"Pak," ujarku kepada Pak Manto, supir yang kami sewa untuk perjalanan kali ini. "Nanti berhenti di apotek sebentar ya, saya mau beli Geliga Krim buat suami," ujarku penuh semangat.
Seketika, Pak Manto membuka kotak penyimpanan di bagian dashboard mobil.
"Lha ini saya juga bawa mbak, pakai aja nggak papa," ujar Pak Manto dengan logat Jogja yang kental. Senyum Pak Manto merekah penuh keramahan. Lelaki asli Klaten itu menyodorkan Geliga Krim yang sudah hampir habis. Sempat aku ragu, sungkan sama Pak Manto.Â
Tapi beliau sama sekali tidak keberatan jika Geliga Krim habis ditangan kami. Segera aku mengoleskan Geliga Krim di betis dan pundak suami tercinta. Berkat Geliga Krim, pegal-pegal Mamas dapat berkurang. Kami pun masih kuat untuk mampir ke lokasi wisata hits di Jogja yaitu Hutan Pinus Mangunan. Ah, beneran jadi bebas jalan kemana aja nih ceritanya!
Dalam perjalanan pulang, aku tetap request ke Pak Manto untuk mampir apotek dan membeli Geliga Krim. Kami beli 2 buah, salah satunya kami hadiahkan untuk Pak Manto, sebagai kenang-kenangan. Hehe, pemberian nggak melulu sesuatu yang manis kan?
Sesuatu yang menghangatkan juga bisa selalu terkenang :)
Semua foto dan editan adalah milik penulis
Foto Geliga Krim yang digunakan untuk framing diambil dari https://www.geligakrim.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H