2. Air dapat menjadi senjata selama konflik
   Penguasaan Air, baik oleh negara maupun oknum lain, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendapatkan atau mempertahankan kendali atas wilayah dan populasi atau sebagai sarana untuk menekan kelompok lawan. Sehingga air dapat menjadi senjata untuk menekan dan mempertahankan kendali atas suatu wilayah karena terjadinya asimetri kekuasaan. Kesepakatan antar pihak, kadang-kadang dicapai di bawah tekanan asimetri kekuasaan yang signifikan, yang mengakibatkan tercipta kondisi ketidaksetaraan. Sehingga bukannya menyelesaikan konflik, malah memperpanjang konflik dan mempersulit pihak yang paling lemah untuk memenuhi hak-hak mereka.
   Salah satu bentuknya Perjanjian Interim Israel-Palestina mengenai Tepi Barat dan Jalur Gaza, dimana asimetri kekuatan yang timbul dari kekuatan militer Israel menghalangi penerapan prinsip-prinsip hukum internasional, sehingga mengakibatkan ketimpangan akses terhadap air di wilayah pendudukan Palestina. Berdasarkan Perjanjian tersebut, 80 persen air dialokasikan untuk keperluan Israel, sementara hanya 20 persen diperuntukkan bagi warga Palestina. Hal ini tidak hanya membatasi realisasi hak asasi manusia bagi warga Palestina tetapi juga melanggengkan konflik yang bersifat kronis.
   Harus di ingat, bahwa tekanan hak atas air bagi warga Palestina sudah terjadi sejak dimulainya pendudukan pada tahun 1967. Dimana tiga sumber utama air tawar alami di Wilayah Palestina, yaitu: Sungai Yordan, akuifer pesisir, dan akuifer pegunungan dikuasai di bawah yurisdiksi militer Israel (Perintah Militer No. 92, tahun 1967). Bahkan Israel melarang warga Palestina untuk membangun instalasi air baru atau memelihara instalasi yang sudah ada tanpa izin militer. Perintah ini masih berlaku dan hanya berlaku bagi warga Palestina, dan tidak bagi pemukim Israel, yang diatur berdasarkan hukum Israel.
3. Air dapat menjadi korban konflik
   Ketika sumber daya air, sistem air atau tenaga kerja di fasilitas air menjadi korban yang disengaja atau tidak disengaja. Serangan yang menargetkan terhadap infrastruktur sipil, baik sumber air, sistem atau instalasi pengolahan air, dan sistem distribusi air akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius  dan melanggar hukum kemanusiaan internasional.
   Sebagai contoh tindakan Israel dalam membanjiri terowongan bawah tanah dengan air laut dalam Konflik yang terjadi di Palestina. Padahal menurut perkiraan Koordinator Kemanusiaan untuk Wilayah Pendudukan Palestina Lynn Hastings, maka tindakan Israel yang membanjiri terowongan dengan air laut akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air dan sanitasi yang sudah rapuh di Gaza, sehingga mengurangi akses masyarakat terhadap air bersih di Gaza. Tak hanya itu, infiltrasi air laut ke daratan dapat berdampak pada generasi mendatang, karena membahayakan sistem akuifer, yang menjadi sumber air minum utama bagi warga Gaza. Jika air telah didesalinasi untuk masyarakat di Gaza, maka hal ini dapat membahayakan ekosistem Gaza yang sudah sangat rapuh, dan bahkan ada risiko runtuhnya bangunan dan jalan, karena meningkatnya tekanan dan infiltrasi air laut ke Gaza.
Air memiliki banyak fungsi bagi manusia, di antaranya :
- Memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
- Mencuci dan membersihkan diri.
- Sumber energi.
- Mentransportasi mineral, vitamin, protein, dan zat gizi lainnya ke seluruh tubuh.
- Mempertahankan kelembapan kulit.
- Menjaga suhu tubuh tetap terjaga.
Air juga merupakan komponen yang dibutuhkan untuk membentuk ekosistem. Ekosistem adalah komunitas makhluk hidup atau spesies yang membutuhkan air untuk hidup. Untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, air perlu dijaga dan dipelihara. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga air adalah :
- Tidak menebang hutan sembarangan
- Menghemat air, biasakan menutup keran saat tidak digunakan, seperti saat menggosok gigi atau mandi.
- Melindungi sumber air, hindari membuang sampah, limbah, atau bahan kimia berbahaya ke sungai, danau, dan mata air.
- Membuang sampah pada tempatnya, sampah yang menumpuk di saluran air atau sungai dapat menyebabkan pencemaran dan banjir.
- Mendaur ulang barang bekas, sampah kering seperti botol air mineral atau kertas bisa didaur ulang oleh pabrik.
- Melakukan penghijauan, pohon berfungsi untuk menyimpan cadangan air.
- Meminimalisir penggunaan bahan kimia, bahan kimia yang larut dalam air dapat merusak ekosistem air.
- Melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya melestarikan kebersihan air.
- Membangun waduk, membangun waduk di area yang berpotensial mengalami kekeringan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI