1. meningkatkan perilaku positif;
2. prestasi belajar;
3. minat untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan passion-nya;
4. mencegah adanya tindak kekerasan pada anak; serta
5. mencegah pengaruh negatif dari lingkungan.
Zaman sekarang, ancaman yang mengintai anak-anak di sekolah semakin beragam, mulai dari kekerasan, narkoba, pornografi (khususnya paparan pornografi akibat pengaruh buruk internet), tindak asusila, serta paham radikal. Dengan menerapkan pola asah, asih, dan asuh yang tepat dan konsisten, anak bisa terhindari dari berbagai ancaman ini. Minimal, jika pun anak menjadi korban maupun pelaku, dapat diatasi dengan cepat.
Oleh karena itu, sudah bukan zamannya lagi orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya ke sekolah serta seolah angkat tangan dengan permasalahan dan perkembangan pendidikan anak-anaknya. Akibatnya, orang tua yang demikian akan selalu menyalahkan sekolah apabila anaknya terlibat dalam masalah. Padahal sesungguhnya, tindak tanduk anak di sekolah tidak lepas dari apa yang ia serap selama di rumah dan interaksinya dengan keluarga. Era kekinian ini merupakan waktu yang tepat untuk berkolaborasi. Keluarga, sudah seharusnya menjadi mitra terbaik di masyarakat serta di dunia pendidikan melalui sekolah.
Referensi:
Jesssica dan Iben, The Danish Way of Parenting, Jakarta: Penerbit B First, 2018.