Adik iparku seorang anak millennial prestatif dulu pernah menjadi kepala PAUD, dan tahukah kamu berapa gajinya? Hanya Rp. 150.000 per bulan. Wow! Miris bukan? Namun, keikhlasannya mengajar di PAUD membawanya kuliah S2 di Australia dengan beasiswa Australia Award. Bahkan adik iparku bisa membiayai kedua orang tuanya berumroh. Mengagumkan bukan!
Gaji pas-pasan bukan berarti membatasi impian, bukan?
Tahun 2020, aku memulai mendobrak keterbatasan dari gaji yang pas-pasan.
Aku bertekad pokoknya tahun depan yakni 2021, uang untuk mendaftar haji berdua dengan suami sudah terkumpul.
Selama cuti melahirkan, aku memutuskan untuk menekuni passionku dalam menulis dengan terjun ke dunia blogging. Aku investasi uang sejumlah Rp. 1.200.00 untuk ikut mentoring blogging, keputusan yang berat karena harga kelas itu hampir setara dengan dua bulan gajiku. Tapi bismillah, aku bulatkan tekad.
Alhamdulillah, kebulatan tekadku membuahkan hasil. Investasi yang aku keluarkan untuk ikut kelas balik modal seketika, aku mendapatkan job menulis mulai dari sebagai seorang bloger, freelance content writer, copywriter, ghostwriter, dan terakhir dapat job untuk mengedit buku seorang pengusaha terkenal. Alhamdulillah. Hasil dari pekerjaan sampinganku ini alhamdulillah bisa mencapai kurang lebih 40% dari uang pendaftaran haji untuk satu orang.
Jadi, gaji pas-pasan tidak membuat tekadku ngepas untuk mewujudkan impian berhaji di usia muda. Tiga prinsip ini yang aku pegang:
1. Rezeki Tak Terbatas Gaji
Bagiku rezeki tak terbatas hanya pada gaji dari pekerjaan harian kita. Rezeki kita juga bisa datang dari hal lainnya seperti dengan menyambung silaturahmi dengan teman lama, berkomunitas, berkegiatan sosial, mengamalkan ilmu yang bermanfaat, dan masih banyak lagi. Dari hal-hal seperti itu uang yang merupakan bagian dari rezeki datang mengalir dengan mudah.
2. Keyakinan Kita Pada Allah Adalah Kunci Lancarnya Rezeki Kita
Meski sekarang gaji kita pas-pasan, tetapi yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Kita harus yakin bahwa rezeki itu asalnya dari Allah dan ketika kita ingin minta apa-apa maka mintalah pertama pada Allah.
3. Berbaik Sangka Kepada Allah
Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Hal ini sering sekali terbukti dalam kehidupanku. Ketika aku berprasangka baik kepada Allah bahwa hari ini akan datang rezeki yang tak terduga-duga, maka benar, ada saja rezeki yang datang pada hari itu.