Kaldera Toba sukses menjadi UNESCO Global Geoparks karena mampu memenuhi seluruh persyaratan. UNESCO Global Geoparks adalah wilayah geografis tunggal dan terpadu di mana situs dan lanskap geologis penting internasional dikelola dengan konsep perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan yang holistik. UNESCO Global Geoparks juga menekankan kemampuan pemerintah untuk melakukan pendekatan bottom-up dengan menggabungkan konservasi dan pembangunan berkelanjutan sambil melibatkan masyarakat lokal.
Heritage of Toba yang sedang digaungkan oleh Kemenparekraf. Apabila diartikan dalam bahasa Indonesia, Heritage of Toba ini berarti Warisan dari Toba. Tema ini menarik. KBBI mengartikan warisan sebagai sesuatu yang diwariskan, seperti harta, nama baik, dan harta pusaka. Warisan sendiri dapat berarti sesuatu yang sangat berharga dari manusia terdahulu untuk kehidupan kita saat ini.Â
Barangkali inilah dasar dari judul kampanyeSesuai semangat dan prinsip UNESCO Global Geoparks, Toba memang mewariskan banyak hal untuk masyarakat Indonesia hingga internasional. Setidaknya, terdapat tiga warisan besar, yakni warisan alam, warisan budaya, dan warisan kearifan lokal masyarakat.
Warisan Alam Toba: Potensi Sport Tourism dan Penggerak Ekowisata Indonesia
Warisan alam ini lahir semenjak Kaldera Toba meletus terakhir kali pada 74.000 tahun lalu. Letusan ini memiliki tiang mencapai lebih dari 50 km dan material letusannya berhembus mencapai 2.800 km3. Letusan ini mengakibatkan munculnya Pulau Samosir di tengah Danau Toba.Â
Sebagaimana gunung yang meletus, material letusannya pasti menyuburkan tanah di sekitar gunung. Begitu pula tanah di sekitar Toba dan Pulau Samosir yang subur untuk ditanami tanaman komoditas lokal seperti kopi. Karakter inilah yang menjadi alasan bagus untuk membuat Danau Toba menjadi ekowisata. Ada beberapa bentang alam yang dapat mendukung ekowisata di  Danau Toba dan Pulau Samosir, yakni wisata hutan, wisata danau, wisata lembah, dan wisata sungai.Â
Pertama, wisata hutan. Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba merupakan kawasan hutan seluas 46,67 persen dari seluruh pulau. Hutan ini menjadi rumah dari beberapa flora dan fauna endemik. Terdapat tumbuhan langka seperti edelweis, kantong semar, dan anggrek hutan toba yang masih dapat ditemukan dengan mudah di Pulau Samosir. Satwa endemik pun masih ada di sekitar kawasan Toba. Seperti harimau sumatera, kadal hidung tanduk yang langka, monyet pemakan daun atau surili, serta 78 jenis burung.Â
Kedua, wisata danau. Perairan di Danau Toba ini sangat berbeda. Lebih terasa sejuk karena berada di ketinggian 900 mdpl. Wisata dan olahraga air yang dapat dilakukan di Danau Toba adalah kano, speed boat, ski air, diving, hingga olahraga dengan konsep triathlon.
Ketiga, wisata lembah. Terdapat satu wisata lembah yang terkenal di kawasan Danau Toba yakni Lembah Bakkara. Panorama yang terlihat memang sangat memanjakan mata. Apalagi, Lembah Bakkara ini kaya nilai sejarah karena merupakan tempat kelahiran Raja SIsingamangaraja XII. Bakkara memiliki Aek Sipangolu, sebuah sumber air yang keluar dari batu, jernih, dan bermuara ke Danau Toba. Masyarakat sekitar percaya bahwa air ini memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit.
Keempat, wisata sungai. Terdapat beberapa wisata sungai dan air terjun yang bermuara ke Danau Toba. Seperti Air Terjun Situmurun, Sungai Asahan yang merupakan tempat arung jeram ke-3 terbaik di dunia, serta Sungai Aek Silang.
Warisan Budaya Danau Toba
Menurut Sciencedirect, warisan budaya atau cultural heritage adalah ekspresi cara hidup yang dikembangkan oleh suatu komunitas dan diwariskan dari generasi ke generasi, termasuk adat istiadat, praktik, tempat, benda, ekspresi seni, dan nilai. Kawasan Danau Toba memiliki warisan budaya yang kaya. Ada nilai sejarah, adat istiadat yang masih sangat kental dijaga oleh masyarakat adat lokal, tempat dan benda bersejarah, serta kesenian yang diajarkan secara turun temurun.