Ditengah pandemi COVID-19 semua kegiatan dilakukan secara jarak jauh dan online, termasuk kegiatan sekolah akan tetapi tidak semua siswa mampu untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini karena sulitnya membeli kuota internet. Dibeberapa daerah terkendala atas akses internet terutama di pedalaman daerah dan kampung. Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan kerja sama dengan beberapa operator seluler terpercaya yang memiliki banyak pengguna. Berdasarkan informasi dari laman Kemendikbud, ada empat operator seluler yang diajak kerja sama, yaitu XL Axiata, Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) dalam pengadaan kuota internet gratis untuk pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen.Â
Dengan diberikannya kuota gratis ini diharapkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) terlaksanakan dengan baik. Telkomsel telah memberikan 10 GB hingga Desember 2020, Telkomsel juga mengoptimalisasikan jaringan dengan fokus di wilayah area residensial. Dengan fokus daerah residensial ini diharapkan mempermudah akses internet agar tidak terkendala sinyal dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Telkomsel juga memanfaatkan teknologi 4.9 G dan Massive MIMO, agar lebih maksimalkan dan mudah diakses kapan pun, terutama saat kondisi di mana trafik komunikasi data yang cukup padat karena pada masa pandemi ini kegiatan lebih banyak dilakukan secara online dibandingkan secara offline.Â
XL Axiata juga turut memberikan beberapa paket internet khusus yang bekerjasama dengan kartu Axis memungkinkan para pelajar dan mahasiswa untuk mendapatkan kuota data gratis sebesar 30 GB untuk mengakses aplikasi-aplikasi yang sering digunakan saat PJJ berlangsung. Seperti aplikasi Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams untuk video tatap muka, Youtube dan Google untuk belajar secara mandiri di rumah, dan media sosial seperti Whatsapp untuk percakapan jarak jauh. Sementara itu, Indosat Ooredoo sejak awal pandemi menghadirkan beberapa program yang berlangsung hingga saat ini. Indosat Ooredoo juga menjalin kerja sama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta, Kemenag RI, serta Dirjen Dikti Kemendikbud dalam penyediaan layanan mobile service lainnya, dan layanan data edukasi untuk memperlancar pengadaan PJJ saat ini.
Hutchison Tri Indonesia (3) atau yang dikenal dengan Tri (3) turut memberikan dukungan PJJ melalui kuota internet gratis untuk siswa, guru, mahasiswa dan dosen. Tri Indonesia juga menghadirkan kuota 30 GB yang diberikan pada bulan pertama khusus untuk siswa, guru, mahasiswa dan dosen, baik pelanggan lama maupun pelanggan baru. Kuota 30 GB terbagi-bagi kuota menjadi, 10 GB yang digunakan untuk mengakses semua aplikasi, dan 20 GB yang digunakan untuk mengakses beberapa aplikasi e-learning seperti Ruangguru, Edmodo, Zenius, dan Google Classroom, dan sebagainya dalam 24 jam selama 30 hari. Â Walaupun Kemendikbud turut membantu dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), keluarga sebagai salah satu tempat pendidikan utama harus lebih intensif dalam membimbing dan mengajari anaknya sendiri karena orang tua adalah guru pertama sang anak, baik dan buruk nya anak adalah cerminan ajaran orang tuanya.
Pada masa pandemi ini, Pemerintah harus mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan dalam kegiatan PJJ terlebih untuk para guru dan siswa yang kurang mampu. Selain itu, terkendalanya sinyal turut menyulitkan para siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengadakan kembali belajar tatap muka yang diselenggarakan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti yang dijabarkan pada Kompas.com, belajar tatap muka sudah ditetapkan oleh SKB 4 Menteri bahwa sekolah dapat melakukan belajar muka tatap muka di Juli 2021. Sebagai buktinya guru, dosen, dan tenaga kependidikan telah divaksin. Selain itu, sekolah yang bisa melakukan belajar tatap muka harus dilengkapi peralatan kesehatan seperti sabun cuci tangan, wastafel, dan disinfektan. Dengan diadakannya pelaksanaan belajar tatap muka diharapkan seluruh warga sekolah dapat menaati prosedur kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes secara ketat.
Akan tetapi, pengadaan pembelajaran tatap muka hanya 50 persen dan 50 persen lainnya diadakan secara online. Dengan diadakannya hal tersebut, para orang tua siswa tidak terlalu mengkhawatirkan pendidikan dan kendala yang disebabkan pandemi. Setelah pandemi ini selesai, diharapkan pemerintah meningkatkan infrastruktur dan pengajaran di sekolah secara merata, karena dengan meratanya pendidikan Indonesia akan mendapatkan bibit unggul pada masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H