Mohon tunggu...
Poetriettte
Poetriettte Mohon Tunggu... Penulis - Hal Hebat ada dalam dirimu

Bertahanlah, sedikit lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan EYD dan Diksi yang tepat untuk Cerpen

14 Juli 2022   09:28 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:57 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kamu suka baca cerpen? Cerita-cerita pendek atau wacana memang betul sering kali melekat pada telinga sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Mulai dari soal-soal yang dimana cerita pendeknya bertebaran di pelajaran Bahasa Indonesia ataupun dalam pelajaran Seni Budaya yang kerap kali membuat kita membaca atau memunculkan ide-ide gila yang ada di kepala untuk dituliskan menjadi sebuah cerita yang nantinya akan dibacakan di hadapan Guru dan juga teman-teman.

Tapi sebelum itu semua, apakah kalian tahu apa pengertian dari cerpen itu sendiri? Cerpen memiliki arti dari karya sastra yang berbentuk tulisan yang dikemas dalam bentuk cerita pendek yang tidak bersambung atau panjang seperti novel. Cerpen menyuguhkan cerita hanya berfokus pada satu konflik yang dialami tokohnya. Bahasa pada cerpen biasanya mudah dipahami dan jelas, tidak bertele-tele dan alur ceritanya pun ringan tidak terlalu rumit.

Jadi dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penyuntingan pada cerpen karya Deddy Setyo Anggoro yang berjudul "Pagi Tanpa Mentari" mulai dari EYD menurut kaidah berbahasa Indonesia, kosa kata atau diksi yang tepat juga menyunting pemborosan kata.

Dan untuk membuat tulisan bernyawa, maka dibutuhkan tangan hebat editor untuk menyuntingnya. Cerpen dibawah ini sebagai contoh untuk penyuntingan diksi juga penggunaan huruf kapital yang tepat yang dikutip dari Cerpenmu.com.

"Sinar matahari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela membangunkannya dari mimpi indahnya. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan jika di dunia nyata. Mimpi yang membuatnya tegak berdiri di dunia yang melelahkan. mimpi yang selalu menghadirkan harapan bagi hidupnya. Mimpi yang selalu datang bersama seraut wajah dengan senyum manisnya. Wajah yang selalu dia lihat sehari-hari meski wajah itu tak pernah melihat ke arahnya."

Dalam paragraf itu, dapat terlihat bahwa penggunaan huruf kapital yang tidak tepat "Mimpi yang membuatnya tegak berdiri di dunia yang melelahkan. mimpi yang selalu menghadirkan harapan bagi hidupnya. Mimpi yang selalu datang bersama seraut wajah dengan senyum manisnya." Seharusnya, setelah '.' untuk melanjutkan kalimat baru maka harus menggunakan huruf kapital dalam kata 'Mimpi'

dan terlihat kata mimpi yang diulang-ulang  yang juga merupakan pemborosan kata. Maka setelah disunting, paragraf nya berubah menjadi seperti ini :

"Sinar matahari pagi yang mengintip dari celah jendela yang membuatnya terjaga dari mimpi indahnya. Bunga tidur yang tak akan pernah menjadi realita. Yang hanya menghadirkan harapan baru untuk hidup. Ia selalu datang bersama raut wajah yang menghadirkan bulan sabit pada wajah si dia. Wajah yang selalu diperhatikan meski tak pernah menengok kearah yang lain."

Yang kedua, adanya pemborosan kata pada cerpen ini yang fungsinya sama :

"Pagi ini diawalinya dengan mengahiri mimpi indahnya, dia bergegas beranjak dari tempat tidurnya dan dengan langkah yang sigap segera menuju ke kamar mandi. Dalam hatinya dia berkata, bahwa hari ini dia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya. lista, seorang gadis yang berada di universitas yang sama dan jurusan yang sama. "

Pada kata"bergegas beranjak" keduanya sama-sama memiliki arti 'pergi' dimana si subjek melakukan sesuatu aktivitas. Dan dapat terlihat penggunaan huruf kapital yang seharusnya ada pada nama orang dan tempat. Maka setelah disunting, kalimatnya berubah menjadi seperti ini :

"Pagi ini diawalinya dengan mengakhiri mimpi indahnya, bergegas dari tempat tidur dan dengan langkah yang sigap  menuju ke kamar mandi. Dalam hatinya ia berkata, bahwa hari ini dia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya. Lista, seorang gadis yang berada di Universitas dan jurusan yang sama. "

Ketiga, yang dapat disunting dari paragraf berikut ini adalah penggunaan bahasa asing yang tidak benar dan juga tidak dimiringkan juga penulisaan ejaan yang salah pada kata "Matik" dan kata "Dashboard".

"Suatu ketika saat Awan ingin memindahkan motor Lista, dia melihat sebuah kertas yang dilipat rapi berada di dashboard motor matik milik Lista. Dia memutar motor Lista dan mengambil kertas itu lalu dia beranjak pergi ke tempat dimana dia biasa memperhatikan Lista di lantai dua."

Maka, setelah disunting paragrafnya akan terlihat seperti ini :

"Suatu ketika Awan ingin memindahkan motor Lista, ia melihat secarik kertas yang dilipat rapi berada di dashboard motor matic milik Lista. Ia memutar motor itu dan mengambil kertasnya lalu beranjak ke tempat dimana ia biasa memperhatikan Lista di lantai dua."

Lalu yang keempat, ada kata yang tidak tepat penulisannya dimana seharusnya kata "ijin" berubah menjadi "Izin" dan dapat terlihat pula ada kata yang salah ketik.

"Lista membaca surat itu, raut muka yang tadinya penuh pertanyaan seolah luntur dan berubah menjadi sebuah senyum kecil. “ini tulisanku satu tahun yang lalu yang aku taruh di motor.” Kata-kata yang muncul dari mulut mungil Lista setelah melihat tulisan itu. “aku orang yang kurang ajar itu. Tanpa permisi aku memindahkan motor kamu. Aku masuk telat hanya utntuk melihat wajahmu walau sepintas. Aku meju ke depan mengerjakan tugas untuk melihatmu meski akau jadi bahan tertawaan. Dan akulah orang tak tau diri itu yang tanpa ijin aku telah menuliskan namamu dalam hatiku.” ".

Maka, jika disunting akan seperti ini :

"Lista membaca surat itu, raut muka yang sebelumnya penuh pertanyaan seolah luntur berubah menjadi sebuah senyum kecil. “ini tulisanku satu tahun yang lalu yang aku taruh di motor.” Kata-kata yang muncul dari mulut mungil Lista setelah melihat tulisan itu. “aku orang yang kurang ajar itu. Tanpa permisi aku memindahkan motor kamu. Aku masuk telat hanya untuk melihat wajahmu walau sepintas. Aku maju ke depan mengerjakan tugas untuk melihatmu meski aku jadi bahan tertawaan. Dan, akulah orang tak tahu diri yang tanpa izin aku telah menuliskan namamu dalam hatiku.” "

Berikut adalah penyuntingan-penyuntingan yang dilakukan pada cerpen "Pagi Tanpa Mentari" karya Deddy Setyo Anggoro dalam kategori : Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Pengorbanan, Cerpen Penyesalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun