Mohon tunggu...
nabilla fitri
nabilla fitri Mohon Tunggu... -

sleep

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perang Tagar Jilid II Pecah di Pilkada Jateng

30 Mei 2018   15:59 Diperbarui: 30 Mei 2018   16:02 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang menarik ketika saya berselancar di dunia maya hari ini. Niat ingin membaca berita dan melihat kondisi terkini, saya malah dikejutkan dengan adanya perang tagar yang terjadi di Twitter. Trending topic di Twitter memuat dua tagar yang salian kontradikitif; #GanjarKalahPrabowoMenang dan #GanjarTakTakutPakDirman

Seketika itu angan saya langsung menuju ke daerah Jawa Tengah yang memang akan mengikuti pilkada 2018. Saya mencari sumber berita lain seperti media mainstream, kompasiana, dan kaskus yang menjadi tempat berkumpulnya tulisan-tulisan heboh seperti ini

Tagar #GanjarKalahPrabowoMenang muncul pertama kali sekitar jam 1 siang ini berisi tentang dukungan netizen terhadap pasangan Sudirman Said -- Ida Fauziah, pasangan nomor urut 2 Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Sontak tagar tersebut membuat heboh dan juga diserang oleh beberapa pihak yang kontra terhadap pasangan ini

doc.pribadi
doc.pribadi
Tak lama berselang, saya juga dikagetkan dengan kemunculan tagar #GanjarTakTakutPakDirman sebagai kontra strategi dari kubu petahana menyikapi isu yang beredar tersebut. Di twitter tagar ini ramai diserbu netizen yang menyatakan dukungannya terhadap calon yang diusung oleh PDIP dan wakilnya yang merupakan anak dari Mbah Moen, tokoh NU di Jawa Tengah

doc.pribadi
doc.pribadi
"Foto ini adalah salah satu cuitan netizen dengan akun @IndahSoema yang mendukung Ganjar -- Taj Yasin dengan menyertakan bukti survei litbang kompas terkait pilkada Jawa Tengah"

Menarik bukan? perang politik di negara ini bukan hanya terjadi dalam tataran ide dan gagasan seorang calon dalam memimpin suatu wilayah tetapi juga di linimasa media sosial dipenuhi dengan perang opini yang bertujuan untuk menggerus suara pendukung lawan dan menciptakan dukungan yang lebih kuat terhadap calon tertentu.

Inovasi dunia digital dan perkembangan teknologi membuat arus informasi beredar begitu cepat. Perang tagar ini menjadi contoh betapa massif dan terstrukturnya kampanye yang dilakukan di media sosial terutama di twitter. Media sosial menjadi paltform yang paling mudah untuk membuat sesuatu menjadi viral dan dibicarakan di ruang publik.

Patut kita tunggu bagaimana kelanjutan kisah perang tagar ini dan efeknya terhadap dua pasang calon yang bertarung. Positif atau negatif opini yang dibangun akan kembali kepada masyarakat sebagai pemilih yang cerdas dalam menentukan pemimpinnya 5 tahun kedepan.

Selamat bertarung Pak Ganjar dan Pak Dirman...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun