umum dipahami sebagai  "uang". Padahal modal bisa berarti skill atau keahlian, keterampilan manajerial, kemampuan mengendalikan atau mengelola orang untuk bekerja sama , atau kemampuan bernegosiasi.
Ini Semua Tentang Perubahan
Ketika bisnis berjalan lambat, masalah berikutnya adalah "seleksi alam". Dalam bisnis dibutuhkan semangat, disiplin, keuletan, ketekunan, kerjasama, jaringan, dan kemampuan untuk mengembangkan bisnis.
Bisnis tanpa navigasi, hanya mengandalkan perkiraan, tanpa survei, dan sistem tata kelola yang tidak dilengkapi dengan bantuan sistem manajemen operasional dan keuangan dapat berdampak buruk walaupun kecil. Hal paling sederhana dalam manajemen, adalah kemampuan kita memisahkan antara bisnis dan operasional harian pribadi, jika tak ingin  bisnis kolaps.
Ketika kehilangan disiplin manajemen, kualitas pelayanan atau produktivitas menurun, berdampak pada konsumen yang menjadi basis bisnis.
Ketika tidak melakukan survei awal,  seperti ghost shopping (semacam konsumen rahasia yang mengorek info tidak langsung), bisa menjadi pangkal kesulitan dalam mengembangkan bisnis dengan baik. Jika hanya mengandalkan perkiraan,sulit memprediksi perubahan pasar yang dapat mengganggu bisnis kita. (thetalks.id)
Ketika terjadi masalah dalam bisnis, sebagian orang merasa salah memilih jenis usaha, menganggap bisnisnya jenis usaha pasaran, sulit untuk dikembangkan. Padahal awalnya kita yakin berhasil. Sedikit inovasi atau variasi jenis produk bisa membantu terjadinya perubahan, apalagi konsumen milenial cenderung maniak branding. Berpikir bisnis, sekedar bisa menutup biaya produksi atau bertahan dengan konsumen yang ada, bisa membuat kalah saing dan gugur dalam seleksi alam dunia bisnis.
Perubahan harga dan permintaan konsumen serta masuknya produk baru menjadi pertimbangan yang tidak bisa dilewatkan ketika bisnis stagnan.Â
Desain kemasan, marketing, memainkan medsos, adalah sedikit cara menjaga konsumen, memperluas pasar bisnis kita.
Orang bijak sering bilang, berteman dengan orang pintar dalam bisnis bisa membuat kita menjadi orang cerdas. Mindset kita bisa berubah dengan bergaul dengan orang-orang sukses.
Sama seperti burung finch yang tidak mengikuti perubahan sekecil apa pun, akan mati. Masuknya jenis burung pemakan biji yang lain, membuat persaingan semakin tidak mudah. Beberapa spesies finch memakan biji-bijian yang lebih besar meskipun sulit diperoleh agar dapat bertahan hidup. Pada akhirnya burung-burung yang dapat memilih memakan jenis tumbuhan baru yang dapat bertahan hidup, sedangkan mereka yang bertahan akan mati.
Mengatasi persaingan, kita bisa belajar dari kegagalan dari banyak sumber lain. Apalagi sekarang banyak sekali pembelajaran yang bisa diakses secara online dan gratis, melalui berbagai media sosial. Jadi bukan alasan untuk cepat menyerah.
Bahkan bagi pengusaha baru, banyak ide bisnis dapat ditemukan di media sosial. Jenis produk yang viral dapat diubah menjadi ide bisnis, belajar dari orang-orang bagaimana mereka memulai bisnis dan bagaimana mereka mengembangkan bisnis mereka perlahan-lahan dengan uang kecil atau bahkan nol.
Pembelajaran tersebut merupakan upaya menghadapi perubahan atau tantangan. Tidak hanya berharap menjadi pencari kerja (job seeker), tetapi justru pencipta kerja (job creator). Seperti burung Finch yang bertahan selama duapuluh tahun, alam memberikan banyak pelajaran menghadapi perubahan dan kokoh bertahan!.Â
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H