Mohon tunggu...
Nabilla Alya Faradina
Nabilla Alya Faradina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi FMIPA UNS

Mamiliki hobi bermain basket

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efektifkah Menggunakan Deodorant Saat Praktik di Laboratorium?

20 Oktober 2024   17:25 Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laboratorium adalah tempat praktikum atau tempat melakukan sebuah penelitian. Dalam praktiknya laboratorium harus dilengkapi sarana dan prasarana yang baik, area di laboratorium harus bebas dari suhu ekstrem seperti suhu panas, namun tidak jarang juga laboratorium memiliki standar operasional ruangan yang tidak ber-ac seperti laboratorium kimia. Laboratorium kimia memiliki ruangan yang panas dikarenakan adanya bahan-bahan kimia yang berbahaya sehingga sirkulasi udara yang masuk dan keluar ruangan harus terjaga dengan baik.

Suhu ruangan tinggi ditambah aktivitas yang berat menimbulkan produksi keringat yang berlebihan sehingga menimbulkan bau ketiak. Munculnya bau ketiak juga disebabkan karena kulit ketiak terkontaminasi dengan bakteri. Bagi sebagian orang bau ketiak dapat mengganggu konsentrasi bahkan menurunkan kepercayaan diri.

Salah satu solusi untuk mengatasi bau ketiak yaitu memakai deodorant. Deodorant adalah suatu produk yang dirancang untuk mengurangi bau ketiak, mengurangi ketiak basah, dan dipakai sebagai wewangian tubuh. Deodorant membantu menyerap keringat dan mengontrol bau badan, sehingga membuat kita merasa lebih segar dan nyaman. Hal ini terutama penting dalam situasi sosial, seperti bekerja, bersekolah, atau praktik di laboratorium.

Kita juga harus memilih deodorant yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dan apabila dirasa tidak perlu memakai deodorant saat di laboratorium maka sebaiknya dihindari.Di sisi lain, deodorant mengandung zat berbahaya seperti alumunium, apabila terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia akan menimbulkan gas beracun yang berpotensi berbahaya di laboratorium. Solusi yang tepat yaitu memilih deodorant dengan bahan alami, aman, ramah lingkungan, tidak mengandung alumunium dan tidak beraroma kuat seperti tawas, baking soda, dan essential oil. Selain itu menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan, baik dengan mandi secara teratur, menggunakan pakaian yang bersih dan longgar  serta makanan sehat. Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, kita dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman sehinggat terlepas dari penggunaan deodorant.

Pada akhirnya, keputusan mengenai keefektifan memakai deodorant di laboratorium terletak pada masing-masing individu serta disesuaikan dengan aktivitas yang sedang Anda lakukan. Hal terpenting yang harus diingat yaitu memprioritaskan K3 laboratorium ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium ) serta memperhatikan lingkungan sekitar. Apabila terjadi musibah di laboratorium karena penggunaan deodorant segera cari bantuan dan berikan pertolongan pertama yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun