Pada bulan Maret tahun 2020 lalu, virus Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi ini mulai masuk ke Indonesia. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin meningkat, hingga saat ini telah terkonfirmasi sampai jutaan orang lebih. Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satunya yaitu aspek pendidikan.Â
Segala bentuk kegiatan yang melibatkan banyak orang pun terpaksa dilakukan di rumah, termasuk kegiatan belajar yang awalnya dilaksanakan di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring. Dengan adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh, proses pembelajaran menjadi kurang optimal terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).Â
Tidak semua masyarakat memiliki perangkat teknologi dan akses ke internet untuk pembelajaran jarak jauh. Kemudian juga tidak semua sekolah siap melaksanakan pembelajaran dengan metode ini karena perlu beradaptasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, program Kampus Mengajar Angkatan I hadir sebagai solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran selama pandemi di Sekolah Dasar khususnya yang masih berakreditasi C ataupun B.
Kampus Mengajar Angkatan I merupakan salah satu bentuk pelaksanaan MBKM berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) berbagai desa/kota di Indonesia. Program ini merupakan pengembangan dari program yang telah ada sebelumnya yaitu Kampus Mengajar Perintis tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Â
Mahasiswa yang dilibatkan dalam program yaitu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Program Kampus Mengajar Angkatan I ini sangat penting untuk merevitalisasi pendidikan nasional di tengah pandemi. Dengan bantuan mahasiswa, akan membuka lebar kesempatan belajar yang optimal bagi peserta didik.
Tujuan dari program Kampus Mengajar Angkatan I adalah untuk membantu pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya di daerah 3T dan masih berakreditasi C ataupun B guna mengoptimalkan pembelajaran ditengah kondisi pandemi Covid-19. Adapun poin tujuan yang dipaparkan oleh Kemendikbud (2021) diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
- Membantu sekolah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang optimal terhadap semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi.
- Memberikan kesempatan belajar optimal kepada semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi tebatas dan kritis selama pandemi.
Dari sekitar 15 ribu mahasiswa, saya terpilih menjadi salah satunya. Tempat saya melaksanaan program Kampus Mengajar Angkatan I adalah SD Negeri Buahngariung 1 yang berlokasi di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. SD Negeri Buahngariung 1 merupakan SD alihan karena lokasi sebelumnya masuk dalam wilayah bendungan Jati Gede.Â
Akreditasi SD ini sebelum pindah lokasi adalah B, setelah pindah kemudian turun menjadi C karena banyak hal yang belum tertata kembali seperti administrasi dokumen sekolah yang belum diperbarui.Â
Sejak diberlakukannya kebijakan SFH (Study From Home) atau belajar dari rumah oleh mendikbud, sistem pembelajaran di sekolah ini dilaksanakan dengan model Blended Learning antara pembelajaran daring melalui Whatsapp dan luring di sekolah. Untuk penggunaan metode pembelajaran daring dan luring diserahkan kepada guru kelas masing-masing.
Pada pelaksanaan program Kampus Mengajar Angkatan I ini, saya ditempatkan di kelas 1 dengan guru kelas Bu Mulyati, S.Pd. Adapun metode yang digunakan oleh guru kelas 1 selama pembelajaran daring adalah pembelajaran melalui grup Whatsapp. Â Untuk metode pembelajaran luring biasanya digunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi, serta menerapkan pendekatan saintifik.Â
Pembelajaran luring biasanya dilaksanakan di koridor sekolah karena kebijakan dari kepala sekolah yang melarang pembelajaran dalam kelas. Hal ini dilakukan karena sirkulasi udara lebih lancar untuk mencegah penyebaran virus.Â
Pembelajaran luring di sekolah ini dilaksanakan sebagai solusi atas kegiatan home visit untuk belajar dengan kelompok kecil yang mengalami hambatan. Hambatan tersebut diantaranya rumah-rumah siswa yang tidak terlalu besar sehingga terkesan padat dan terlalu berkerumun. Kemudian juga terdapat orangtua siswa yang keberatan jika belajar di rumah dengan kelompok kecil. Adapun program yang saya laksanakan yaitu:
1. Membantu Mengajar
Saya ditempatkan untuk membantu pembelajaran di kelas 1 SD Negeri Buahngariung 1 dengan berkolaborasi dengan bu Mulyati. Pembelajaran kami laksanakan dengan model Blended Learning antara pembelajaran daring dan luring. Pembelajaran daring dilaksanakan melalui grup Whatsapp sebanyak 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Jum'at. Sedangkan pembelajaran luring dilaksanakan pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu.Â
Khusus untuk hari Sabtu, pembelajaran luring hanya kegiatan olahraga saja yang dilaksanakan di lapangan dekat sekolah. Saya dan bu Mulyati melakukan pembelajaran dengan mengacu pada buku tema siswa dan media pembelajaran lainnya seperti video youtube, gambar, dan aplikasi pembelajaran. Saya menerapkan PjBL pada pertemuan pertama yaitu siswa membuat bentuk benda hidup maupun tak hidup dari plastisin. Untuk motode pertemuan selanjutnya saya menerapkan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab dengan pendekatan saintifik dan model PBL.
2. Membantu Administrasi Guru dan Sekolah
Dalam pelaksanaan program ini saya membantu administrasi sekolah dan guru. Administrasi sekolah diantaranya membantu kelengkapan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (STOK) yang meliputi pembuatan papan informasi, jadwal muatan pelajaran, dan identitas sekolah sebagai syarat kelengkapan penilaian akreditasi.Â
Selain itu, saya juga membantu administrasi guru yang meliputi pembuatan laporan BDR (Belajar Dari Rumah) siswa kelas 1 dari bulan Januari -- Maret di Microsoft Excel untuk dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, membantu membuat absensi pembelajaran daring dan merekapnya, menilai tugas siswa, serta membantu pelaksanaan PAT dan memeriksa hasilnya.
3. Membantu Adaptasi Teknologi Guru dan Siswa
Selama melaksanakan program Kampus Mengajar Angkatan I ini, saya membantu adaptasi teknologi untuk siswa dan guru. Adaptasi teknologi untuk siswa diantaranya adalah saya menggunakan media pembelajaran video dari youtube sebagai referensi siswa, media gambar, dan media aplikasi pembelajaran terkait musim yang ada di negara tropis yang dapat dimainkan di handphone.Â
Ketika pembelajaran luring, adaptasi teknologi dilakukan dengan cara menggunakan laptop untuk menjalankan aplikasi berhitung. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan yang ditampilkan di monitor dan mengklik sendiri opsi jawabannya. Adaptasi teknologi untuk guru dilakukan dengan mengadakan pelatihan pengenalan alat evaluasi pembelajaran daring seperti kahoot, quizizz, dan google form kemudian membuat evaluasi dengan google form.
Pelaksanaan program Kampus Mengajar ini berjalan dengan lancar. Kontribusi saya dan rekan-rekan dalam membantu pelaksanaan pembelajaran di SDN Buahngariung 1 sangat diapresiasi oleh guru-guru dan kepala sekolah. Menurutnya, kami berhasil menghidupkan kembali proses pembelajaran di SDN Buahngariung 1. Untuk mengetahui dokumentasi detail dari kegiatan ini, dapat dilihat melalui video berikut https://www.youtube.com/watch?v=OpSY2pzywd4&t=14s.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H