Mohon tunggu...
Nabila Yuniar Pratista
Nabila Yuniar Pratista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya berkuliah di kampus Akatirta Magelang, jurusan Teknik Lingkungan asal saya dari Banyumas, Purwokerto hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Air Adalah Sumber Kehidupan

11 Januari 2025   05:14 Diperbarui: 10 Januari 2025   18:28 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

      Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup di bumi. Air dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup kecil hingga makhluk hidup besar seperti hewan. Air merupakan elemen esensial bagi kehidupan di permukaan Bumi. Bumi adalah planet biru, hampir tiga perempat permukaan bumi diselimuti air. Meskipun air ada dimana-mana, namun kebanyakan air bersifat asin (air laut), air tawar (freshwater) adalah sumber daya yang terbatas. Lebih dari dua pertiga air tawar tersimpan dalam es di daerah kutub atau di gletser dan jauh di daerah pegunungan, kurang dari sepertiganya adalah air tanah, dan hanya 0,3 persen yang merupakan air permukaan (sungai, danau, dan waduk).

      Air tawar berupa air permukaan, air tanah dan air hujan merupakan sumber daya penting bagi semua organisme hidup. Sebagian besar organisme memiliki kandungan air 50–90% dan terdapat ambang batas kritis yang harus dipertahankan agar dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Selain itu, air juga berfungsi sebagai habitat penting bagi banyak organisme di berbagai lingkungan, mulai dari gurun yang sangat gersang hingga hutan hujan tropis.

      Menurut Laporan Sumber Daya Air Dunia Tahun 2024 (The United Nations World Water Development Report 2024: Water For Prosperity and Peace), penggunaan air tawar meningkat hanya di bawah 1% per tahun, didorong oleh kombinasi pembangunan sosio-ekonomi dan perubahan terkait pola konsumsi, termasuk pola makan. Selain itu, sekitar setengah populasi dunia saat ini mengalami kelangkaan air yang parah setidaknya selama satu tahun. Seperempat populasi dunia menghadapi tingkat kekurangan air yang ‘sangat tinggi’, karena menggunakan lebih dari 80% pasokan air bersih terbarukan setiap tahunnya.

      Rekor curah hujan ekstrem telah meningkat di seluruh dunia dan intensitas kekeringan meteorologis. Perubahan iklim diperkirakan akan memperparah siklus air global, dan semakin meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan banjir. Beberapa dampak yang paling parah akan dirasakan di negara-negara kurang berkembang, juga di pulau-pulau kecil dan di Kutub Utara. Di satu sisi, bahaya banjir dan tenggelam semakin tinggi. Sementara, separuh populasi dunia menghadapi kekurangan air yang parah. Pada tahun 2002 dan 2021, kekeringan berdampak lebih dari 1,4 miliar orang dan menyebabkan kematian hampir 21.000 orang.

      Langkah-langkah perlindungan dan pelestarian sumber daya air merupakan suatu keniscayaan. Peringatan Hari Air Sedunia memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat agar menghargai sekaligus dapat meningkatkan kesadaran pelestarian sumber daya air dalam mendukung kehidupan.

      Air adalah hak asasi yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Ketersediaan dan pengelolaan air yang berkelanjutan merupakan salah satu tujuan dari Tujuan Pembangunan. Namun, pemenuhan kebutuhan atas sumber daya air masih belum tercapai, dimana sebanyak 2,2 miliar orang masih hidup tanpa air minum yang dikelola dengan baik, termasuk 115 juta orang yang meminum air permukaan. Situasi terkait sanitasi yang dikelola secara aman masih memprihatinkan, dengan 3,5 miliar orang tidak memiliki akses terhadap layanan tersebut. Kota-kota tidak mampu mengimbangi percepatan pertumbuhan penduduk di perkotaan.

      Seruan Air Untuk Perdamaian (Leveraging Water for Peace) menjadi tema Hari Air Sedunia tahun 2024 ini. Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada Hari Air Sedunia menekankan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kerja sama air lintas batas: “Air untuk perdamaian menjadi tema Hari Air Sedunia tahun 2024. Pencapaiannya bergantung pada kerja sama yang jauh lebih besar. Saat ini, 153 negara berbagi sumber daya air. Namun hanya dua puluh empat negara yang melaporkan perjanjian kerja sama untuk semua sumber air yang mereka gunakan bersama.

      Air dapat menjadi alat perdamaian masyarakat dan negara bekerja sama dalam memanfaatkan sumber daya bersama dengan baik. Namun, air juga dapat memicu dan memperparah konflik ketika akses tidak diberikan dan penggunaan dibagi secara tidak adil. Dalam konflik yang terjadi, air seringkali berperan dalam berbagai keadaan, yaitu:

1. Air dapat menjadi pemicu konflik

      Ketika kepentingan negara, maupun bagian wilayah suatu negara yang membutuhkan air saling benturan, atau ketika kuantitas dan kualitas air menurun, yang dapat berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem. Kegagalan peraturan internasional dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas dapat menjadi pemicu konflik atau perebutan sumber daya air.

      Seperti kasus penjajahan Israel di wilayah Palestina yang telah meningkatkan kelangkaan lahan, fragmentasi wilayah, dan urbanisasi. Israel juga memberlakukan pembatasan akses dan kendali atas sumber daya alam, termasuk air. Dimana sejak tahun 2005 Israel memblokade wilayah Gaza, dan telah membuat Gaza seolah-olah sebagai sebuah kamp konsentrasi terbesar di dunia dengan 2 juta orang penduduk Pelestina. Pada tahun 2020, UNICEF memperkirakan hanya 10 persen penduduk Gaza yang memiliki akses langsung terhadap air minum yang bersih dan aman, sedangkan 90 persen sisanya tidak memiliki akses terhadap air minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun