Di sebuah desa, hiduplah dua orang anak yang memiliki cita-cita yang sama, menjadi seorang astronot. Mereka sangat ingin menjelajahi luar angkasa dan melihat keindahan alam semesta. Karena itu, mereka bertekad untuk melanjutkan studi ke sekolah penerbangan antariksa.
Namun, mereka dihadapkan pada tantangan yang cukup besar. Biaya pendidikan di sekolah astronot sangat mahal, dan orang tua mereka tidak menyetujui pilihan mereka karena keterbatasan biaya. Meski begitu, semangat mereka untuk menjadi astronot tidak pernah padam. Mereka berjanji pada diri sendiri bahwa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah pertama, mereka akan bekerja keras untuk mengumpulkan uang agar bisa mewujudkan impian mereka.
Saat ini, mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Suatu hari, guru mereka meminta mereka untuk menggambar cita-cita masing-masing. Tanpa ragu, mereka berdua menggambar seorang astronot yang sedang berdiri di samping roket yang siap meluncur. Gambar mereka menggambarkan betapa besarnya keinginan mereka untuk terbang ke luar angkasa.
Setelah selesai menggambar, mereka merasa lapar dan memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah. Mereka membeli beberapa camilan untuk menghilangkan rasa lapar sambil membayangkan saat mereka sudah menjadi astronot sungguhan.
Setelah itu, mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Menjelang siang, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, mereka segera mengganti pakaian dan menyantap makan siang. Setelah perut kenyang, mereka mengajak teman-teman lain untuk bermain di lapangan. Namun, saat sedang asyik bermain, langit mendung. Mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing sebelum hujan turun.
Sesampainya di rumah, hujan turun dengan deras. Ibunya berkata, "Untung kamu sudah pulang, Nak. Kalau tidak, pasti kehujanan." Anak itu menjawab, "Iya, Ma." Kemudian, ia masuk ke kamar untuk beristirahat.
Menjelang sore, ia terbangun dari tidur. Hujan masih saja turun. Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu melihatnya dan berkata, "Sudah bangun, Nak?" Anak itu mengangguk. Dengan semangat, ia menceritakan kembali cita-citanya kepada ibunya, "Ma, aku ingin sekali menjadi astronot!" Ibunya tersenyum sambil mengelus rambutnya, "Ibu tahu, Nak. Tapi kan kita belum punya cukup uang untuk membiayai sekolah astronot." Anak itu hanya mengangguk mengerti. Kemudian, ia meminta izin kepada ibunya untuk mengambil camilan.
Malam harinya, mereka sekeluarga sibuk menyiapkan makan malam. Setelah selesai makan, mereka berkumpul di ruang tamu sambil menonton televisi. Tiba-tiba, muncul berita terbaru tentang seorang astronot yang berhasil mendarat di planet Mars setelah melakukan perjalanan panjang dari Bumi. Mendengar berita itu, si anak sangat antusias. "Keren sekali, ya, Pa! Dia bisa pergi ke luar angkasa. Semoga nanti saya juga bisa seperti dia," ucapnya penuh semangat. Ayahnya tersenyum dan mendoakan, "Amin, Nak. Semoga nanti Ayah ada rezeki, biar kamu bisa jadi astronot." Mereka pun melanjutkan menonton televisi hingga waktunya tidur.
Pukul sembilan malam, Ibu mengingatkan anaknya untuk tidur. Dengan berat hati, anak itu akhirnya menurut. Keesokan harinya, ia bangun pagi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan temannya dan langsung menceritakan tentang berita astronot yang semalam ia tonton. "Tadi malam kamu nonton berita tentang astronot yang sudah sampai di Mars, kan?" tanya si anak. Temannya mengangguk antusias. "Iya, aku juga lihat. Semoga kita bisa ke sana suatu saat nanti, ya," jawab temannya. Mereka pun berjanji akan terus belajar dengan rajin agar cita-cita mereka menjadi seorang astronot dapat terwujud.
Tujuh tahun berlalu, mereka telah tumbuh dewasa. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka berdua pergi ke sekolah penerbangan antariksa untuk mencari tahu lebih lanjut tentang biaya pendidikan, persyaratan yang harus dipenuhi, dan informasi lainnya. Betapa terkejutnya mereka ketika mengetahui bahwa tahun ini, sekolah tersebut memberikan potongan biaya pendidikan. Kabar ini semakin memantapkan tekad mereka untuk bisa masuk ke sekolah impian.
Dengan penuh semangat, mereka pulang ke rumah dan menceritakan kabar gembira itu kepada orang tua mereka. Orang tua mereka sangat senang mendengarnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mendaftarkan kedua anak mereka ke sekolah penerbangan antariksa.
Selama di sekolah, mereka belajar dengan sangat tekun. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang bagus. Namun, takdir berkata lain. Saat ujian akhir tiba, mereka berdua tidak berhasil mencapai nilai yang diharapkan. Kegagalan ini membuat mereka sangat sedih dan kecewa.
Sesampainya di rumah, mereka memberanikan diri untuk menceritakan hasil ujian mereka kepada orang tua. Orang tua mereka sangat marah dan kecewa. Mereka merasa semua biaya yang telah dikeluarkan selama ini sia-sia. Karena merasa bersalah dan malu, mereka mengurung diri di kamar.
Keesokan harinya, mereka kembali mengikuti ujian dengan semangat membara. Setelah berjuang selama dua jam mengerjakan soal-soal ujian, mereka merasa lega. Untuk merayakannya, mereka memutuskan untuk membeli camilan di kantin.
Tak lama kemudian, guru mereka datang membawa kabar gembira. Dengan wajah berseri-seri, guru mereka mengumumkan bahwa mereka berdua dinyatakan lulus! Kebahagiaan yang tak terkira menyelimuti hati mereka. Semua perjuangan dan usaha keras yang telah mereka lakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil.
Dengan penuh semangat, mereka pulang ke rumah dan menceritakan kabar gembira itu kepada orang tua mereka. Orang tua mereka sangat bahagia dan bangga atas pencapaian anak-anak mereka. Air mata haru mengalir deras membasahi pipi mereka.
Sekitar lima bulan kemudian, impian mereka untuk menjelajahi luar angkasa akhirnya terwujud. Mereka berangkat menuju luar angkasa untuk menjalankan sebuah misi penelitian. Dengan tekad yang kuat dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, mereka siap untuk mengungkap misteri alam semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H