Mohon tunggu...
Nabila Suha Faizah
Nabila Suha Faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Tradisi Perayaan Idul Adha Penuh Makna dari Berbagai Daerah di Indonesia

4 Juli 2022   10:52 Diperbarui: 4 Juli 2022   10:59 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi ini dilakukan masyarakat Aceh untuk mengungkapkan rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh hingga saat ini.

6. Manten Sapi di Pasuruan           
Tradisi ini diselenggarakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha oleh masyarakat Pasuruan, Jawa Timur sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih. Tradisi ini juga sebagai pengingat pentingnya berkurban bagi yang mampu secara ekonomi.

Uniknya, sapi yang akan dikurbankan didandani layaknya pengantin. Biasanya sapi diberi kalung bunga tujuh rupa, dibalut kain kafan sebagai tanda kesucian orang yang berkurban, serta dibalut sorban dan sajadah. Setelah didandani, semua sapi diarak menuju masjid tempat penyelenggara kurban dan diserahkan kepada panitia kurban.

7. Kaul Negeri dan Abda'u di Tulehu, Maluku Tengah
Selanjutnya, tradisi Kaul dan Abda'u yang sudah dilaksanakan warga sejak ratusan tahun lalu. Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan dua kali yaitu setelah salat Id untuk umum dan penyembelihan tiga ekor kambing secara khusus. Sebelum disembelih, tiga kambing tersebut digendong menggunakan kain oleh pemuka adat dan agama dan diarak menuju masjid sambil diiringi alunan dzikir dan shalawat. Penyembelihan dilakukan sesudah Ashar.

Tujuan tradisi Kaul Negeri dan Abda'u untuk menolak bala dan sebagai permohonan perlindungan kepada Allah bagi negeri dan masyarakat Tulehu.

8. Jemur Kasur di Banyuwangi
Masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi melakukan tradisi jemur kasur menjelang Idul Adha sebagai penolak bala dari penyakit, masalah rumah tangga, dan bencana alam. Sebelum jemur kasur dimulai, terlebih dahulu diadakan tarian gandrung.

Biasanya kasur yang digunakan adalah kasur gembil berwarna merah sebagai simbol keberanian dan warna hitam sebagai simbol langgeng. Kasur dijemur dari pagi hingga melewati tengah hari. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, keampuhan ritual ini akan menghilang jika memasukkan kasur terlalu sore. 

Pada malam hari, masyarakat suku Osing melakukan tradisi lain yaitu Tumpeng Sewu.

9. Ngejot di Bali
Ngejot juga merupakan tradisi turun-temurun yang berarti  memberi. Tradisi di Pulau Dewata ini dilakukan dengan membagi-bagikan makanan dan minuman kepada tetangga sebagai ungkapan terima kasih serta sebagai wujud toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

Makanan yang diberikan dapat berbagai macam. Makanan yang diberikan berupa makanan yang tidak bertentangan dengan ajaran agamanya. Tradisi Ngejot tidak hanya dilakukan saat menjelang Idul Adha, melainkan juga dilakukan umat Hindu saat Hari Raya Nyepi, Galungan, dan Kuningan.

10. Accera Kalompoang di Gowa
Accera Kalompoang merupakan tradisi keagamaan yang sakral bagi masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Upacara ini pertama kali dilaksanakan oleh Raja Gowa yang pertama kali memeluk agama Islam, Sultan Alauddin pada tahun 1605.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun