Beberapa hari yang lalu, liimasa Twitter ramai dengan perdebatan terkait perang tagar antara petahana Ganjar Pranowo melawan Sudirman Said di Pilkada Jawa Tengah. Perang Tagar tersebut menjadi perbincangan hangat netizen dan setidaknya berlangsung selama 3 hari berada di trending topik mesin pencarian Twitter
Perang Tagar yang diusung oleh kubu petahana dalam bentuk #GanjarTakTakutPakDirman adalah respon dari tagar yang sudah lebih dulu dimulai oleh sang penantang, Sudirman Said yaitu #GanjarKalahPrabowoMenang menjadi viral di media sosial twitter dan diperbincangkan oleh banyak netizen termasuk elit politik di negeri ini
"Pantesan Cak Imin Muncul di Perang Tagar Jateng"
Bagaimana tidak? Perang Tagar ini akhirnya menjadi semakin luas karena adanya nama Pak Dirman yang sudah familiar di telinga masyarakat Indonesia khususnya Jawa Tengah yang merujuk kepada Panglima Besar Jenderal Soedirman. Menyikapi hal ini, Cak Imin selaku Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sangat menyayangkan hal tersebut bisa terjadi dan Cak Imin memprotes keras hal yang sangat sensitif ini terjadi di Jawa Tengah.
Menurut Cak Imin, dalam kontestasi pilkada, semua pihak harusnya bisa menjaga iklim tetap kondusif. Pilkada ada kalanya menyebabkan ketegangan di masyarakat, namun semua tim sukses harus bersikap dewasa dan tidak menyerang satu sama lain. (tribunnews.com)
Disinyalir, perubahan sikap Cak Imin yang semula mendukung Sudirman Said lalu berbalik arah memprotes penggunaan nama Pak Dirman, terkait kabar terbaru terbentuknya calon Poros Ketiga (Demokrat, PAN, PKB) mengusung Gatot Nurmantyo dan Cak Imin di 2019
Entah apa motif dibalik perang tagar ini dan tidak bisa dipastikan kubu mana yang menyerang dan bermanuver untuk kepentingan pilkada di Jawa Tengah. Dari perang tagar ini setidaknya mengusik ketenangan masyarakat sebagai pemilih.
Di tahun politik seperti ini, semua agenda politik dilakukan oleh semua pihak yang ingin memenangkan pertarungan di setiap daerah yang ada. Bukan hanya pertarungan visi dan misi tetapi juga pertarungan di media sosial yang ditandai dengan tagar ataupun kampanye kegiatan yang dipublikasikan di semua platform media sosial
Tetapi kita berharap, pertarungan tersebut bisa dilakukan secara fair dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi di bumi pancasila ini. Terlepas dari semua itu, kita sebagai masyarakat harus lebih cerdas memilih pemimpin yang sesuai dan pantas serta bisa dijadikan panutan. Pemimpin yang bisa menepati janji bukan hanya memberikan ilusi.