Abstrak
Seorang perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan tentu memperhatikan profesionalisme keperawatan yang selalu ditumbuhkan dan ditingkatkan oleh seorang perawat. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan adalah dilakukan dari dalam diri sendiri, yaitu adanya pengembangan kepribadian dalam sikap dan perilaku perawat. Pengembangan kepribadian yang dapat meningkatkan profesionalisme keperawatan perlu menjadi perhatian kita semua Dimana seorang Perawat harus belajar bagaimana melakukan pengembangan kepribadiannya sehingga berdampak untuk dirinya dan di lingkungan kerja agar dapat melakukan praktik keperawatan yang terbaik.
Kata kunci: Profesionalisme keperawatan, pengembangan kepribadian, perawat
Kepribadian pada masing-masing individu berbeda-beda. Ada beberapa faktor pada individu yang dapat mempengaruhi kepribadian untuk tumbuh dan berkembang. Kepribadian menurut Maramis. (1999) dalam Utami, dkk. (2016) adalah terkait semua hal tentang pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang seorang individu sering gunakan beradaptasi terhadap hidupnya. Kepribadian seseorang adalah tampilan atau karakteristik yang muncul saat berinteraksi dengan orang lain. Kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dipengaruhi oleh kepribadian perawat dalam berpikir kritis. Sebagai individu, untuk mencapai keinginan dan tujuan yang diidamkan tentunya mampu dalam bersikap sejalan dan aktif meningkatkan potensi serta kesadaran dalam dirinya yang dibutuhkan untuk mengembangkan kepribadian.
Pengembangan kepribadian digunakan untuk meningkatkan sikap dan perilaku. Adanya latihan pengembangan kepribadian membuat individu menjadi pribadi yang baik dan unggul serta memberi dampak baik pula bagi lingkungan kerjanya. Khususnya saat perawat berhubungan dengan pasien dan orang lain. Dengan adanya kegiatan pengembangan kepribadian, individu dapat menanamkan nilai dan juga kebiasaan dalam kehidupannya sesuai dengan profesinya (Utami, dkk. 2016).
Perawat dapat melihat dan melakukan penilaian terhadap kepribadiannya dengan membuat Johary Windows yang terdiri dari 4 jenis. Terdapat diri terbuka yang mana ini diketahui oleh masing-masing individu dan orang lain, diri buta yaitu individu sendiri tidak tahu tapi orang lain mengetahuinya, diri tersembunyi yaitu hanya dirinya sendiri yang tahu sedangkan orang lain tidak, dan diri gelap di mana baik orang lain maupun dirinya tidak mengetahui kepribadian yang ada pada dirinya.Â
Menurut Utami, dkk. (2016) terdapat 4 tipe-tipe kepribadian yang ada pada individu yaitu:
Koleris, kepribadian ini keras dalam berpikir, percaya diri, dan suka pada ide-ide yang baru namun gampang bosan pada hal yang mendetail.
Melankolis, di mana kepribadian ini sangat rapi terencana dan mempunyai prinsip sehingga selalu pada orientasi yang jelas sesuai fakta yang ada.Â
Sanguinis, pada tipe kepribadian sanguinis mudah untuk berbaur dengan sesama, suka untuk berinteraksi dan senang-senang namun tidak suka pada hal yang mendetail.
Plegmatis, sifat kepribadiannya mudah down jika berada pada tekanan baru sehingga harus diberikan rasa percaya diri yang banyak, merupakan tipe kepribadian ini dapat diandalkan.
Tipe kepribadian yang dimiliki perawat tentunya akan mempengaruhi perilaku perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Perawat yang profesional dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain disekitarnya, baik itu pasien, teman profesi, dan lainnya. Namun, Pengembangan kepribadian membuat setiap individu berusaha yang terbaik dalam mengembangkan kualitas baik dalam dirinya. Bagi perawat, pengembangan kepribadian ini bagaimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan profesional pada pasiennya dan memberikan peran yang besar. Dengan adanya kepribadian membuat perawat dapat berpikir kritis dan tepat dalam menemukan solusi untuk membantu penyembuhan pasien (Bambang, dkk. 2017).
Perawat mengembangkan kepribadiannya dalam menerapkan caring dalam asuhan keperawatannya. Tidak semua perawat memiliki sikap caring pada pasiennya, karena itu adanya kepribadian yang baik mendukung perawat untuk menerapkan caring serta membantu menemukan solusi bagi permasalahan pasien yang dihadapinya. Saat melakukan caring, perawat terlebih dahulu harus melakukan pendekatan, membangun hubungan saling percaya, perhatian terhadap pasien. Kepribadian perawat yang hangat ini akan membuat pasien merasa nyaman saat berada di sekitar perawat (Pardede, J., Saragih, M. and Simamora, M. 2020).
Kepribadian yang dimiliki perawat dapat dilihat saat melakukan asuhan keperawatan. Perawat dengan tipe kepribadian yang cenderung terbuka atau ekstrovert lebih sering untuk melakukan sikap caring, perawat dengan tipe kepribadian ini lebih sering berinteraksi dengan pasiennya, tidak malu-malu saat bertemu pasien, bahkan perawat dengan tipe ini berusaha untuk membuka obrolan atau kadang sedikit bercanda dengan pasien. Berbeda halnya dengan perawat yang memiliki kepribadian yang tertutup cenderung atau introvert, yang lebih banyak diam dan tidak berbicara saat bersama  dengan pasien maupun dengan rekan sejawat. Hal ini tentu akan membuat komunikasi yang terjalin satu arah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pada pasien dan keluarganya pada asuhan keperawatan yang perawat lakukan.Â
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Surakarta, sebagai seorang perawat profesional yang memberikan asuhan keperawatan, adanya faktor kepribadian berpengaruh pada kinerja perawat. Semakin baik kepribadian dari perawat maka asuhan keperawatan yang dilakukan akan semakin baik dan berpengaruh pada profesionalisme keperawatan, begitupun sebaliknya. Melalui tahap pengembangan kepribadian dapat mempengaruhi seseorang yang berperilaku. Salah satu contohnya adalah dari sebuah penelitian, ada perawat yang memiliki kepribadian tertutup namun saat memberikan asuhan keperawatan dengan pasien tetap mempertahankan profesionalismenya (Afidah, N.,& Pratiwi, A. 2011)Â
Pengembangan kepribadian individu dapat ditingkatkan dengan melakukan pelatihan bagaimana melakukan komunikasi yang efektif, adanya motivasi dari diri sendiri, dan adanya latihan kepemimpinan. Dengan adanya latihan komunikasi yang efektif, perawat dapat lebih percaya diri saat berinteraksi dengan pasien dan teman sejawat lainnya serta dapat mempererat hubungan yang semakin baik. Latihan motivasi diri juga berpengaruh karena membangkitkan semangat yang ada dalam diri untuk terus menjadi pribadi yang berkualitas dalam menjalani hidup. Dengan adanya sifat kepemimpinan dalam diri sendiri akan membuat perawat dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami pasiennya dan tidak ragu saat menetapkan keputusannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang didapat bahwa adanya pengembangan kepribadian seorang perawat penting untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan. Pada setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda. Sebagai seorang perawat yang profesional harus meningkatkan kepribadian yang baik agar mencapai kepuasan saat melakukan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien. Kepribadian yang baik mempengaruhi bagaimana cara berpikir, caring, dan membantu menyelesaikan masalah pasien dengan baik. Sehingga kedepannya perawat harus belajar bagaimana melatih mengembangkan kepribadian, baik dengan latihan terkait strategi berkomunikasi yang tepat dan efektif, menanamkan nilai motivasi dalam diri, dan belajar untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri terlebih dahulu.
Referensi
Afidah, N.,& Pratiwi, A. (2011). HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGANÂ
KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PEMBINA KESEJAHTERAAN UMMAT (PKU) MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Diploma thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Diakses dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3658/NISA%20AF%20IDAH%20-%20ARUM%20PRATIWI%20Fix.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Bambang, dkk. (2017). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer dalamÂ
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Â Jurnal IlmuÂ
Keperawatan Indonesia, Vol. 10, No. 1. Diakses dari https://jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/JIKI/article/view/188
Pardede, J., Saragih, M. and Simamora, M. (2020). Tipe Kepribadian Berhubungan denganÂ
Perilaku Caring Perawat. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), pp. 707-716. doi: https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1207.
Utami, dkk. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta: KemenkesÂ
RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H