Setiap puisi, novel, cerpen dan beberapa karya tulis pasti memiliki hak ciptanya masing-masing. Begitupun dengan 2 puisi yang akan saya tuliskan di bawah ini. Saya harap tidak ada aktivitas plagiasi dari karya di bawah ini, kalian boleh menjadikannya contoh tapi tidak untuk di jiplak. Selamat membaca.
A. Puisi pertama
Terlalu Memaksa Tuk Sempurna
Karya : Nabilatul Kamilia
Seperti biasa
Malam ini ku bersandar
Bersandar pada dahan kayu yang kukuh
Menatap jauh nabastala, terpancar sinar rembulan dan juga bintang
Seakan-akan bergembira di atas sana
Pikiranku pun mengajak berkelana
Memikirkan kehidupan masa depan
Memikirkan asmara
Memikirkan masalah silih berganti
Memikirkan masa lalu sedikit kelam karenanya
Bahkan terlintas di pikiranku
Mengapa sampai saat ini aku tak menjadi apa apa
Mengapa sampai detik ini aku tetap ditempat yang sama
Tanpa ada kemajuan
Tanpa sadar ku terjatuh terlalu dalam, sakit rasanya
Wahai diriku
Maafkan aku jika tak lagi mempercayaimu
Maafkan aku jika tak lagi menghargaimu
Padahal, begitu banyak usaha yang telah kamu berikan untukku
Untuk membahagiakan diriku yang entah ada dimana
Aku lupa untuk bersyukur
Hingga terjebak dalam pikiran yang tak seharusnya di pikirkan
Aku tau, suatu kesalahan yang besar
Ketika memaksa diri ini untuk menjadi manusia sempurna
Padahal, Sang Pencipta pun telah memenuhi apa yang kubutuhkan
Untuk menjalani hidup
Untuk memperbaiki apa yang seharusnya di perbaiki
Maaf, maafkan aku
Tak pantas ku paksa paripurna
Karena tak ada yang sempurna
Sungguh, sempurna itu milik Sang Pencipta
Bangkalan, 23 April 2021
B. Puisi Kedua
Hari Ini Bercerita
Karya : Nabilatul Kamilia
Pagi ini
Bumantara terlihat begitu indah
Tampak mega bersinar cerah
Seakan akan ingin menceritakan sesuatu
Harsa mungkin
Terdengar hembusan Anila yang tenang
Seperti tidak ada alasan tuk lara
Terdapat pula bianglala yang cantik nan indah
Tak sadar sebuah lengkungan terbentuk
Lengkungan senyuman di bibirku
Kaprah, ku melihat sekitar
Mata ini tertuju kepada gadis kecil
Yang menari dengan rasa harsa
Disisi lain, ku melihat pengimis jalan
Rupanya dia sedang lara
Tidak semua orang merasakan hal sama
Kegerunan terkadang dapat menghantui
Romansa pun terkadang tak berakhir indah
Itu semua asrar Sang Pencipta
Kita hanya bisa berencana tapi Sang Pencipta yang menentukan
Bangkalan, 28 april 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H