Mohon tunggu...
Poetriettte
Poetriettte Mohon Tunggu... Penulis - Hal Hebat ada dalam dirimu

Bertahanlah, sedikit lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan EYD dan Diksi yang tepat untuk Cerpen "Pagi Tanpa Mentari" Karya Deddy Setya Anggoro

14 Juli 2022   09:28 Diperbarui: 15 Juli 2022   14:32 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu suka baca Cerpen? Cerita-cerita pendek atau wacana memang betul sering kali melekat pada telinga sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Mulai dari soal-soal yang dimana cerita pendeknya bertebaran di pelajaran Bahasa Indonesia ataupun dalam pelajaran Seni Budaya yang kerap kali membuat kita membaca atau memunculkan ide-ide gila yang ada di kepala untuk dituliskan menjadi sebuah cerita yang nantinya akan dibacakan di hadapan Guru dan juga teman-teman.

Tapi sebelum itu semua, apakah kalian tahu apa pengertian dari Cerpen itu sendiri? Cerpen memiliki arti dari karya sastra yang berbentuk tulisan yang dikemas dalam bentuk cerita dan berbentuk cerita pendek jadi tidak bersambung-sambung atau panjang seperti novel. Cerpen menyuguhkan cerita hanya berfokus pada satu konflik yang di alami tokohnya. Bahasa pada cerpen biasanya mudah dipahami dan jelas, tidak bertele-tele dan alur ceritanya pun ringan tidak terlalu rumit.

Jadi dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penyuntingan pada Cerpen karya Deddy Setyo Anggoro yang berjudul "Pagi Tanpa Mentari" mulai dari EYD menurut kaidah berbahasa Indonesia, kosa kata atau Diksi yang tepat juga menyunting pemborosan kata.

Dan untuk membuat tulisan bernyawa, maka dibutuhkan tangan hebat editor untuk menyuntingnya. Contoh pada cerpen dibawah ini sebagai contoh untuk penyuntingan Diksi yang tepat juga penggunaan huruf Kapital yang tepat yang dikutip dari Cerpenmu.com.

"Sinar matahari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela membangunkannya dari mimpi indahnya. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan jika di dunia nyata. Mimpi yang membuatnya tegak berdiri di dunia yang melelahkan. mimpi yang selalu menghadirkan harapan bagi hidupnya. Mimpi yang selalu datang bersama seraut wajah dengan senyum manisnya. Wajah yang selalu dia lihat sehari-hari meski wajah itu tak pernah melihat ke arahnya."

Dalam paragraf itu, dapat terlihat bahwa penggunaan huruf kapital yang tidak tepat "Mimpi yang membuatnya tegak berdiri di dunia yang melelahkan. mimpi yang selalu menghadirkan harapan bagi hidupnya. Mimpi yang selalu datang bersama seraut wajah dengan senyum manisnya." Seharusnya, setelah '.' untuk melanjutkan kalimat baru maka harus menggunakan huruf kapital dalam kata 'Mimpi'

dan terlihat kata mimpi yang diulang-ulang  yang juga merupakan pemborosan kata. Maka setelah disunting, paragraf nya breubah menjadi seperti ini.

"Sinar matahari pagi yang mengintip dari celah jendela yang membuatnya terjaga dari mimpi indahnya. Bunga tidur yang tak akan pernah menjadi realita. Yang hanya menghadirkan harapan baru untuk hidup. Ia selalu datang bersama raut wajah yang menghadirkan bulan sabit pada wajah si dia. Wajah yang selalu diperhatikan meski tak pernah menengok kearah yang lain."

Yang kedua, adanya pemborosan kata pada cerpen ini yang fungsinya sama.

"Pagi ini diawalinya dengan mengahiri mimpi indahnya, dia bergegas beranjak dari tempat tidurnya dan dengan langkah yang sigap segera menuju ke kamar mandi. Dalam hatinya dia berkata, bahwa hari ini dia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya. lista, seorang gadis yang berada di universitas yang sama dan jurusan yang sama. "

Pada kata"bergegas beranjak" keduanya sama-sama memiliki arti 'pergi' dimana si subjek melakukan sesuatu aktivitas. Dan dapat terlihat penggunaan huruf kapital yang seharusnya ada pada nama orang dan tempat. Maka setelah disunting, kalimatnya berubah menjadi seperti ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun