Mohon tunggu...
Nabilla Lynne
Nabilla Lynne Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Seorang mahasiswa jurnalistik yang mencoba melatih kemampuannya dalam menulis berita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Citra Islam di Tangan Zavilda, Niat Baik Berujung Membahayakan Umat Muslim Minoritas

1 Januari 2023   09:21 Diperbarui: 1 Januari 2023   09:22 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Enam bulan telah berlalu, kasus Zavilda TV kian reda. Emosi publik mulai surut, bahkan hampir tak ada lagi yang membahasnya di media sosial. Namun, sunyinya suara publik bukan berarti kasus ini tuntas begitu saja. Jangan lupakan tuntutan apa yang publik ikat pada Zavilda dan janji apa yang Zavilda sepakati pada publik di video klarifikasinya. Jangan lupakan pula bahaya apa yang bisa ditimbulkan dari konten-konten Zavilda TV. Stigma-stigma buruk apa lagi yang akan kian melekat pada umat Islam akibat konten-konten semacam Zavilda TV.

TAKE DOWN SEMUA KONTEN ZAVILDA TV!

Tapi ini konten dakwah yang Islami, apa salahnya berdakwah? Tak ada yang salah dengan dakwah dan cara-cara penyebaran kebaikan lainnya. Yang perlu diperhatikan di sini, Islam tak pernah mengajarkan umatnya untuk berdakwah dengan unsur 'paksaan'. Al-Baqarah ayat 256 menegaskan bahwa dalam menganut agama sekalipun tidak bisa dilakukan dengan paksaan. Setiap orang berhak menentukan pilihannya masing-masing asalkan bertanggung jawab atas keputusannya itu. Dari ayat ini kita dapat dikatakan pula, jangankan untuk memakaikan hijab kepada orang lain, bahkan hal krusial, seperti menganut agama pun tidak boleh ditindak dengan paksaan. Hal ini bukan berarti merendahkan hijab atau semacamnya. Berhijab bagi wanita Muslim memang wajib, tapi setiap wanita Muslim perlu menentukan keputusannya berhijab atas dasar keinginannya sendiri.

Pun, Islam menjunjung tinggi nilai toleransi. Seperti dalam surah Al-Kafirun yang menunjukkan toleransi umat Islam dalam memandang umat lain yang berbeda keyakinan. "Untukmu agamamu dan untukku agamaku." Ayat ini menunjukkan bahwa sebagai umat Islam, seseorang tidak bisa semena-mena memaksa keyakinan orang lain agar ikut ke dalam kepercayaannya. 

Inti dari toleransi adalah menghargai dan menghormati perbedaan. Sebagai umat beragama, Islam berhak untuk dihargai dan dihormati keberadaannya. Itu bentuk umat lain bertoleransi kepada umat Islam. Hal inilah yang dicoba dicapai oleh Zavilda TV, merangkul toleransi kaum non-Islam terhadap budaya umat Islam dengan menawarkan wanita non-Islam menggunakan hijab. Namun, hal yang mungkin terabaikan oleh Zavilda TV ialah bahwa toleransi bukan hanya sekadar menghargai Islam, tetapi juga Islam yang perlu bisa menjaga jarak dan menghormati non-Islam. Cara Zavilda TV memaksa seorang wanita non-Islam dalam salah satu videonya menunjukkan intoleransi Zavilda TV terhadap perbedaan agama lain.

Tak hanya itu, penggambaran sosok perempuan dalam video-videonya pun cenderung mengobjektifikasi tubuh perempuan. Penggunaan kata "S3XY", "SOL3HOT" dan kata-kata lain seakan tidak memanusiakan perempuan. Pilihan kata yang Zavilda TV gunakan untuk judul dan caption dalam videonya terbilang vulgar dan sensasional. Hal ini berbanding terbalik dengan isi kontennya yang isinya tentang ajakan kebaikan dan dakwah. Padahal tak ada salahnya untuk Zavilda TV menggunakan pilihan kata yang lebih lembut dan tidak mengobjektifikasi tubuh perempuan. 

Dengan kontroversinya judul dan caption pada video-videonya, ia justru menimbulkan kesan negatif dari masyarakat. Entah pada tujuan Zavilda TV melakukan hal itu, tetapi apa yang dilakukannya justru menjadi tanda bahwa Zavilda TV sangat mencari keuntungan dari konten-kontennya. Memanfaatkan pasar masyarakat Indonesia yang lebih suka meng-click informasi-informasi kontroversi dan bombastis, pilihan kata yang digunakan Zavilda TV memang bisa dibilang tepat. Pertanyaannya adalah 'apakah hal itu layak dilakukan oleh konten-konten semacam Zavilda TV?'

Jika dilihat, sebenarnya tak ada yang salah dari konten eksperimen sosial berbau Islami. Justru hal itu menjadi terobosan brilian dan mengedukasi di era digital ini. Era dimana konten apapun bebas berseliweran di media sosial. Konten-konten bijak mulai dari mengedukasi hingga menghibur. Pun konten-konten sampah dari yang tak memiliki value apapun hingga yang berindikasi bahaya. 

Namun, ide brilian ini justru bisa menjadi bumerang bagi sang content creator jika ia tak bisa memproduksinya dengan bijak. Tak perlu jauh-jauh menjadi konten yang menyalahi aturan, dengan membuat konten clickbait seperti Zavilda TV pun itu sudah cukup membuat konten positif menjadi konten negatif. Itulah yang dilakukan Zavilda TV. Memanfaatkan budaya masyarakat Indonesia yang gemar meng-click konten-konten kontroversi dan dramatis, Zavilda TV justru memancing amarah publik dengan konten-kontennya itu.

BERBAHAYA! Itulah salah satu efek dari konten Zavilda TV. Mengapa konten ini berbahaya? Efek media digital sangat luas. Apa yang telah diunggah ke kanal digital sulit untuk dihapus. Perilaku Zavilda TV yang tidak mencerminkan nilai-nilai kedamaian dan toleransi dalam Islam berpotensi merusak citra Islam di mata para penonton non-Islam. 

Bukan hanya di Indonesia, konten-konten Zavilda TV bisa berdampak kepada umat Islam yang hidup sebagai minoritas. Intoleransi dan objektifikasi tubuh perempuan yang dilakukan Zavilda TV berpotensi digeneralisasikan oleh siapapun yang melihatnya. Padahal pada hakikatnya, Islam tidak seperti itu. Mungkin Zavilda TV juga tidak bermaksud seperti itu. Namun, kelalaiannya terhadap hal ini dan abainya ia terhadap dampak jangka panjang memunculkan problematika baru. 

Masyarakat luas akan mengambil penilaian terhadap Islam tak hanya dari bagaimana umat Islam beribadah tetapi dari bagaimana umat Islam berperilaku. Ibadah seorang umat beragama mungkin hanya menjadi urusannya dengan Sang Tuhan, tetapi urusannya dengan manusia lainlah yang menjadi hal krusial. Ketika seorang Muslim berperilaku buruk, hal itu berimbas pada nama baik agama Islam. Sebagai kobten kreator, konten-konten Zavilda TV yang telah ditonton oleh ratusan ribu penonton, memiliki pengaruh yang besar kepada penontonnya. Tak menutup kemungkinan khalayaknya bisa meniru perilakunya. Intoleransi, pemaksaan, objektifikasi tubuh perempuan, hal-hal itu yang berpotensi merusak nama baik Islam.

Sebelum ini, nama baik Islam telah dijatuhkan oleh para pelaku terorisme yang mengatasnamakan dirinya dengan Islam. Berbagai kasus telah terjadi dari kasus kecil hingga internasional sekalipun. Hal ini menggeser citra Islam yang awalnya dikenal sebagai agama yang damai dan penuh kasih sayang menjadi Islam sebagai agama yang bengis dan gila perang. 

Kemunculan istilah "Anti-Islam" menjadi bukti nyata keresahan dunia atas kehadiran Islam. Pegida (Patriotische Europer gegen die Islamisierung des Westens) atau Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West, salah satunya. Pegida adalah organisasi politik anti-Islam di negara Jerman. Organisasi ini telah berdiri sejak Oktober 2014 silam. Organisasi ini membuat gerakan yang secara keras memberi stigma terhadap Islam sebagai agama yang imoral dan sadis. 

Jangan sampai perilaku-perilaku lalai Zavilda TV menjadi akar baru diskriminasi terhadap umat Islam dimanapun berada. Jangan sampai konten-kontennya memperparah stigma buruk yang ditanamkan dunia terhadap Islam. Jangan sampai konten-kontennya kian tersebar luas dan menyebabkan kesalahpahaman masyarakat luas terhadap Islam. 

Kita tak pernah tahu apa yang menjadi tujuan Zavilda TV, apa yang membuatnya lalai terhadap nilai-nilai yang ditanamkan oleh Islam. Bagaimana Islam menyebarkan kebaikan dengan cara yang damai. Bagaimana Islam menghargai perbedaan antar umat beragama. Dan bagaimana Islam sangat menghormati perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun