Mohon tunggu...
Nabila Ghaida Zia
Nabila Ghaida Zia Mohon Tunggu... Freelancer - Nabila Ghaida Zia

Freelance Content Writer | Freelance Copywriter | Ghost Writer | Freelance Editor | Digital Marketing Enthusiast | Learning and Parenting Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku Anak Broken Home, Inilah 6 Pelajaran Hidup dari Beliau

6 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun ibu selalu merayu adikku dari depan pintu kamarnya dan tiap hari aku melihat mata ibu selalu sembap. Meskipun ketika di luar rumah ibu bisa menutupi hatinya yang nelangsa. 

Aku bertanya dalam hati mengapa ibuku selalu menderita? Sedari kecil hingga sekarang mengapa aku selalu melihat banyak penderitaan yang beliau rasakan. Mulai dari perceraian ayah dan ibunya sedari beliau kecil, ayahnya yang berpapasan dengan beliau saja tak mau menyapa, harus berjauhan dengan suami ketika sudah menikah hingga masa tuanya, dan kini anak bungsunya memutuskan mengurung diri hampir selama dua tahun.

Mengapa ibuku selalu menderita? 

Syukur dan Sabar Adalah Kunci Menghadapi Dinamika Kehidupan

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Lulus dari kuliah impian ibu terkabul, namanya tercantum menjadi seorang PNS. Beliau ditempatkan di sebuah desa pelosok pegunungan yakni di SMA Negeri 1 Karangkobar, Banjarnegara. Semenjak kuliah beliau sudah berjilbab dan ketika menapakkan kaki di Karangkobar, beliau menjadi perempuan pertama yang berjilbab.

Bahkan saat itu guru agama sekalipun tidaklah berjilbab, beda dengan ibu yang guru sejarah tapi sudah berjilbab. Selepas perceraian kedua orang tuanya, ibuku tinggal bersama kakek dan nenek, pelajaran agama banyak didapat ibuku bahkan ibu sempat dipondokkan. Tumbuhlah ibu menjadi sosok yang agamis. 

Saat di Karangkobar, dulu ibu pernah dicurigai sebagai orang yang beraliran islam liberal. Bahkan teman sekamarnya sampai diminta untuk memata-matai ibu. Ketika ibu tahu hal itu, ibu tidak marah. 

Perceraian keluarga sedari kecil telah membentuknya menjadi pribadi yang kuat hingga seberat apapun masalahnya bisa dengan mudah dilewati. Apa kuncinya? Karena ibuku punya pegangan agama yang kuat. Ada satu hadits yang menjadi penguat hati ibu ketika masalah terjadi.

"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)

Syukur dan sabar menjadi kunci beliau kuat dalam menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya. Sebuah pelajaran hidup yang selalu ibu gaungkan pada anak-anaknya. 

Berbuat Baik Kepada Siapa Saja Termasuk Mereka yang Menyakitimu

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ibu adalah tempatku yang leluasa untuk bercerita. Aku menceritakan dinamika kehidupanku terutama kehidupan pekerjaanku. Aku bercerita tentang bagaimana respon orang lain yang tidak mengenakkan dan menyakitkan bagiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun