Â
Tokoh-tokoh aliran behaviorisme klasik adalah para filsuf (menyatakan bahwa aktivitas manusia terbentuk dari reaksi lingkungan biologis), Ivan Petrovich Pavlov (berkecimpung dalam bidang reflexologi), Edward Lee Thorndike (mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematis), dan Watson (mengembangkan bidang psikologi berdasarkan pengaruh fungsionalisme). Sedangkan, tokoh-tokoh aliran behaviorisme baru adalah John Watson, Leonard Bloomfield, Clark L. Hull, B.F. Skinner, dan Albert Bandura.
Pengaplikasian behaviorisme dapat diterapkan pada proses pemerolehan bahasa (language acquisition). Anak-anak diajarkan untuk menyebut kata demi kata dengan rangsangan yang diberikan oleh orang tuanya. Hal ini bisa juga dilihat pada dunia medis. Teori Behaviorisme dapat diterapkan pada orang-orang yang lupa ingatan.
Teori behaviorisme ini memiliki kelemahan. Menurut Kusrahayu ( 2007) kelemahan dari behaviorisme dalam dunia pembelajaran adalah bila penerapannya yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H