Suatu hari, seorang anak bangun tidur. Saat melihat jam, ternyata sudah pukul 06.30. Dengan tergesa-gesa, dia langsung menuju kamar mandi. Setelah itu, dia meminta tolong kepada kakaknya untuk mengantarnya ke sekolah. Sesampainya di sekolah, dia berlari sekencang-kencangnya agar tidak terlambat masuk kelas. Ketika hendak masuk kelas, dia mendengar suara dari belakang. Penasaran, dia menoleh dan terkejut melihat temannya di sana. Sambil mencubit temannya, dia berkata, "Aduh, kamu bikin kaget saja!" Temannya tertawa dan menjawab, "Hahaha, takut ya?" Setelah itu, mereka berdua masuk ke kelas.
Saat istirahat, dia dan temannya pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman. Mereka kemudian mencari meja kosong dan duduk. Dia lalu menceritakan mimpinya semalam. Dalam mimpi itu, dia memasuki sebuah rumah tua yang terbengkalai. Suasana mencekam membuatnya merinding. Tiba-tiba, sebuah kursi jatuh sendiri di depannya, membuatnya terkejut. Kemudian, dia melihat sesosok bayangan putih berkeliaran di dalam rumah itu. Ketakutan, dia berteriak, "Se se setan!" lalu berlari keluar dari rumah itu. Dia terbangun dalam keadaan ketakutan dan berkeringat dingin.
Temannya penasaran dan bertanya, "Apakah di desa kita ada rumah kosong seperti itu?" Dia menjawab, "Sepertinya ada. Kakakku pernah bercerita tentang sebuah rumah kosong di sini." Setelah pulang sekolah, dia bertanya kepada kakaknya tentang rumah kosong itu, namun kakaknya sedang tidak ada di rumah.
Menjelang malam, sang kakak pulang ke rumah. Sang adik langsung bertanya, "Kak, rumah kosong itu di mana ya, Kak?" Kakaknya heran dan bertanya balik, "Kenapa tiba-tiba kamu nanya rumah itu?" Adiknya menjawab, "Iya, Kak. Soalnya kemarin aku mimpi di rumah itu." Kakak terkejut dan berkata, "Serius kamu?" Adiknya mengangguk. Kakak kemudian menjawab, "Nanti saja ya, aku carikan lokasinya. Soalnya aku baru pulang dari kampus." Adiknya pun mengangguk setuju.
Saat hendak mengambil selimut di lemari, adiknya melihat sesosok bayangan di jendela. Ketakutan, dia menutup matanya dengan bantal. Setelah beberapa saat, dia membuka mata kembali dan melihat-lihat sekelilingnya. Bayangan itu sudah tidak ada. Namun, tiba-tiba foto di dinding kamarnya jatuh. Dia semakin ketakutan. Setelah beberapa saat, foto itu kembali ke posisi semula dengan sendirinya. Dia berteriak, "Aaa!"
Kakaknya yang mendengar teriakan adiknya langsung masuk ke kamar. "Ada apa, Dik?" tanya kakaknya. Adiknya ketakutan dan menjawab, "Itu, Kak, tadi ada setan." Kakaknya mencoba menenangkan adiknya, "Kamu itu, ada-ada saja." Setelah itu, kakak meminta adiknya untuk segera tidur.
Pukul 05.30 pagi, sang adik terbangun dari tidur dan terkejut saat pintu lemari tiba-tiba terbuka sendiri. Segera, dia menutupnya, namun pintu itu kembali terbuka. Kaget, dia menutup mata dengan bantal. Ketika membuka mata lagi, pintu lemari sudah tertutup dan waktu menunjukkan pukul 06.00. Dia pun bergegas ke kamar mandi.
Setelah mandi dan berpakaian, dia menuju ruang makan dan bertemu kakaknya. "Kak, tempatnya di mana?" tanyanya. Mendengar itu, ibu mereka langsung bertanya, "Kalian sedang membicarakan apa?" Sebelum adiknya menjawab, kakaknya buru-buru menutup mulutnya. Ibu mereka pun berkata, "Sudah-sudah, Kakak, kamu menyembunyikan sesuatu dari Ibu." Kakaknya membantah, "Tidak, Bu." Ibu mereka kemudian bertanya kepada adiknya, "Ayo, Nak, ceritakan pada Mama, apa yang kalian bicarakan?" Adiknya menjawab, "Ma, nanti saja ya, habis pulang sekolah."
Mereka pun berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, dia bertemu temannya dan bertanya, "Kamu sudah tanya sama Kakak kamu?" Temannya menjawab, "Sudah, tapi belum dikasih tahu tempatnya di mana." Saat mereka menuju kelas, seorang murid perempuan menghampiri mereka dengan tatapan mengintimidasi. Mereka ketakutan dan berkata, "Kalian jangan macam-macam sama saya." Kedua anak itu langsung berlari menuju kelas.
Saat istirahat, mereka menuju kantin. Ketika hendak mencuci tangan, dia melihat sosok perempuan di belakangnya. Menoleh, ternyata tidak ada siapa-siapa. Dia merasa sedikit takut dan segera meninggalkan toilet.
Kemudian, dia menceritakan kepada temannya, "Tadi di toilet, aku melihat sosok yang sama seperti tadi pagi." Temannya menjawab, "Pasti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan."
Setelah pulang sekolah, mereka mencari rumah terbengkalai itu. Sesampainya di sana, mereka merasa merinding dan gelisah karena hari sudah mulai malam. Mereka pun segera pulang ke rumah masing-masing.
Setibanya di rumah, ibu mereka bertanya, "Kalian tadi ke mana saja?" Mereka menjawab, "Kami ke rumah terbengkalai, Bu." Ibu mereka marah dan bertanya, "Mengapa kalian ke sana? Mau melihat hantu?"
Dia menjelaskan, "Tidak, Ma. Aku sering mimpi bertemu wanita itu. Sepertinya ada pesan yang ingin dia sampaikan." Ibunya menjawab, "Ah, kamu itu suka berandai-andai."
Dia pun merasa kesal dan berkata, "Ya sudah kalau Mama tidak percaya." Ayahnya kemudian menyela, "Ayo makan dulu, nanti kita lanjutkan pembicaraan ini."
Setelah makan malam, Ibu memberikan nasihat, "Nak, itu mungkin hanya imajinasimu saja. "Tidak, Bu". sang anak membantah. Saat hendak masuk kamar, anak itu merasa merinding, seolah ada sosok yang mengikutinya. Segera, dia berlari masuk kamar dan mengunci pintu rapat-rapat. Kemudian, dia menyelimuti tubuhnya dan langsung tertidur.
Pukul 05.30 pagi, kakaknya mengetuk pintu kamar dengan keras, "Dek, bangun, Dek!" "Iya, Kak," jawab adiknya. Setelah membuka pintu, adiknya menceritakan kejadian semalam kepada kakaknya. Sang kakak pun berkata, "Aku juga pernah mengalaminya, tapi aku tidak menceritakannya kepada Ibu".
Mereka kemudian bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sebelum pergi, sang kakak berkata, "Nanti kalau hari Minggu, kita pergi ke rumah itu".
Pada hari Minggu, kakak dan adik beserta temannya pergi ke rumah itu. Sesampainya di sana, mereka merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Sang adik meminta kakak untuk mendahuluinya masuk. Setelah masuk, mereka terkejut melihat sosok perempuan di salah satu kamar. Panik, mereka berusaha meninggalkan rumah itu, namun pintu terkunci rapat dari luar.
Mereka kembali ke kamar tadi, namun sosok perempuan itu sudah menghilang. Tiba-tiba, kakak mendengar suara lirih, "Tolong saya, tolong kuburkan saya." Merasa terpanggil untuk membantu, kakak berusaha mencari asal suara itu. Ia menceritakan petunjuk ini kepada adik dan temannya.
Mereka mulai menelusuri rumah itu. Adik mencium bau menyengat dari dalam sebuah lemari yang terkunci. Setelah menemukan kunci lemari, mereka membukanya dan terkejut menemukan jasad perempuan tersebut di dalamnya. Kakak segera menghubungi polisi.
Ternyata, perempuan itu telah dibunuh di rumah tersebut. Mereka merasa lega karena telah membantu menemukan jasad korban dan memberikan keadilan. Setelah kejadian itu, mereka pulang ke rumah masing-masing dan menceritakan semuanya kepada orang tua mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H