Mohon tunggu...
Nabilla Nur Zafira
Nabilla Nur Zafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030034 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Main Game

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Menuju Validasi: Melarikan Diri dari Sikap People Pleasing

19 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   17:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan, keinginan untuk diterima dan disukai orang lain adalah hal yang wajar. Namun bagi sebagian orang, keinginan tersebut bisa berkembang menjadi kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain, atau biasa disebut dengan "people-pleasing". Meskipun hal ini tampak positif, namun kecenderungan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kebahagiaan seseorang.

Apa Itu People Pleasing?

People pleasing adalah kecenderungan seseorang untuk mengutamakan kebutuhan dan keinginan orang lain di atas kebutuhan dan keinginannya sendiri. Orang dengan kecenderungan ini sering kali merasa untuk mengatakan "iya" padahal sebenarnya mereka ingin mengatakan "tidak". Mereka cenderung menghindari konflik dan mencari persetujuan orang lain.

Ada beberapa faktor yang bisa membuat orang memiliki sikap people pleasing untuk selalu menyenangkan orang lain. Salah satunya adalah pola asuh, orang yang tumbuh di lingkungan di mana mereka harus berperilaku tertentu untuk mendapatkan cinta dan penerimaan dapat menyebabkan munculnya sikap ini. Misalnya, jika anak-anak merasa harus selalu menaati orang tua agar bisa menerima kasih sayang, mereka mungkin akan tumbuh menjadi orang dewasa yang terus-menerus mencari persetujuan. Selain itu, orang dengan harga diri rendah sering kali merasa bahwa harga diri mereka bergantung pada seberapa besar mereka bisa menyenangkan orang lain. Mereka mungkin percaya bahwa dengan memenuhi harapan orang lain, mereka akan lebih dihargai dan diterima. 

Pengalaman masa lalu, seperti trauma atau pengalaman negatif juga dapat menimbulkan kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain agar menghindari keyakinan emosional yang sama. Beberapa orang mungkin lebih cenderung untuk menyenangkan orang lain karena adanya faktor kepribadian atau genetik. Meskipun menyenangkan orang lain mungkin tampak seperti sifat yang baik, namun hal itu dapat menimbulkan banyak dampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Selalu berusaha memenuhi keinginan orang lain bisa sangat melelahkan. 

Orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain bisa merasa stres dan lelah karena terus-menerus menekan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Orang yang suka menyenangkan orang lain sering kali mengabaikan keinginan dan kebutuhannya sendiri. Seiring berjalannya waktu, mereka bisa kehilangan jati diri karena selalu mengikuti keinginan orang lain. 

Merasa tidak pernah merasa cukup dan tidak mampu mengatakan tidak dapat menyebabkan depresi dan kecemasan. Tekanan untuk selalu menyenangkan orang lain dan rasa takut akan penolakan bisa memicu gangguan kecemasan bahkan bisa menimbulkan depresi. Selain itu, kecenderungan untuk menyenangkan orang lain dapat menyebabkan hubungan yang tidak seimbang dan tidak sehat. 

Orang yang berbuat baik mungkin merasa dimanfaatkan atau tidak dihargai dalam hubungannya karena mereka selalu memberi lebih dari yang mereka terima. Selalu mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan sendiri dapat merusak harga diri seseorang. Mereka mungkin merasa bahwa kebutuhan mereka tidak penting atau tidak berharga. 

Mengatasi kecenderungan untuk menyenangkan orang lain membutuhkan kesadaran dan upaya terus-menerus. Langkah pertama adalah mengakui bahwa kamu mempunyai kecenderungan untuk menyenangkan orang lain ini merupakan kunci untuk memulai perubahan. Meskipun sulit, belajar mengatakan "tidak" merupakan langkah penting dalam mengatasi sikap untuk menyenangkan orang lain. Mulailah dengan hal-hal kecil dan perlahan-lahan agar kita tidak merasa kaget. Menetapkan batasan yang jelas dan tegas juga merupakan poin yang sangat penting. Komunikasikan batasan-batasan ini kepada orang-orang di sekitar kita dan patuhi batasan tersebut. 

Mulailah memprioritaskan kebutuhan dan keinginan kamu. ini bukan merupakan sikap yang egois tetapi ini tentang menjaga keseimbangan antara kebutuhan orang lain dan kebutuhan kita sendiri. Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog ataupun terapis. Mereka dapat membantu kita memahami akar dari kecenderungan ini dan memberikan strategi untuk mengatasinya. Fokus pada aktivitas yang meningkatkan harga diri kita dengan cara menemukan hal-hal yang kita sukai dan habiskan waktu untuk melakukannya. 

Kecenderungan untuk menyenangkan orang lain adalah dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Meskipun niatnya itu baik, tapi kebiasaan ini bisa memicu stres, kehilangan jati diri, dan hubungan yang tidak sehat. Mengenali kecenderungan ini dan berupaya mengatasinya adalah kunci untuk meningkatkan emosional yang baik dan mental yang sehat. Dengan menetapkan batasan yang sehat, belajar untuk mengatakan tidak, dan menjadikan diri kamu sebagai prioritas, itu dapat mengurangi dampak negatif dari sikap untuk menyenangkan orang lain dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun