Dalam 24 jam sehari selama Covid-19, bagaimana kita mengatur waktu. Selain ibadah, apa pilihan terbaik kita, berbisnis online, merintis bisnis, atau menyempatkan belajar online.
Kita bisa memilih sesuai passion, mengikuti seminar atau workshop, ikut  online course, untuk skill baru yang ingin kita kuasai, memperluas jaringan (networking), rutin membaca buku setiap hari, belajar bahasa asing, mengambil program S2, atau mendengarkan podcast dari para pakar.
Program Prakerja sebagai InvestasiÂ
Pada September tahun lalu, saya menjadi bagian dari kegiatan Program Kartu Prakerja yang sedang menguat gaungnya. Program yang diklaim sebagai the first government startup, karena kultur yang terbangun seperti perusahaan rintisan yang didominasi anak muda cemerlang serta berdedikasi tinggi.
Bergabung dalam sebuah kultur baru yang positif, bisa membawa perubahan. Tak sekedar berkutat dengan studi yang kadangkala membuat mood bosan, tapi juga menjadi bagian pencarian alternatif yang menarik passion kita.Â
Program ini memang berhasil mengubah wajah layanan publik di era digital sekarang ini. Prosesnya secara end to- end, tanpa tatap muka dan tanpa perantara, menjadi efektif bisa menjangkau banyak orang yang berkemauan kuat untuk menjadi lebih cerdas.
Penerapan prinsip "consumer centric", yaitu sebuah layanan dengan menitikberatkan pada kepuasan konsumen, membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia yang semakin mudah diakses. Data terbaru menyebut bahwa dalam 17 bulan, program ini menjangkau hampir 10 juta penerima dari 514 kabupaten-kota, hingga ke Papua. Dan tahun 2021 saja penerimanya sudah mencapai 63.000 orang.
Jika dilakukan secara manual jumlah yang signifikan itu belum tentu dapat tercapai. Terlibat di dalamnya membuat kita semakin kritis, terhadap banyak persoalan, memikirkan gagasan apa yang bisa kita kembangkan, termasuk dalam situasi pandemi kemarin. Keikutsertaan kita dalam program ini, adalah salah satu bentuk investasi leher ke atas.
Daya tarik yang membuat antusias adalah, inklusivitas program ini dapat menjangkau kelompok di pedesaan, eks pekerja migran Indonesia, difabel, serta mereka yang tinggal di daerah tertinggal. Program inklusif ini bahkan bisa mengukur perkembangan proses pembelajaran para penerimanya. Dengan sejumlah besar mitra lembaga pelatihan yang terlibat didalamnya, menjadi peluang besar bagi kita belajar tentang banyak hal tentang seluk beluk bisnis, membangun kapasitas ketrampilan kita.Â
Menurut survey Ipsos, sebuah lembaga riset global dari Ameika Serikat, dari banyak program bantuan masyarakat yang diberikan pemerintah, prakerja adalah program bantuan yang paling banyak didapatkan masyarakat dan bermanfaat besar.
Masih banyak peluang kita memanfaatkan kondisi daring dengan banyak investasi menambah kecerdasan dan ketrampilan kita, teori dan praksis. Perubahan mindset adalah core utama dari skema ber-investasi leher ke atas, untuk membantu kita menghadapi perubahan paska pandemi.Â
Kita meyakini, setelah pandemi akan terjadi boom ekonomi. Orang akan berlomba memasuki pasar bisnis dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Apalagi setelah terkungkung pandemi sekian lama. Saya siap memasuki gelombang baru itu! Anda bagaimana?
sumber bacaan: aceh.tribunnews.com (artikel ini pernah tayang di tribunews)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H