Mohon tunggu...
Nabilla Zahwa
Nabilla Zahwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis karya fiksi sejak duduk di bangku taman kanak

Selanjutnya

Tutup

Games

Gim Lokal di Bawah Regulasi : Ancaman atau Peluang?

18 Desember 2024   18:48 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun ke belakang, gim Indonesia telah sukses berkembang memasuki pasar global. Gim Indonesia kembali berkembang pesat setelah tahun 2000-an, bahkan sampai dimainkan oleh youtuber ternama. Salah satu gim yang populer di komunitas gamer dalam negeri maupun luar negeri seperti berbagai seri DreadOut, Pamali, dan A Space for The Unbound. Gim buatan Indonesia sering  kali menyelipkan budaya Indonesia pada alur cerita sehingga secara tidak langsung memperkenalkan budaya Indonesia kepada pemainnya. Meski demikian, pamor gim lokal masih kalah apabila dibandingkan dengan gim buatan luar negeri. Sebenarnya, pengembang gim Indonesia telah melakukan berbagai inovasi untuk menggaet minat gamer namun sulit mengalahkan gim raksasa luar negeri. Dalam prosesnya, pengembang gim sering kali mengalami hambatan seperti dana yang terbatas, mangsa pasar yang hanya 0,5 persen maupun akses dalam memasarkan gim. Masalah tersebut menghambat peluang gim lokal untuk menembus pasar global.

Berdasarkan Statista pada 2024, gim Indonesia diproyeksikan meraih pendapatan hingga USD1.232 juta dengan pertumbuhan pendapatan pasar sebesar 10,3%. Jika dalam satu tahun industri gim meraih pendapatan sebanyak itu, tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa tahun ke depan gim menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia. Mengutip data dari Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023/2024, gim lokal buatan Indonesia berhasil terjual 30 ribu hingga 150 ribu copy, dengan pendapatan kotor pendapatan rata-rata di atas USD400.000 hingga USD3,2 juta. Angka yang dihasilkan menjadi bukti bahwa gim Indonesia memiliki peran besar dalam GDP Indonesia.

Meninjau dari potensi dan hambatan yang dilalui oleh gim Indonesia, maka pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi. Lantas, apakah regulasi dari pemerintah menmberi peluang atau justru memberatkan pengembang gim?  Jawaban dari pertanyaan tersebut memiliki dua sudut pandang. Jika melihat dari sudut pandang pemerintah, regulasi adalah langkah tepat untuk mendukung gim Indonesia. Salah satu regulasi yang disahkan oleh pemerintah adalah Perpres Nomor 19/2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Perpres Nomor 19/2024 berisi delapan poin utama yang diupayakan bagi pelaku subsektor developer game. Mulai dari pengembangan riset, pengembangan pendidikan, fasilitas pendanaan dan pembiayaan, penyediaan infrastruktur, pengembangan sistem pemasaran, pemberian intensif, fasilitas kekayaan intelektual, serta perlindungan hasil kreativitas. Regulasi memberikan pedoman kepada pengembang gim dalam membuat gim sehingga memperbesar peluang gim Indonesia untuk bersaing dengan gim luar negeri.

Kenyataannya, regulasi yang terlalu ketat justru menjadi ancaman gim lokal. Salah satu regulasi yang mengancam gim lokal adalah klasifikasi gim secara oleh pihak ketiga. Klasifikasi gim dilakukan sesuai dengan usia dari isi konten. Contohnya gim dengan rating di bawah 18 dilarang menampilkan rokok, alkohol, narkoba, sadis, brutal atau hal vulgar. Jika publisher atau pihak ketiga melanggar peraturan, maka platform tersebut akan diblokir. Pemblokiran platform, justru menyulitkan gim lokal dalam menjangkau audience yan ingin memainkan gim tersebut. Alhasil, audience akan mengunduh gim dari platform illegal. Jika pemblokiran masih terus dilakukan, jangan harap gim lokal dikenal oleh masyarakat global.

Regulasi di atas sesuai dengan Permenkominfo No 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Gim.  Sebenarnya regulasi sudah tepat untuk menyaring konten yang sesuai namun juga rawan menjadi ladang korupsi dan abuse. Bisa saja publisher nakal menghalalkan segala cara untuk melewati peninjauan oleh pihak terkait dengan memberikan 'uang licin' kepada mereka. Ancaman dibelakang terkait penjegalan publisher juga dapat dilakukan. Oknum akan meminta 'uang jalan' apabila publisher ingin diloloskan. Kasus tersebut merugikan gim Indonesia. Aturan ketat seperti ini menjadikan Publisher tidak berminat menerbitkan dan memasarkan gim di platform mereka.

Masa depan gim lokal bergantung pada regulasi negara. Penerapan regulasi yang bijak, akan mendorong pertumbuhan gim lokal. Sebaliknya, apabila penerapan regulasi terlalu ketat, maka pertumbuhan gim lokal akan sulit. Kolaborasi pemerintah, pengembang, maupun masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan penerapan regulasi yang sesuai. Pengawalan setiap aspek membantu gim lokal dapat tumbuh lebih pesat dan mengepakkan sayap dikenal dunia global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun