Mohon tunggu...
Nabilla Tashandra
Nabilla Tashandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Laman iseng. Senang memerhatikan dan mengomentari hal acak, banyak mendengar musik tapi bukan pemusik. Bukan juga jurnalis musik.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Umroh Mandiri, Worth It atau Sulit?

18 Desember 2024   23:01 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelataran Ka'bah di sore hari seusai shalat ashar di bulan November. (foto: dokumentasi pribadi)

Alhamdulillah saya baru saja menyelesaikan umroh mandiri dengan total perjalanan Jakarta-Jeddah-Jakarta 7 hari pada pertengahan November lalu.

Rasanya masih membekas di ingatan, nyaringnya bunyi adzan di pelataran Masjidil Haram dan riuhnya orang-orang di sekitar Ka'bah, yang tentunya membuat saya ingin mengunjunginya lagi lain waktu.

Namun poinnya bukan itu. Selain bersyukur (akhirnya) bisa menginjak Tanah Suci, saya juga bersyukur karena bisa terwujud pula keinginan saya sejak lama untuk umroh ketengan alias umroh mandiri atau tanpa didampingi agen tur.

Nah, pertanyaannya -yang juga beberapa kali saya terima- apakah umroh mandiri worth it? Atau justru bikin sulit?

Bagi saya, worth it! Dan saya nggak menyesal pergi tanpa pendampingan agen tur. Berikut beberapa alasannya, termasuk jika Anda berpikir ingin mencobanya.

*Disclaimer: umroh mandiri memang memungkinkan kita untuk lebih menghemat biaya. Tapi, cara ini tidak untuk semua orang. Demi kenyamanan dan keamanan.

Alasan kenapa umroh mandiri layak dicoba

1. Biaya lebih murah

Umroh mandiri artinya pergi sendiri, memesan tiket pesawat dan kamar hotel sendiri, naik transportasi sendiri, semuanya sendiri.

Sekadar gambaran, total tujuh hari perjalanan saya dan dua rekan saya menghabiskan kurang dari Rp 20 juta untuk semua kebutuhan (kecuali oleh-oleh yang berbeda-beda setiap orangnya). 

Biaya ini masih bisa ditekan seandainya kami lebih irit lagi, terutama di aspek makanan dan minuman. Namun, hemat bukan berarti merana. 

Satu, kami pengin mencoba makanan dan minuman di tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Dua, jangan juga asal makan sehingga kesehatan dikorbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun