Saya sempat bingung, mengapa api untuk obor Asian Games 2018 harus diambil dari India? Lalu bagaimana cara membawanya ke Indonesia ya? Berbagai pertanyaan remeh-temeh berputar di kepalaku. Saya yakin, warganet pun juga memiliki pertanyaan serupa.
Rupanya, memang sudah menjadi tradisi bahwa api obor untuk kompetisi olahraga tingkat internasional selalu diambil dari negara pertama penyelenggara, kemudian disatukan di negara penyelenggara. Setelah menyundut api abadi yang tersimpan di Stadion Nasional Dhyan Chand, New Delhi, India, api obor Asian Games 2018 dibawa dan disatukan dengan api abadi di Mrapen, Indonesia.
Asian Games pertama diadakan pada tahun 1951 di New Delhi, ibu kota India dan selanjutnya berlangsung selama 4 tahun sekali di negara-negara pilihan. Indonesia tercatat sudah 2 kali menjadi tuan rumah Asian Games, yakni pada tahun 1962 di Jakarta dan tahun 2018 ini di Palembang dan Jakarta.
Menurut saya, agenda Torch Relay ini sangat penting dan bukan sekedar aktivitas buang-buang duit negara saja. Torch Relay yang melewati beberapa kota di Indonesia Barat, Tengah, dan Timur, dapat menjadi api pemantik untuk menghidupkan semangat masyarakat Indonesia, menggerakkan laju produk-produk UMKM lokal, serta promosi wisata dan budaya di Indonesia.
Selain melibatkan berbagai kementerian dan komunitas, ajang Torch Relay juga menggandeng mantan atlet dan beberapa artis ternama untuk menjadi Torch Ambassador seperti Atlet Susi Susanti, Nadine Chandrawinata, serta Joe Taslim. Ada juga Hamish Daud yang hadir di Torch Relay Bali, Dian Sastro di Torch Relay Solo, serta Mikha Tambayong di Torch Relay Palembang. Partisipasi artis ibu kota tersebut juga diharapkan mampu membakar semangat dan kesadaran fans-fansnya mengenai Asian Games 2018 yang bergengsi ini.
Asian Games 2018 jadi Ajang Edukasi bagi Anak
Saya sempat terlibat dalam upaya meramaikan serta menyimak bagaimana obor Asian Games 2018 ini melintas dari Jogja ke Blitar, Kabupaten Malang, dan ke Kota Malang. Saya tidak menyangka bahwa warga sekitar rupanya sangat antusias. Beberapa teman saya di Instagram dengan bangga mengupload foto-foto persiapan pawai Torch Relay. Ada pula rekan blogger yang juga berprofesi sebagai guru, sangat antusias menyiapkan siswa-siswinya untuk menyambut pawai obor Asian Games 2018 yang melintas di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Saya yang tidak sempat hadir langsung di lokasi karena sedang hamil besar, langsung terbayang bagaimana gelora anak-anak ini. Bukan tidak mungkin jika pawai obor Asian Games 2018 bisa menjadi event langka yang mereka saksikan sekali seumur hidup. Anak-anak yang tinggal di Pulau Jawa, masih mungkin menyaksikan agenda keolahragaan di tahun-tahun mendatang.
Namun, untuk mereka yang tinggal di luar Pulau Jawa, sudah pasti momen ini menjadi momen yang membuat mata anak berbinar-binar. Saya bersyukur pemerintah cukup bijak dengan menyertakan Indonesia Tengah dan Timur yakni di Bali, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Papua Barat sebagai daerah yang dilewati ajang Torch Relay.