Mohon tunggu...
Nabila Yumedika Shanda
Nabila Yumedika Shanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya menulis tentang banyak hal, baik mengenai diri sendiri, lingkungan dan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zel, Si Barista yang Tangguh

4 Januari 2024   14:29 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:01 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zel, begitu dia ingin dipanggil, berusia 19 tahun dan hidup dari keluarga yang sederhana,  Ayahnya yang bekerja di sawah sedangkan sang Ibu memilih untuk tinggal di rumah dan menjahit baju pesanan sembari menjaga putra putrinya yang masih kecil, saat dua putra lainnya yang sudah bisa hidup mandiri di rantau, anak pertama kini menempuh pendidikan kuliah di Sastra Jepang Universitas Andalas yang bahkan sudah mengikuti pertukaran mahasiswa dua kali ke Bali.

Dan anak kedua Zel, teman yang sudah saya kenal sejak saya mulai berkuliah di Universitas Andalas, menjadi teman pertama saya di kampus, hingga pada suatu ketika Zel memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya karena terhalang ekonomi yang membuat Zel menghentikan mimpinya, Zel yang merupakan seorang mahasiswa di Universitas Andalas jurusan Sastra Minangkabau, sudah merasa nyaman dengan jurusan yang ia pilih saat itu, harus terpaksa meninggalkan kenyamanan itu karena banyak faktor yang menghambat ia dalam berproses, kepada saya Zel bercerita bahwa ia ingin sekali melanjutkan pendidikannya di jurusan Psikologi, tapi sekali lagi yang paling saya benci, bagaimana uang mampu menghambat mimpi seseorang, Zel bukan tidak pernah mencoba untuk mencari beasiswa, tapi belum pada kesempatan di mana ia mendapatkan itu.

Tidak pernah menyerah itu yang selalu saya gambarkan kepada sosok Zel, ia selalu ingin mencoba, selama waktu luang yang ia punya sembari menunggu pembukaan pendaftaran mahasiswa baru lagi, Zel mulai bekerja sebagai barista, juru masak, waiters, jual baju, semua Zel lakukan agar tetap hidup dan waras ditengah tuntutan yang datang dari seorang pemuda yang mempunyai mimpi besar, bahkan dalam satu hari Zel bisa bekerja di dua tempat yang berbeda sekaligus, ketika saya bertanya apa pencapaian yang saat ini ia banggakan, dengan tegas Zel menjawab "Aku mempunyai pencapaian dalam banyak hal, aku bisa menjadi barista dan meracik minuman, aku jadi belajar memasak, dan tau bagaimana mengelola sebuah usaha" saya tidak pernah menyangka Zel akan menjawab seperti itu, bagi Zel ilmu yang ia dapatkan selama bekerja adalah pencapaian terbesar dalam hidupnya.

Zel saat ini menjadi mahasiswa semester 1 di Universitas Negeri Padang jurusan Manajemen Perhotelan, Zel pernah bercerita kepada saya bagaimana cara ia untuk tetap bertahan di jurusan yang tidak ia inginkan, tapi ada perasaan ragu didalam hatinya, jika ia menyerah dengan jurusan ini maka ia akan butuh waktu yang lama untuk terus mengulang lagi dan lagi, mendaftar beasiswa juga tidak kunjung lolos, sedangkan di rumah sang Ibu mulai mengeluhkan kondisi ekonomi pada Zel, sebagai seorang anak laki-laki, tentu saja itu menjadi tamparan bagi Zel, memang orangtua Zel tidak menuntut apa apa kepada anak mereka, tapi sebagai anak Zel cukup peka dengan kondisi keluarga, di sisi lain ia mempunyai mimpi, di sisi lainnya ia mempunyai tanggung jawab sebagai seorang anak yang dididik dengan keras sejak kecil.

Zel hanya anak muda, dia juga ingin merasakan kebebasan untuk bisa memilih jalan hidupnya, sedangkan ia merasa tidak punya kesempatan untuk bisa memilih, saat ini marak terjadi kasus bunuh diri yang banyak dilakukan oleh anak muda, dengan berbagai alasan seperti tuntutan lingkungan, tekanan dari sana sini, dan lain sebagainya, saya cukup khawatir sebab saya selalu dapati Zel yang terkadang hilang arah dan merasa bimbang sendiri atas dirinya, saya selamanya tidak akan siap mendengar kabar buruk dari Zel, bagaimana saat ini permasalahan mental menjadi isu yang sedang si tajamkan, saya akhirnya bertanya, apakah Zel pernah terbawa suasana dengan situasi saat ini? Apakah ia sempat berpikiran yang sama dengan mereka?

"Aku tau seberapa sakit aku menahan dan bertahan atas semua yg ada, aku tidak peduli apa kata orang-orang tentang aku, yang katanya lebay atau tidak beriman. Hanya aku yg tau diriku sendiri jadi mau bagaimanapun sakitnya, menyerah bukanlah pilihan"

Sekali lagi saya katakan, Zel itu pantang menyerah dan dia orang yang hebat, Zel sempat ingin berhenti kuliah dan memutuskan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga dan sekolah adik adiknya, tapi sang Ibu meyakinkan agar putranya tetap kuliah, karena amanah itu Zel melakukan keduanya, ia bekerja dan kuliah semua ia lakukan secara bersamaan, Zel selalu memikirkan bagaimana cara agar orang tersayang yang ada di dekatnya untuk selalu dalam kedamaian, ia akan lebih memilih berjuang sendirian daripada harus mengorbankan orang lain, perkataan Zel yang saya ingat sampai sekarang adalah

"Selayaknya anak-anak  yg bisa terus menjalankan hidupnya tanpa perlu memikirkan cara agar bisa makan di esok hari, tanpa memikirkan kesehatan mental, tanpa memikirkan apapun yg dirasakan seorang anak yg kehilangan dan tersesat dijalan saat berjuang untuk masa depannya"

Zel, tidak semata-mata kuat begitu saja, melalui banyak hal dari kehilangan sampai pengorbanan untuk dirinya, bagaimana mental dan pikiran seorang anak yang ingin seperti anak lainnya, Zel tidak menyesali apapun ia hanya ingin melihat keluarganya hidup dalam tenang, melihat senyum Ibunya, dan tawa adik adiknya, Zel tidak mampu untuk mengatur hidup, tapi ia mampu  bertahan untuk tetap hidup, Zel yang berusaha tetap waras disaat banyaknya kesempatan ia untuk menyerah, karena bagi Zel

"Tabah, cara terakhir ku kembali kepadaNya. karna cuma itu dan memang itulah jalan satu-satunya. Bersabar, aku berusaha melalui semuanya sampai pada akhirnya memang aku tetap mati dan jalan aku hidup dengan kembali kepadaNya"

Zel tahu sang pemilik kehidupan tidak akan memilih sembarang orang untuk menjadi yang terkuat dari yang kuat, Zel percaya suatu hari nanti ia akan menemukan apa yang selama ini ingin ia usahakan, dan saya percaya kerja keras dan kesabaran Zel hari ini akan mendapatkan balasan yang indah di kemudian hari, Zel mungkin tidak dikenal banyak orang. Namun, melalui tulisan saya, akan saya kabarkan pada setiap orang bahwa Zel atau berapa banyak Zel di dunia ini adalah orang orang hebat yang akan selalu saya doakan hidupnya. Terimakasih Zel dan tetap hidup.

Dari Zel saya belajar untuk lebih memperhatikan orang terdekat saya, bahwa ternyata teman seusia saya saat ini berjuang untuk hidup mereka saat saya terkadang menyepelekan kehidupan yang saya punya saat ini, saya harus lebih mempedulikan orang lain, selayaknya sebagai manusia yang mampu memanusiakan manusia lain, dari Zel saya belajar arti sesungguhnya dari kuat dan bertahan, serta kerja keras yang luar biasa, sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang besar untuk Zel dan seluruh usahanya, saya harap bahagia selalu menyertaimu.

Oleh Nabila Yumedika Shanda (2210721002)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun